Berita terkait GDP Amerika sampai dengan klaim bantuan pengangguran AS yang dipredisi akan naik. Selengkapnya dalam The Week Ahead!
Outlook Saham AS & Kripto Pekan Ini (1-5 April 2024)
1. Rilis Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi (GDP) Terbaru
Biro Tenaga Kerja AS (Bureau of Labor Statistics) akan merilis data tingkat pengangguran di AS periode November pada Jumat (5/4). Analis memperkirakan, tingkat pengangguran akan berada di level 3,8% pada bulan Maret atau sedikit turun dari bulan sebelumnya di level 3,9%.
Tingkat pengangguran yang tinggi dapat menjadi indikator rendahnya pertumbuhan ekonomi. Jika banyak orang yang tidak bekerja, ini dapat mengindikasikan rendahnya kegiatan ekonomi dan investasi. Dalam situasi seperti ini, Fed mungkin cenderung menurunkan suku bunga untuk merangsang pinjaman dan investasi, dengan harapan dapat memulai kembali pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lebih banyak peluang kerja.
Alhasil, menurunnya suku bunga The Fed memberikan katalis positif bagi pergerakan harga saham. Indeks diprediksi menguat jika tingkat pengangguran berada di bawah estimasi analis.
US Unemployment Rate, Sumber: Trading Economics (2024)
2. Klaim Bantuan Pengangguran AS Diprediksi Naik
Departemen ketenagakerjaan AS (US Department of Labor) akan mengumumkan data pengajuan klaim bantuan pengangguran (Initial Jobless Claim) pada Kamis (4/4).
Ekonom memperkirakan terdapat 215.000 pengangguran yang mengajukan klaim bantuan tunakarya dari pemerintah AS pada pekan ini. Angka itu lebih tinggi dari realisasi pekan sebelumnya yakni 210.000 pengajuan.
Asal tahu saja, initial jobless Claim adalah indikator yang menggambarkan jumlah tuna karya yang mengajukan tunjangan pengangguran dari pemerintah AS.
Pasalnya, mereka tidak memiliki pekerjaan atau sedang mencari pekerjaan yang dalam waktu sepekan. Ekonom dan analis biasanya menggunakan data ini untuk mengukur kesehatan pasar tenaga kerja serta mencari sinyal mengenai kondisi ekonomi AS secara keseluruhan.
Jumlah klaim yang tinggi memberi isyarat bahwa situasi ekonomi AS sedang lesu, sehingga nilai tukar dolar AS berpotensi melemah. Sebaliknya, jika jumlah pengajuan bantuan tunakarya menurun mengindikasikan ekspansi ekonomi AS.
US Initial Jobless Claims, Sumber: Trading Economics (2024)
3. Tren Masih Bullish, Indeks S&P 500 Berpotensi Terus Naik
Nilai indeks S&P 500 (SPX) masih berada dalam tren kenaikan (bullish) pada pekan ini jika ditinjau melalui analisis teknikal terbaru per Minggu (14/3). Pasalnya, nilai indeks S&P 500 kembali menguat pada pekan lalu, yakni melaju 34,82 poin atau sekitar 0,5% dari level 5.219,52 pembukaan ke level 5.254,34 penutupan, dan tetap solid berada di atas level rata-ratanya dalam 30, 50, 100, bahkan 200 hari terakhir (SMA 30,50,100,200). Asal tahu saja, SPX sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa (all time high) di 5.264,85 pada pekan lalu.
PDB kuartal keempat pada estimasi terakhir (final) kemarin mencapai 3,4%, di atas ekspektasi pasar di 3,2%. Ini merupakan kuartal keenam berturut-turut di mana PDB telah mencapai di atas 2,0%, yang menunjukkan ekonomi Amerika tetap sehat dan kuat. Di sisi lain, tekanan inflasi terus mengendur. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi naik dengan laju tahunan 1,8% pada kuartal keempat, yang merupakan kenaikan terkecil sejak tahun 2020.
Pekan ini tidak ada laporan keuangan dari perusahaan besar namun data perekonomian seperti tingkat pengangguran wajib dicermati oleh Investor karena bisa mempengaruhi probabilitas penurunan suku bunga yang diharapkan. Probabilitas Bloomberg terhadap pemotongan suku bunga bulan Juni turun menjadi 65% dari 85% pada Jumat lalu. Selama tren masih terjaga dalam kondisi bullish, maka indeks S&P 500 berpotensi terus merangkak naik dan memecahkan rekor demi rekor. Adapun level psikologi 5500 menjadi target jangka menengah yang harus dipecahkan oleh SPX.
Grafik Indeks S&P 500, Sumber: TradingView (2024)
4. Kalender Penting Perekonomian AS
Kalender Perekonomian AS, Sumber: Bloomberg (2024)
5. Kalender Crypto
Kalender Crypto, Sumber: CoinMarketCal, Bloomberg (2024)
Bagikan artikel ini