Saat trading, kamu menggunakan berbagai jenis order yang kamu input melalui aplikasi sebagai perintah kepada pialang untuk mengekseskusi penawaran kamu. Beberapa di antara jenis order yang populer adalah limit order dan market order.
Keduanya memiliki fungsi yang berbeda dalam memberi sinyal penawaran. Apalagi, masing-masingnya memberi keunggulan yang akan menguntungkan buat kamu jika digunakan dalam momentum yang tepat.
Karenanya, kamu perlu lebih mengenal jenis-jenis order yang ada ya, Sobat Cuan. Agar trading kamu lebih menyenangkan, yuk, kenalan dengan limit order dan market order serta kapan kamu harus menggunakannya.
Baca juga: Profil Jeff Bezos, Pria Tertajir di Dunia yang Pelesiran ke Angkasa
Limit order merupakan fitur yang dapat kamu gunakan untuk menawar harga saham maupun aset lain di pasar tersentralisasi. Fitur ini cocok untuk kamu yang punya segudang kesibukan tapi tetap ingin cuan.
Kamu bisa menggunakan fitur ini untuk melakukan trading dengan serius tanpa harus berpaku di depan layar menunggu momentum menginput penawaran. Fitur ini memungkinkan kamu memasang harga jual lebih tinggi dari pada harga yang berlaku saat itu, ataupun sebaliknya.
Harga jual maupun harga beli yang kamu input sesuai dengan perspektif kamu akan dieksekusi oleh pialang saat harga pasaran memasuki level harga tersebut. Tentunya, jika ternyata pergerakan harga meleset dari dugaan kamu, transaksi kamu tidak akan diproses.
Tapi, kalau kamu menginginkan transaksi yang lebih cepat, kamu bisa menggunakan fitur lain yaitu market order.
Market order adalah instruksi yang kamu input kepada pialang untuk membeli atau pun menjual saham, surat utang, juga jenis aset lainnya pada harga yang berlaku saat ini. Istilah kerennya ‘HAKA” alias hajar kanan, yakni jenis order yang dapat langsung dieksekusi oleh sang pialang.
Fitur ini paling umum digunakan oleh investor di pasar modal, terutama kalau saham maupun instrumen incaran kamu banyak peminatnya. Menggunakan market order akan membuat penawaran tidak perlu mengantre panjang.
Jadi kamu tidak perlu khawatir kehabisan stok saat menunggu harga berada di level prediksi kamu sebagaimana jika kamu menggunakan limit order. Fitur ini juga bisa kamu gunakan jika kamu tau kapan momentum yang tepat untuk masuk ke pasar. Kamu tinggal menginput market order saat momentum tersebut datang. Praktis dan cepat, bukan?
Berdasarkan penjelasan di atas, keduanya memiliki perbedaan dalam hal eksekusi. Saat kamu memutuskan untuk membeli salah satu produk investasi lewat pasar tersentralisasi, kamu dapat melakukannya dengan dua cara.
Cara pertama adalah dengan menentukan harga melalui limit order, dengan catatan bisa saja transaksi kamu gagal jika harga tidak mencapai limit yang kamu perkirakan. Atau, kamu dapat melakukannya dengan cara kedua melalui market order agar pialang dapat segera mengeksekusinya.
Keduanya memiliki keunggulan masing-masing. Mengingat pasar tersentralisasi tidak membuka peluang kamu menawar harga sebagaimana pasar tradisional, limit order adalah cara agar kamu tetap dapat penawaran terbaik d isana.
Meski begitu, jika kamu punya banyak waktu untuk menyusur grafis pasar dan masuk dengan market order pada saat yang tepat, kamu tetap bisa me-leverage cuan.
Baca juga: Yuk, Simak Panduan Gunakan Bollinger Bands Untuk Trading Kripto!
Penggunaan fitur order yang tepat memang sangat bergantung pada gaya trading kamu. Namun, keduanya memiliki preferensi kapan saat paling tepat untuk digunakan.
Beberapa pialang menawarkan fitur limit order hingga tiga bulan. Yang artinya, penawaran kamu masih berlaku selama itu hingga harga aset mencapai level yang kamu inginkan. Karenanya, fitur ini efektif digunakan untuk memastikan kamu masuk dan keluar pasar pada level harga tepat seperti yang kamu inginkan.
Limit order juga efektif digunakan pada saham atau instrumen yang kurang likuid. Saham yang kurang diminati atau saat pasar sepi biasanya menjemukan untuk diamati. Kamu bisa menggunakan limit order agar kamu dapat meninggalkan pasar tersebut tanpa khawatir dana investasi kamu buntung. Sebab, pialang akan mengeksekusi jika limit kamu tercapai.
Tapi, kamu juga harus memperhatikan komisi atau fee broker yang biasanya lebih besar jika menggunakan fitur ini. Makanya, fitur ini lebih sering digunakan oleh trader dengan kepemilikan besar. Jika dilakukan dengan volume besar biayanya lebih efisien.
Pada pasar yang likuid atau instrumen dengan banyak peminat, market order adalah pilihan yang tepat. Volatilitas harga di pasar yang ramai tentu menarik untuk disimak.
Kamu tidak akan bosan menunggu momentum datang untuk masuk ke pasar lalu menginput harga yang berlaku agar segera dieksekusi oleh pialang. Order ini sangat populer di kalangan investor, terutama investor ritel.
Jika kamu amat yakin pada fundamental perusahaan tujuan investasi, ataupun aset kripto yang sedang naik daun, buat apa menunda-nunda untuk memilikinya?
Namun, menggunakan market order saat pasar sepi atau saham kurang diminati kadang malah membuat transaksi kamu dieksekusi pada level harga berbeda. Meski jarang terjadi, kadang hal seperti ini menimbulkan kerugian.
Sisi baiknya adalah, kamu biasanya dikenai fee dan komisi yang lebih murah jika menawar dengan market order. Selain cepat dieksekusi, fitur ini lebih hemat, makanya lebih diminati terutama oleh trader pemula.
Baca juga: Waspada Bahaya Impermanent Loss Saat Yield Farming! Apakah Itu?
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Investopedia, Nerdwallet
Bagikan artikel ini