Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Leveragearrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Blog

Mau Beli Rumah Bermodal Investasi Reksadana? Simak Caranya di Sini!

Mau Beli Rumah Bermodal Investasi Reksadana? Simak Caranya di Sini!

21 Jul 2021, 8:21 AM·Waktu baca: 5 menit
Kategori
Mau Beli Rumah Bermodal Investasi Reksadana? Simak Caranya di Sini!

Sobat Cuan yang baru saja melepas status lajang, sekarang mungkin sedang berburu rumah untuk persiapan kehidupan yang lebih mandiri. Namun kadang kala, hal itu sering terkendala dengan kenaikan harga rumah fantastis setiap tahunnya.

Menggunakan tabungan di bank kok rasanya lama dan tidak meningkatkan aset keuangan. Terutama dewasa ini, ketika bank sentral masih memberlakukan suku bunga rendah. Nah ada salah satu produk investasi, yakni reksadana yang bisa dijadikan rujukan untuk mewujudkan mimpimu memilki rumah idaman.

Mengapa Menabung Tidak Cukup Untuk Membeli Rumah?

Berdasarkan data Housing Finance Center (HFC), harga rumah terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Per Maret tahun ini saja, peningkatannya sudah mencapai 5,24% secara tahunan. Artinya, jika kamu mengandalkan dana tabungan atau deposito untuk mengejar kenaikan harga rumah setiap tahunnya, masih besar pasak dari pada tiang.

Pasalnya rata-rata suku bunga deposito di Indonesia berkisar di angka 4% per tahun, sementara suku bunga tabungan masih dibawah suku bunga deposito. Sehingga, yang kamu perlu lakukan adalah mencari instrumen lain agar kamu bisa menabung demi hunian impianmu.

Mengapa Investasi Reksadana Bisa Membantumu Beli Rumah?

Ternyata, selain tabungan, terdapat beberapa instrumen investasi lain yang bisa kamu gunakan untuk membeli rumah. Salah satunya adalah reksadana.

Sebab, imbal hasil reksadana memang terbilang lebih mumpuni dibanding produk tabungan. Bahkan, nilai return-nya jauh lebih besar dibanding kenaikan harga rumah tersebut.

Jika kamu masih belum yakin, yuk tengok kinerja reksadana 2020 berdasarkan jenisnya berikut!

Nah, jika dilihat di atas, kita bisa membaca bahwa reksadana pendapatan tetap rata-rata bisa memberi imbal hasil mencapai 10% per tahun.

Secara matematika, maka sudah barang tentu jumlah dana yang kamu investasikan bisa mengungguli kenaikan harga rumah setiap tahunnya. Maklum, reksadana selama ini memang dikenal sebagai instrumen investasi yang jago dalam menghalau kepungan inflasi.

Selain itu, investasi reksa dana juga tergolong sangat murah, kamu bisa mulai berinvestasi dengan jumlah minimal Rp15 ribu lho. Apalagi, kamu tidak berinvestasi secara langsung. Sebab, ada kehadiran manajer investasi yang akan mengelola dana investasimu.

Tentukan Mekanisme Pembelian Rumah Sebelum Investasi Reksadana!

Dalam dunia keuangan, penting sekali untuk menentukan tujuan investasi sebelum memutuskan untuk membeli produknya.

Begitu pun halnya dengan menggunakan investasi reksadana untuk membeli rumah. Kamu perlu paham mengenai sejauh apa tujuan kamu berinvestasi reksadana ketika membeli rumah. Apakah kamu ingin menggunakan reksadana hanya untuk menabung uang muka (DP) rumah? Ataukah kamu benar-benar ingin meminangnya secara tunai?

Kamu perlu mengetahui tujuan tersebut agar kamu paham jenis reksadana apa yang harus kamu pilih. Nah, agar kamu tak bingung, yuk simak penjelasan dan simulasinya di bawah ini!

Baca juga: Atur Risiko Investasi Melalui Reksadana, Ini 5 Hal Dasar yang Wajib Kamu Pahami!

1. Membeli Rumah via KPR

Jika kamu ingin membeli rumah secara kredit, maka kamu tentu harus menabung uang mukanya terlebih dulu.

Kini, Bank Indonesia memberlakukan relaksasi uang muka sebesar 0% dari total harga rumah. Namun, pada kondisi lumrah, jumlah uang muka biasanya sekitar 20% dari total harga tempat tinggal.

Nah, membayar DP rumah bisa kamu lakukan dengan investasi reksadana lho! Untuk lebih lengkapnya, yuk simak simulasi berikut:

Abang Jago adalah seorang karyawan swasta yang ingin membeli rumah senilai Rp500 juta. Namun, ia perlu membayar uang muka sekitar 20% alias Rp100 juta yang harus ia kumpulkan dalam delapan tahun.

Sayangnya, penghasilan Bang Jago hanya Rp8 juta per bulan. Tapi, ia punya profil risiko yang cukup moderat ke arah agresif. Lantas, bagaimana cara ia menabung DP rumah tersebut?

Dalam mencari instrumen investasi yang pas, kita perlu tahu proyeksi inflasi selama delapan tahun mendatang. Gunanya untuk melihat berapa jumlah DP yang benar-benar Bang Jago bayar di periode tersebut.

Anggap saja Bang Jago mengasumsikan inflasi sebesar 5% per tahun hingga delapan tahun mendatang. Maka, DP yang harus ia bayar delapan tahun kemudian adalah Rp140,7 juta.

Sehingga, ia perlu mencari instrumen investasi yang tepat, salah satunya adalah reksadana pendapatan tetap. Sebab, sesuai grafik di atas, ia adalah instrumen dengan kinerja moncer yakni 10% per tahun -- jika hanya dilihat pada setahun belakangan saja.

Nah, sesuai kalkulator reksadana yang berbasiskan perhitungan compound interest, maka Bang Jago bisa menabung reksadana pendapatan tetap di awal sebesar Rp6,5 juta. Kemudian, ia perlu menabung reksadana rutin per bulan sebesar Rp860.000 alias 10,75% dari gajinya per bulan demi membayar DP yang dimaksud.

Namun selain reksadana pendapatan tetap, sejatinya Bang Jago juga bisa menggunakan reksadana saham. Sebab, imbal hasillnya yang lebih baik dibandingkan jenis reksadana lainnya, meski memang risikonya juga lebih tinggi. Tapi, Sobat Cuan perlu memilih produk reksadana saham yang basisnya adalah saham perusahaan berfundamental oke, ya!

2. Pembelian Secara Tunai

Sekarang, anggap saja Bang Jago ingin membeli rumah secara tunai 15 tahun lagi dengan asumsi inflasi 5% per tahunnya. Maka, 15 tahun kemudian, rumah impian Bang Jago menjadi Rp1,04 miliar.

Kemudian, mari asumsikan Bang Jago juga menggunakan reksadana pendapatan tetap sebagai pilihan investasinya.

Dengan menghitung menggunakan kalkulator compound interest, maka Bang Jago perlu berinvestasi di awal sebesar Rp115 juta dan menabung Rp1,3 juta per bulan dalam 15 tahun mendatang. Memang, tabungan bulanan ini mengambil 16,25% dari gaji Bang Jago saat ini, namun persentasenya akan turun seiring kenaikan Bang Jago di kemudian hari.

Namun, sebelum memutuskan untuk membenamkan dana di reksadana, pelajari dulu dengan baik bagaimana reksadana bekerja dan risiko apa yang membayanginya. Karena yang namanya investasi, faktor risiko selalu melekat seiring dengan imbal hasil yang diberikan.

Kalau kamu bagaimana Sobat Cuan? Jadi tertarik berinvestasi reksadana pendapatan tetap? Yuk, investasi sekarang di aplikasi Pluang!

Baca juga: Yakin Gak Mau Investasi Reksa Dana? Ini Lho 8 Manfaatnya!

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: Schroders, Liputan6

Ditulis oleh
channel logo

Adi Putro

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Artikel Terkait

Artikel Terkait

Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar