Mempersiapkan dana cadangan menjadi langkah yang tepat untuk menyikapi persebaran COVID-19 di Indonesia. Apalagi, konon physical distancing masih perlu kita terapkan hingga berbulan-bulan mendatang. Tabungan dana darurat banyak direkomendasikan oleh pakar keuangan dalam rangka menghadapi wabah ini.
Hampir semua lini perekonomian Indonesia terkena imbas dari persebaran virus corona. Investor hingga pelaku UMKM harus menelan pil pahit. Banyak dari mereka yang rugi bahkan gulung tikar. Mau tidak mau, keuangan pribadi pun terkena dampaknya.
Pada Selasa (14/4), Presiden Jokowi memberikan sinyal bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terkoreksi cukup tajam karena COVID-19. Pertumbuhan global yang berpotensi minus 2,8 persen memperburuk keterpurukan ekonomi, setidaknya sampai tahun depan.
Untuk menghadapi situasi ini, bagaimana merencanakan dana darurat dengan baik? Dan berapa jumlah tabungan dana darurat yang harus disisihkan? Simak ulasan di bawah ini, ya.
Baca juga: Kenali Tujuan Investasimu, Lihat 4 Investasi Potensial untuk Pemula Ini
Jika kamu belum memiliki dana darurat, maka ini adalah waktu yang tepat untuk memprioritaskannya.
Lantas, bagaimana menentukan besaran dana darurat? Pakar finansial dan bank menganjurkan untuk memiliki dana darurat setara pengeluaran 3 sampai 6 bulan pada kondisi normal. Sementara, Ramit Sethi, pakar keuangan lainnya, menganjurkan untuk memiliki dana cadangan sebagai dana darurat setara satu tahun pada saat seperti ini.
Rumus dari Sethi ini bisa membantu rnengumpulkan dana cadangan, lho! Kamu bisa memulainya dengan menghitung pengeluaran minimal per bulan. Kemudian dikurangi biaya-biaya yang tidak esensial (non-essential), dan kalikanlah 12.
Konsistensi untuk terus menabung adalah kunci keberhasilan. Kamu bisa membuka akun khusus, yang tidak disertai kartu debit. Dan, jangan lupa untuk aktivasi “automatic debit arrangement” pada saat gajian. Dengan tidak bisa melihat dan melewatkan jadwal transfer, kamu tidak merasa tergoda untuk menggunakan jatah dana tersebut.
Jika kamu merasa jumlahnya sudah cukup besar, kamu juga bisa mentransfernya ke obligasi atau deposito jangka pendek untuk mendapatkan bunga yang lebih besar.
Dana cadangan sebagai dana darurat berarti bahwa kamu hanya menggunakannya untuk saat yang mendesak. Kamu bisa membuat daftar pengeluaran apa saja yang boleh menggunakan dana ini. Misalnya untuk membiaya hidup pada saat kamu menganggur, keperluan mendesak membayar dokter saat sakit, dan sebagainya. Kuncinya, kamu perlu disiplin pada diri sendiri untuk dapat menyimpan dana cadangan ini. Karena dana ini bertujuan untuk menghidarkanmu dari utang di saat kritis.
Baca juga: Jangan Boros dengan Dana Daruratmu, Ini 5 Strategi Aman Hadapi Krisis
Memulai tabungan dana cadangan yang bisa digunakan pada saat darurat tidak seberat kelihatannya, lho! Kita bisa mulai dari mengontrol pengeluaran sehari-hari. Intip yuk, 6 tips jitu mengumpulkan tabungan dana darurat sebagai dana cadangan.
Mencatat semua rincian pengeluaran setiap bulan bisa membantu kita menentukan besaran dana darurat. Idealnya kita bisa menyisihkan 10 persen dari penghasilan. Tapi, setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda. Dengan mengetahui arus keuangan per bulan, kita baru bisa menyisihkan dana daruat yang seuai dengan kondisi kita.
Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar kata “utang”? Teruslah ingat apa yang kamu bayangkan soal itu. Hal ini untuk menumbuhkan rasa disiplin kita dalam menyisihkan dana cadangan untuk situasi darurat. Ibaratnya, kamu berutang kepada dirimu sendiri di masa depan, demi keuangan yang lebih baik dan mapan.
Di sini prioritasmu diuji. Kamu mesti memilih untuk menuruti gaya hidup atau menabung? Seperti yang kamu tahu, tuntutan gaya hidup tidak akan ada habisnya. Dan ingatlah gaya hidup konsumtif hanya akan menghabiskan uangmu.
Asuransi kesehatan dan asuransi perjalanan sangat berguna, lho, di saat tidak terduga. Dengan memiliki asuransi, kamu sudah mengurangi alokasi dana cadangan untuk keadaan darurat. Ditambah lagi, banyak yang menawarkan asuransi secara online dan terbilang enggak ribet.
Evaluasi ini berguna banget untuk melihat kembali flow keuanganmu. Apakah selama 6 bulan ini kamu sudah mencapai goal dana daruratmu atau belum? Kalau belum, di manakah celahnya? Evaluasi ini membantumu untuk konsisten dalam mengelola keuangan.
Kebutuhan di sini perlu ditujukan untuk hal-hal yang produktif. Misalnya, membeli laptop yang kamu gunakan untuk bekerja. Tentunya sifat kebutuhanmu atas laptop sangat urgent. Nah, untuk tidak mengganggu flow keuangan, kamu bisa memafaatkan program cicilan. Jadi, dua-duanya bisa sama-sama jalan, kan? Baik menyimpan dana cadangan untuk keadaan darurat, maupun memenuhi kebutuhan pokokmu.
Memulai sesuatu, apalagi sesuatu yang baik, itu memang susah. Tapi, pendemi COVID-19 ini bisa kamu jadikan pelajaran jika dana darurat juga perlu diprioritaskan. Enggak enak banget, kan, jika kamu kebingungan keuangan di tengah wabah begini dan enggak punya dana cadangan?
Sumber: Investopedia, Kredivo
Nggak Pakai Ribet, Begini Cara Praktis Top Up Kartu Flazz BCA-mu
5 Kesalahan Umum Menabung yang Wajib Kamu Hindari!
Jajal Peruntungan Bisnis Kuliner Online, Ini 7 Cara yang Bisa Kamu Coba
Enggak Semuanya Merugikan, Ini Lho Manfaat Kartu Kredit yang Perlu Kamu Tahu!
Jangan Dibiarkan, Stres di Tempat Kerja Harus Segera Ditangani dengan Cara Ini!
Bagikan artikel ini