Ketika sedang terjadi krisis ekonomi, dana darurat adalah hal pertama yang dapat “menyelamatkan” kita dari berbagai gonjang-ganjing. Tapi, berapa banyak jumlah dana darurat ideal yang mesti kita simpan?
Dampak wabah COVID-19 terasa makin menjerat dan memberatkan hari ke hari. Bisnis di berbagai sektor di ambang kebangkrutan; pusat perbelanjaan, perhotelan dan pariwisata, maskapai penerbangan. Belum lagi, pelaku UMKM dan pedagang kecil yang sepi pembeli.
Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) pun di depan mata. Tak terelakkan lagi, dana darurat pun akan perlu kita keluarkan untuk keamanan finansial.
Tentu, dana darurat ditentukan berdasarkan kebutuhan. Sebagai lajang, kebutuhan tentu tidak sebanyak orang yang telah berumah tangga. Karena itu, angka dana daruratnya pun berbeda.
Kamu mesti memastikan danamu aman lewat penyediaan dana darurat, barulah selanjutnya memulai investasi dengan melakukan diversifikasi. Bisa dengan membeli emas, menaruh dana di deposito, atau menyasar saham, obligasi, hingga reksadana.
Jika kamu sudah menikah dan belum memiliki anak, dana daruratmu dan pasanganmu idealnya sebanyak 9 kali pengeluaran bulanan. Dan bila kamu sudah menikah dan memiliki anak, dana darurat ideal sebanyak 12 kali pengeluaran bulanan.
Baca juga: Tetap Cuan Saat #dirumahaja dengan Menabung Emas Digital, Begini Caranya!
Selagi kita belum pasti kapan “bencana” pandemi COVID-19 ini akan usai dan memanfaatkan dana darurat yang kita miliki, berikut ini tips mengelola dana daruratmu agar tidak tergerus.
Kamu mesti menyadari bahwa situasi saat ini memang tidak mudah. Tidak hanya kita saja yang terdampak, tetapi hampir seluruh lini kehidupan. Berbagai sektor ekonomi merasakan dampak COVID-19.
Dan, selagi belum ada vaksin yang mumpuni menangani virus SARS-CoV-2 ini, baiknya kita memahami kondisi ini dan benar-benar berjaga-jaga dalam menggunakan dana darurat kita sekalipun.
Jangan banyak keinginan atau gaya, atau menuruti nafsu belanja yang tidak perlu atau tidak mendesak. Utamakan penggunaan dana hanya untuk kebutuhan primer. Bayar tagihan, makanan sehari-hari, dan kebutuhan utama lainnya.
Mulailah berhemat dan buat daftar pengeluaran baru dengan alokasi uang untuk kebutuhan-kebutuhan “yang baru” juga sesuai dengan yang penting dan mendesak.
Jika saat ini kamu memang hanya mengandalkan dana darurat untuk bertahan, gunakanlah dana itu secara bijak. Dana darurat adalah dana yang perlu kamu gunakan di situasi genting dengan penghitungan yang bijak.
Utamakan beli sembako seperti beras, telur, sayuran, sarden kaleng, minyak goreng, buah-buahan, dst. Beli seperlunya, jangan berlebihan dan mengakibatkan pemborosan.
Selagi di rumah, masaklah sendiri, biayanya juga jauh lebih murah.
Karena masih di situasi mengencangkan ikat pinggang, kamu perlu memperhatikan harga berbagai kebutuhan pokok. Belilah kebutuhan pokok dengan harga yang lebih terjangkau dengan danamu.
Kualitas tetap penting, tapi jika merek berbeda memberikan kualitas yang tidak jauh berbeda, kamu sebaiknya pilih barang dengan harga lebih murah. Jangan gengsi merek di saat darurat!
Baca juga: 5 Cara Menabung yang Tepat demi Wujudkan Resolusi Keuangan 2020
Telanjur dirumahkan oleh tempat kerja, tetapi tidak sedang pegang dana darurat ataupun tabungan. Dalam keadaan begini, kamu masih bisa lakukan beberapa cara untuk mendapatkan dana segar:
Memang tidak dianjurkan untuk keluar rumah dan sebaiknya melakukan penjarakan sosial, tapi tetap, jangan panik. Lihat aset yang kamu miliki, kategorikan sebagai barang yang bisa dijual atau digadaikan.
Jika kamu punya perhiasan atau aset warisan orang tua, kamu mestinya bisa menggunakannya dengan menggadaikannya. Saat nanti kamu punya penghasilan, kamu masih dapat menebusnya. Pastikan juga kamu siapkan dana darurat nantinya, karena dana darurat adalah “penyelamat” di saat krisis.
Namun, jika kamu punya aset yang kamu relakan untuk dijual, tidak ada salahnya untuk menjualnya di situasi darurat begini.
Tapi ingat, setelah kamu dapat suntikan dana segar ini, kelolalah dana ini dengan baik. Tetap berhemat, karena kita belum tahu perkembangan situasi ke depannya.
Dalam masa sulit ini, kamu bisa manfaatkan berbagai kemampuanmu dan “dagangkan” itu. Bisa dengan menjadi reseller atau jualan online, apalagi jika kamu bisa gunakan media sosialmu untuk itu. Atau, manfaatkan e-commerce untuk berjualan.
Jika punya hobi menulis, kamu bisa tawarkan jasa sebagai freelance untuk menulis artikel lepas. Banyak perusahaan daring yang membutuhkan jasa tulis-menulis, kamu bisa lihat lowongan pekerjaan lewat Linkedin dan kirim surel, ajukan diri dan susun portofolio tulisanmu.
Kalau kamu punya kemampuan mendesain atau menggambar, kamu bahkan bisa tawarkan jasa menggambar sketsa di Instagram Story-mu. Siapa tahu ada teman yang tertarik digambar sketsa wajahnya, kan?
Usaha apa pun. Kamu perlu bergerak untuk menghasilkan uang selagi masa krisis begini.
Sementara itu, sekarang kita hanya bisa berharap semoga dunia akan baik-baik saja setelah masa “paceklik” ini usai.
Jika masa pandemi ini berlalu, ingatlah, jangan sampai abai lagi soal betapa pentingnya dana darurat! Sisihkan danamu minimal 10-15% dari penghasilan per bulan untuk mulai mencicil dana darurat. Kalau perlu, tempatkan dana darurat itu di rekening terpisah. Ingat, dana darurat adalah urusan penting!
Sumber: Cermati
Tujuh Langkah Mencapai Kebebasan Finansial
Niat Jadi Kolektor Lukisan Pemula? Ketahui Dulu Risiko Investasinya di Sini!
Pengin Bikin Start-up? Ini 5 Strategi Awal yang Harus Kamu Ketahui
Bagikan artikel ini