Sobat Cuan penggemar aset kripto mungkin sudah kenal baik dengan Ethereum. Ya, sistem blockchain satu ini memang dikenal punya kegunaan yang banyak. Salah satunya adalah sistem smart contract yang memungkinkan komunitas kripto untuk membuat aplikasi terdesentralisasi (dApps) demi kepentingan keuangan terdesentralisasi.
Namun, seiring perkembangan teknologi blockchain, kehadiran Ethereum “terancam” oleh dua teknologi lainnya, yakni Cardano dan Polkadot. Bahkan, keduanya pun digadang sebagai pembunuh Ethereum, alias “Ethereum Killers”.
Polkadot dan Cardano masing-masing memiliki kemiripan dengan Ethereum. Terlebih, kedua sistem itu pun dibangun oleh para mantan punggawa Ethereum. Lantas, mengapa kedua teknologi ini dianggap sebagai “pengancam” Ethereum?
Baca juga: Apa Beda Blockchain Polkadot dengan Ethereum? Simak di Sini!
Cardano mendeklarasikan diri sebagai teknologi blockchain generasi ketiga, yakni kelanjutan dari teknologi blockchain generasi pertama (uang terdesentralisasi) dan generasi kedua (smart contract).
Dalam memvalidasi transaksi di atasnya, sistem blockchain ini menggunakan algoritma konsensus proof of stake. Algoritma konsensus ini dianggap lebih ramah lingkungan dan hemat listrik dibanding algoritma proof of work yang digunakan oleh sistem blockchain Bitcoin dan Ethereum. Alhasil, tarif transaksi di dalamnya pun terbilang lebih murah.
Selain itu, teknologi blockchain Cardano, yang dikenal dengan protokol Ouroboros, mampu memproses 1 juta transaksi per detik. Skalabilitas transaksinya cukup besar, bukan?
Sistem blockchain ini memiliki satu koin native yang disebut dengan ADA. Koin ini digunakan oleh setiap pengguna Cardano untuk bertransaksi di protokol Ouroboros tanpa membutuhkan pihak ketiga sebagai perantara.
Di samping itu, karena Cardano menggunakan algoritma konsensus Proof of Stake, maka penggunanya juga menggunakan ADA untuk melakukan staking demi menjaga keandalan blockchain Cardano.
Setiap pengguna bisa menyimpan koin ADA di dompet digital yang nantinya bakal dialokasikan ke “kolam staking” (stake pool). Nantinya, pemilik ADA akan mendapatkan imbal hasil atas aksi staking yang dilakukannya.
Nah, akibat implementasi algoritma konsensus proof of stake tersebut, maka validasi transaksi di dalam blockchain Cardano dianggap lebih efisien dan lebih cepat dibandingkan sistem proof of work.
Cardano memang sengaja dirancang menggunakan teknologi ramah lingkungan yang bisa memproses transaksi 1 juta transaksi per detik. Kapasitas transaksi ini jauh lebih banyak dibanding Ethereum yang “hanya” bisa memproses 30 transaksi per detik.
Bahkan, kecepatan transaksi Cardano digadang bisa lebih kencang dibanding sistem Ethereum 2.0, yang rencananya bakal dirilis, yang rencananya bakal bisa menampung 100.000 transaksi per detik.
Skalabilitas transaksi blockchain Cardano yang mumpuni tentu akan menarik perhatian komunitas aset kripto untuk bertransaksi di dalamnya. Mereka mungkin akan meninggalkan Ethereum, sehingga sistem blockchain Ethereum pun akan “terbunuh” perlahan karena migrasi tersebut.
Seolah-olah tak cukup dengan urusan skalabilitas transaksi, Cardano juga digadang akan “menghajar” Ethereum dari segi teknologi smart contract. Apa alasannya?
Seperti yang kita tahu, sistem smart contract adalah salah satu alasan utama mengapa komunitas kripto tertarik masuk jaringan Ethereum. Teknologi ini bikin mereka mampu mengembangkan aplikasi terdesentralisasi (dApps) dan token-token DeFi demi keperluan aktivitas keuangan terdesentralisasi.
Salah satu produk unggulan smart contract Ethereum adalah Non-Fungible Token (NFT) dengan standar token ERC-721 dan token-token lain yang dirancang sesuai standar ERC-20. Sayangnya, kehadiran Ethereum sebagai “produsen utama” NFT akan terancam oleh kehadiran smart contract milik Cardano.
Dalam waktu dekat, Cardano akan memasuki fase pengembangan ketiga yang disebut Goguen. Nah, di dalam fase ini, Cardano juga akan mengembangkan teknologi smart contract ke dalamnya, di mana hal tersebut bisa membuka gerbang Cardano ke kancah NFT. Sayangnya, masih belum diketahui kapan teknologi smart contract ini bisa berjalan.
Dengan konsensus proof-of-stake, maka biaya transaksi NFT di Cardano diprediksi akan lebih murah dibanding Ethereum. Hal ini akan menjadi keunggulan smart contract Cardano dibandingkan Ethereum yang masih menggunakan algoritma konsensus proof-of-work.
Berbeda dengan Cardano yang mengklaim diri sebagai blockchain generasi ke-tiga, Polkadot malah mendeklarasikan diri sebagai blockchain generasi berikutnya (next generation). Apa artinya?
Sistem blockchain Polkadot menghubungkan berbagai jenis jaringan blockchain yang sudah ada. Artinya, sistem blockchain utama ini berfungsi sebagai mediator berbagai jenis data antar blockchain-blockchain cabangnya (parachains) dan bisa menghubungkan komunitas satu blockchain dengan blockchain lainnya.
Seluruh parachain yang tergabung dalam sistem Polkadot pun tidak perlu tunduk atas aturan blockchain Polkadot. Pengembang Polkadot percaya bahwa hal ini nantinya bisa memberi keleluasaan bagi komunitas aset kripto untuk mengembangkan dApps yang punya nilai guna untuk kebutuhan sehari-hari dan inovasi-inovasi baru teknologi blockchain yang mungkin muncul ke depan.
Seperti yang disebut di atas, sistem parachain adalah daya tawar utama dari sistem Polkadot. Sistem ini berjalan di atas kerangka Substrat, yakni kerangka kerja yang memungkinkan penggunanya menghadapi tingkat abstraksi kriptografi yang berbeda-beda tergantung kebutuhannya.
Nah, Substrat ini mampu mengurangi waktu, energi, dan dana yang dibutuhkan pengembang untuk membuat blockchain baru. Sehingga, mereka pun bisa dengan leluasa mengembangkan dApps dan bereksperimen dalam menciptakan aplikasi-aplikasi berbasis blockchain yang bisa memiliki nilai manfaat sehari-hari.
Banyak pihak menganggap, teknologi tersebut mampu menutupi kelemahan jaringan Ethereum, yakni berbiaya mahal dan lambatnya proses transaksi di atasnya. Dua hal ini selalu digadang sebagai penghambat utama minimnya inovasi-inovasi baru di atas jaringan blockchain Ethereum.
Sobat Cuan mungkin paham bahwa biaya transaksi Ethereum (gas fees) memang tengah menjadi momok teknologi besutan Vitalik Buterin tersebut. Makanya, tak heran jika Ethereum akan memperbaiki kondisi ini dengan menerapkan hard fork London pada Agustus mendatang.
Di samping itu, Ethereum pun masih mendorong semua aplikasi yang bergerak di atasnya dibangun di atas satu jaringan. Sehingga, proses validasinya pun dianggap cukup lama.
Alhasil, demi menghindari dua hal tersebut, komunitas kripto diramal akan memalingkan wajahnya dari Ethereum ke Polkadot. Ujungnya, dominasi Ethereum sebagai “rumah” dApps pun bisa terancam oleh kehadiran Polkadot.
Adapun menurut state of dApps, sebanyak 2.812 aplikasi, atau 79,21% dari total 3.550 dApps di kancah kripto saat ini, dibangun di atas sistem Ethereum.
Baca juga: Berprospek Cerah, Ini Alasan Kenapa Kamu Harus HODL Cardano Sekarang!
Baik Polkadot dan Cardano dianggap punya teknologi yang lebih mumpuni dibanding Ethereum. Namun, apakah hal itu juga berarti bahwa masing-masing koin mereka, yakni DOT dan ADA, juga terbukti memiliki performa baik dibanding ETH?
Nah, untuk mencari tahu jawabannya, mungkin Sobat Cuan harus perhatikan dulu pergerakan harga tiga koin tersebut sejak awal tahun (year-to-date).
Dari grafik di atas, memang kinerja ADA secara tahun kalender lebih baik dibanding ETH dan DOT. Berbagai analisis mengatakan bahwa harga DOT dan ADA bisa lebih moncer lagi asal teknologi mereka bisa diadopsi secara luas. Namun, tetap saja, tidak ada yang bisa menaksir harga aset kripto ke depan dengan pasti.
Kalau kamu bagaimana Sobat Cuan? Apakah kamu juga optimistis dengan masa depan dua Ethereum Killer berikut?
Nah, sekarang kamu bisa banget lho dapatkan dua Ethereum Killer ini di aplikasi Pluang! Yuk, install Pluang sekarang dan investasi di Cardano dan Polkadot!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Motley Fool, Hackernoon, Forbes
Bagikan artikel ini