Gas fees adalah sebuah nilai yang perlu dikeluarkan seseorang dalam melakukan transaksi atau menyusun kontrak baru di dalam sistem blockchain Ethereum. Dengan kata lain, gas fees bisa disebut sebagai biaya transaksi di dalam ranah sistem Ethereum.
Dalam aktivitas rutin di sistem blockchain Ethereum, gas fees digunakan untuk mengalokasikan sumber daya dari mesin virtual Ethereum (EVM). Sehingga, aplikasi terdesentralisasi (decentralized apps) yang berjalan di atas sistem blockchain Ethereum, seperti smart contracts, dapat berjalan secara mandiri dan aman.
Dalam sistem blockchain Ethereum, gas fees biasanya dihitung dalam satuan Gwei. Gwei sendiri merupakan fraksi kecil dari Ether (ETH), sebuah aset kripto resmi yang digunakan di atas jaringan Ethereum. Tarif gas fees sendiri ditentukan oleh penawaran dan permintaan antara penambang dan pengguna jaringan Ethereum melalui proses lelang.
Baca juga: Alasan Ethereum adalah Cryptocurrency yang Baik untuk Investasi
Konsep dari gas fees adalah biaya transaksi di jaringan Ethereum. Namun sebenarnya, biaya tersebut adalah turunan dari segala beban dan biaya komputasi yang dikeluarkan penambang di jaringan Ethereum.
Menganalogikan cara kerja gas fees sangatlah mudah.
Sebagai gambaran, sebuah mobil di tentu membutuhkan Y liter bensin untuk bergerak sejauh X kilometer. Dalam hal ini, X menunjukkan nilai utilitas sementara Y mengindikasikan ongkos bensin.
Nah, kemudian, mari salin analogi tersebut ke dalam sistem Ethereum.
Nilai transaksi Ethereum mungkin hanya bernilai 50 ETH (X), namun kegiatan itu membutuhkan biaya pemrosesan sebesar 1/100.000 ETH (Y). Maka dari itu, gas fees bisa dibilang merujuk pada biaya “pengangkutan” di transaksi Ethereum, bukan nilai asli dari aset kripto ETH itu sendiri.
Selain dikenal sebagai biaya transaksi, gas fees juga adalah biaya yang dikeluarkan pengguna demi mengompensasi energi komputasi yang dibutuhkan penambang untuk memproses dan memvalidasi transaksi di jaringan blockchain Ethereum.
Para penambang Ethereum, yakni mereka yang memverifikasi dan memproses seluruh transaksi di jaringan Ethereum, adalah golongan yang berhak menerima atau menolak tawaran gas fees yang diajukan oleh pengguna. Jika tarif gas fees yang diajukan pengguna cukup rendah, maka penambang bisa mengacuhkan transaksi tersebut. Begitu pun sebaliknya.
Tetapi, gas fees juga mengenal satu konsep yang disebut gas limit. Yakni, jumlah maksimum energi atau gas yang bersedia dikeluarkan seorang pengguna dalam satu transaksi tertentu. Semakin tinggi gas limit, maka seorang pengguna perlu melakukan transaksi lebih banyak lagi menggunakan ETH atau smart contract. Tujuannya, agar gas fees yang dibayarkan bisa lebih murah.
Hanya saja, nilai gas fees bisa melonjak tinggi di saat-saat tertentu. Contohnya, yakni saat periode maraknya Initial Coin Offering (ICO) di 2017 dan ledakan aplikasi keuangan terdesentralisasi (Decentralized Finance/DeFi) pada 2020 silam.
Bahkan, dalam beberapa kasus, nilai tarif gas fees bisa melonjak gila-gilaan jika banyak kegiatan yang berjalan di atas sistem blockchain Ethereum.
Baca juga: Ini Penjelasan Dasar-dasar Protokol Ethereum 2.0
Tingginya tarif gas fees sempat membuat Ethereum kalang kabut. Sebab, jika gas fees terlalu mahal, maka bisa jadi masyarakat enggan mengadopsi ETH sekaligus sistem Ethereum sebagai alternatif jasa keuangan terdesentralisasi.
Makanya, Ethereum akan mencoba untuk menekan gas fees dengan melakukan serangkaian pembaruan sistem Ethereum (Ethereum Improvement Proposal) di tahun ini. Salah satunya adalah dengan aktivasi hard fork Berlin pada akhir April lalu. Penjelasan mengenai hard fork Berlin bisa dibaca di artikel berikut.
Pada intinya, hard fork Berlin mengaktivasi empat proposal pembaruan sistem yang diimplementasikan di sistem blockchain Ethereum, yakni EIP-2565, EIP-2929, EIP-2718 dan EIP-2930. Lantas, apa saja isi dari setiap proposal upgrade Ethereum tersebut?
Namun, upaya untuk mengefisiensikan gas fees tak hanya berakhir di hard fork Berlin. Pada Juli nanti, Ethereum juga berencana menurunkan gas fees dengan mengaktivasi EIP-1559 melalui hard fork London.
Sistem baru tersebut juga akan memperkenalkan satu angka standar biaya transaksi bagi miners dalam “mencangkul” Ethereum bernama BASEFEE. Penerapan satu biaya ini dimaksudkan untuk mencegah miners dalam memanipulasi biaya transaksi, yang kemudian akan dibebankan ke investor, untuk mendulang cuan secara tidak sehat.
Hal ini juga sejalan dengan pergerakan sistem algoritma konsensus Ethereum dari Proof-of-Work menjadi Proof-of-Stake melalui pembaruan sistem Ethereum 2.0.
Baca juga: BTC dan ETH Mencoba Rebound Setelah Melalui Pekan ‘Berdarah’
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Investopedia, Coinmarketcap
Bagikan artikel ini