Sepanjang hidupnya, sebagian orang tentu fokus mencari cara untuk menjadi kaya. Hanya saja, menjadi kaya akan percuma jika tidak disertai dengan melek pengaturan finansial pribadi. Misalnya, percuma saja jika kamu memiliki penghasilan banyak tapi pengeluaranmu tak terkendali. Segala jerih payah kamu akan sia-sia, bukan?
Melek pengaturan finansial pribadi memang tidak diajarkan di pendidikan resmi, namun kamu bisa menjalankannya dengan efektif melalui latihan dan pengalaman. Kondisi ini sesuai dengan studi yang dilakukan Irni Johan dan Karen Rowlingson pada 2020 yang mencatat bahwa masyarakat Indonesia baru akan mengubah perilaku finansial pribadinya berdasarkan pengalaman pribadi.
Namun, apa kamu mesti merasa jera dalam melakukan kesalahan keuangan sebelum mengubah perilaku finansial kamu? Nah, untuk itu, simak lima langkah mudah ini agar kamu melek pengaturan finansial pribadi sebagai bekal ketika kamu menjadi kaya nantinya!
Baca juga: Tidak Kunjung Kaya? Ini 10 Alasan yang Menghambatmu Jadi Orang Kaya
Kamu mesti bisa mengukur daya belanja kamu sesuai dengan kekuatan finansial. Jangan pernah paksakan untuk mengonsumsi atau belanja barang jika memang kondisi keuangan kamu cekak.
Kamu perlu ingat bahwa utang nantinya perlu dibayar di kemudian hari. Selain itu, utang juga menghasilkan bunga yang tentu juga perlu kamu bayar. Kamu tentu tidak mau sebagian besar penghasilan kamu setiap bulan digunakan untuk membayar utang terus menerus, kan?
Kamu harus paham bahwa utang hanya boleh digunakan untuk hal-hal produktif, misalnya memulai usaha. Sehingga, keuntungannya bisa kamu gunakan untuk membayar cicilan dan bunga utang tersebut.
Meski demikian, banyak perencana keuangan yang masih menganjurkan kamu berutang kalau misal kondisi kamu kepepet, seperti membayar biaya rumah sakit ketika kamu sedang tidak sehat dan lainnya. Tapi, pastikan kamu menarik utang dari risiko yang terendah, contohnya dengan berutang ke keluarga.
Namun, kamu mesti pikir-pikir lagi kalau mau berutang untuk menunjang gaya hidup. Jangan sampai terjerat utang ya, Sobat Cuan!
Mencatat pengeluaran adalah hal yang mudah. Kamu tinggal menulis belanja per hari di secarik kertas atau di ponsel kamu lalu hitung totalnya. Kemudian, kamu lakukan lagi hal itu keesokan harinya.
Namun, hal yang paling susah dari mencatat pengeluaran adalah menjaga konsistensinya!
Terkadang, orang terlalu permisif dengan gaya belanjanya dengan dalih “jarang-jarang belanja mahal” atau “self-reward” dan memilih untuk tidak mencatat pengeluaran tersebut. Atau, mereka enggan mencatatnya karena menganggap pengeluaran per harinya tidak signifikan.
Padahal, mencatat pengeluaran secara periodik sangat penting. Kamu bisa menelaah apa saja pengeluaran krusial bagi kamu dan tidak melalui catatan tersebut. Selain itu, kamu juga bisa menilai berapa uang yang bisa kamu tabung per bulannya untuk mencapai tujuan finansial kamu.
Ingat, konsistensi adalah kunci melek pengaturan finansial pribadi dan cara atau strategi menjadi kaya!
Baca juga: Wajib Dicatat! 4 Langkah Menjaga Kesehatan Finansial Pribadi
Tak hanya mencatatnya, kamu pun perlu untuk membatasi pengeluaran kamu. Berbagai perencana keuangan selalu bilang bahwa kamu harus belanja berdasarkan kebutuhan, bukan berdasarkan nafsu. Lantas, bagaimana cara membedakannya?
Kebutuhan adalah sesuatu yang benar-benar bisa membantu kamu menunjang hidup dan pekerjaan. Misalnya, sewa rumah, listrik, pulsa ponsel, kemeja kerja, dan lain-lainnya. Dengan kata lain, kamu tidak akan bisa hidup dan beraktivitas jika hal-hal tersebut tak kamu miliki.
Sementara itu, keinginan adalah benda-benda yang kamu inginkan. Kamu pun bisa hidup secara aman meski keinginan kamu tak terpenuhi. Misalnya pelesiran, barang-barang elektronik, hiburan, dan sebagainya.
Memang, membedakan kebutuhan dan keinginan akan menjadi perdebatan tersendiri. Tetapi kamu tetap ingat untuk jangan terlalu permisif! Jangan pernah cari-cari alasan untuk memindahkan keinginan kamu menjadi kebutuhan. Sebab, hal itu akan tidak baik bagi kondisi keuangan kamu.
Hal ini menjadi penting karena dana ini akan menjadi “bantalan” bagi kamu kalau ada hal buruk menimpamu di kemudian hari.
Namun, berapa dana darurat yang ideal? Beberapa perencana keuangan menyebut bahwa standar idealnya adalah setara dengan pengeluaran reguler kamu selama tiga hingga enam bulan. Dan ingat, jangan pernah utak-atik dana darurat kamu ya!
Kadang kamu berpikir bahwa hanya orang kaya yang bisa dan mampu berinvestasi. Wah, jangan batasi diri kamu, Sobat Cuan! Justru sekarang saat yang tepat bagi kamu berinvestasi.
Kadang, orang berinvestasi untuk mengejar cuan semata dan menjadi salah satu cara menjadi kaya. Memang, hal itu tidak ada salahnya, tetapi investasi bukan sekadar cuan semata.
Investasi adalah pembelajaran untuk mengubah pola pikir kita dari yang hanya “menjalani hidup hanya untuk hari ini” menjadi “fokus untuk meraih tujuan finansial jangka panjang”. Dengan berinvestasi, kamu tak hanya menjadi kaya tapi juga mengamankan hidup di masa depan.
Makanya, yuk mulai berinvestasi! Apalagi sekarang investasi sudah semakin terjangkau, mudah, dan aman dengan aplikasi Pluang!
Baca juga: Bergaji UMR dan Ingin Investasi? Atur Keuanganmu dengan 5 Langkah Ini
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Maximize Your Money, Springer, The Balance
Bagikan artikel ini