Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Kinerja Keuangan BAC Stagnan, Lalu Bagaimana Proyeksi Untuk Kuartal Depan? 
shareIcon

Kinerja Keuangan BAC Stagnan, Lalu Bagaimana Proyeksi Untuk Kuartal Depan? 

17 Apr 2024, 2:39 AM·Waktu baca: 2 menit
shareIcon
Kategori
Kinerja Keuangan BAC Stagnan, Lalu Bagaimana Proyeksi Untuk Kuartal Depan? 

Bank of America (BAC) baru saja merilis laba dan pendapatannya di kuartal I 2024. Lantas, seperti apa hasilnya? Simak selengkapnya di bawah ini!

Kinerja Keuangan Bank of America

Pendapatan Bank of America (BAC) pada kuartal satu 2024 bertumbuh -1,6% YoY menjadi US$25,98 miliar, lebih tinggi 1,7%  dibandingkan ekspektasi analis yang berada di level US$25,4 miliar. Adapun dari sisi profit (net income) juga mengalami pertumbuhan -18% YoY menjadi US$6,7 miliar dari US$8,2 miliar, sehingga membuat EPS perusahaan berada di level US$0,76 atau lebih kecil dibandingan EPS 1Q23, yang berada di level US$0,94. 

Penurunan pendapatan disebabkan karena ekspansi bisnis organik dari BAC yang memiliki pertumbuhan stagnan, sebagai contohnya adalah pertumbuhan loan sebesar 1%, padahal loan merupakan revenue driver terbesar bagi bank. Selanjutnya, penurunan laba disebabkan oleh biaya pre-tax Bank yang membengkak menjadi sebesar US$8,6 miliar karena adanya transisi dari London Interbank Offered Rate. 

Dari sisi interest income mengalami pertumbuhan -3% YoY menjadi US$14,0 miliar, yang disebabkan oleh rendahnya simpanan DPK yang turut memperbesar cost of fund perbankan. Hal ini turur membuat net interest yield menurun sebesar ke 1.99% dari 2,2% apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

Dari sisi modal inti bank, BAC memiliki tier 1 capital sebesar US$197 miliar atau lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di level US$ 184 miliar. Secara keseluruhan modal inti BAC memiliki ratio sebesar 11,8% atau 184 bps lebih tinggi dibandingkan ketentuan minimum yang telah ditetapkan. 

Proyeksi Masa Depan

Pada kuartal selanjutnya, CFO BAC (Alastair Borthwick) mengatakan bahwa net interest income di 2Q24 memiliki kemungkinan untuk mengalami penurunan menjadi US$14 miliar. Hal ini disebabkan karena adanya penurunan performa pada segment wealth management dan interest income lainnya. Selain itu, BAC juga belum bisa menurunkan cost of fund nya seiring dengan The Fed yang masih mempertahankan suku bunga untuk menekan inflasi. 

Sehingga dapat dikatakan, kinerja keuangan BAC juga memiliki ketergantungan yang tinggi dengan keputusan kebijakan suku bunga dari The Fed. Apabila The Fed kembali meningkatkan ataupun mempertahankan suku bunga, hal ini dapat membuat kinerja keuangan BAC menjadi semakin tertekan seiring dengan lesunya tingkat pengambilan kredit karena suku bunga yang tinggi, yang diiringi dengan pertumbuhan cost of fund bank yang berpotensi pada tertekannya NII bank, serta membuat unrealized losses bank menjadi membengkak akibat penurunan harga obligasi yang semakin dalam (BAC memiliki banyak obligasi, ketika suku bunga naik maka value obligasi turun). 

Namun secara keseluruhan, analis memproyeksikan bahwa pada tahun 2024 (Full Year), BAC akan memiliki pendapatan sebesar US$102,3 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 3,8% YoY yang diiringi juga dengan pertumbuhan EPS sebesar 6,3% menjadi US$3,27. 

Transaksi BAC di Sini!

Ditulis oleh
channel logo

Marcella Kusuma

Right baner

Marcella Kusuma

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
earning_call
US Banking Recap: Bank Besar Masih Menggelegar
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1