Sobat Cuan lagi menggandrungi yield farming untuk mendapatkan pendapatan pasif dari aset kripto? Nah, nampaknya kamu perlu waspada, mengingat ada satu risiko bernama impermanent loss yang perlu kamu hadapi.
Tapi, kamu tidak usah khawatir. Risiko yang satu ini tetap bisa dimitigasi kok, asal kamu tau cara menyikapinya. Untuk itu, yuk cari tahu, apa sih yang dimaksud dengan impermanent loss?
Sebelum kamu dapat memahami lebih jauh konsepsi impermanent loss, kamu perlu terlebih dulu mengerti skema Automated Market Makers (AMMs).
Dikenalkan pertama kali oleh salah satu pendiri blockchain paling fenomenal yakni Ethereum, Vitalik Buterin menjelaskan skema terbentuknya pasar dalam blockchain tanpa adanya penawaran dan permintaan.
Skema tersebut menciptakan pasar yang dikendalikan oleh software. Pelaku pasarnya akan diganjar fee dan yield lewat aktivitas berladang cuan seperti staking dan yield farming dari token protokol baru yang terbentuk, atau berdasarkan syarat-syarat yang disepakati lewat smart contracts.
Skema ini dipandang ideal bagi ekosistem terdesentralisasi. Namun, bukan berarti skema ini tidak memiliki kekurangan.
Selaku liquidity provider, saat berpartisipasi dalam AMMs, kamu bisa saja mengalami impermanent loss.
Sesuai dengan namanya, tentu saja kerugian ini tidak bersifat selamanya. Meski demikian, kalau kamu tidak tahu cara menanggulanginya dengan tepat, bukan mustahil jika kerugian yang kamu alami jadi permanen.
Impermanent loss terjadi saat harga token yang kamu simpan di dalam protokol DeFi ternyata lebih rendah dari harga di pasar.
Hal ini disebabkan karena tiap liquidity pools memiliki mekanisme AMM-nya sendiri yang berjalan tidak beriringan dengan kondisi pasar sebenarnya. Sehingga, saat harga token yang kamu kunci dalam protokol DeFi berubah di pasar, konversi harganya tidak begitu saja diadopsi oleh AMM di liquidity pools dimana kamu berpartisipasi.
Lantas, mengapa selisih harga tersebut bisa terjadi?
Nah, Sobat Cuan harus paham bahwa beberapa pools mengelola lebih dari satu jenis aset kripto yang ditempatkan dalam rasio setimbang. Namun, titik kesetimbangan ini dapat bergeser seiring dengan volatilitas harga pasar dari aset-aset yang dirasiokan.
Algoritma dalam liquidity pools memiliki mekanismenya sendiri untuk setimbang. Saat algoritma ini belum menerjemahkan pergerakan harga di pasar terhadap harga aset kamu di pools, saat itulah kamu mengalami yang disebut dengan impermanent loss.
Ada alasan mengapa namanya demikian, yakni agar kamu memahami bahwa kerugian yang ini tidak permanen. Mekanisme pasar tetap akan berjalan pada liquidity pools lewat arbitrageurs. Yakni pihak yang melihat selisih harga pada pasar kripto dan liquidity pools lalu mengeksekusinya untuk memperoleh keuntungan.
Nah, saat mekanisme ini selesai berjalan, nilai aset kripto kamu akan kembali setimbang dengan rasio pools yang kembali seperti semula.
Baca juga: Yuk, Simak Panduan Gunakan Bollinger Bands Untuk Trading Kripto!
Misalnya saja, 1 BNB dihargai 25 CAKE dalam suatu pools. Artinya, pools tersebut menerapkan rasio 1:25 berdasarkan harga yang relatif setimbang dengan pasar saat rasio dibuat.
Namun, pasar kripto mengalami fluktuasi yang cukup tinggi tiap saat, termasuk saat aset BNB dan CAKE kamu sedang terkunci di protokol sebuah pools. Jika sewaktu-waktu perbandingan antara BNB dan CAKE berubah di pasar hingga memengaruhi rasio aset, kamu selaku provider akan mengalami impermanent loss.
Sebabnya, perubahan rasio ini belum tentu setara dengan nilai yang berlaku saat itu di pasar CeFi. Konversi harga antara BNB dan CAKE dalam pools terbatas pada mekanisme yang terjadi disana, bukan refleksi atas harga riilnya di pasar.
Baca juga: Mengenal Token DeFi dan Alasan Kenapa Kamu Harus Perhatikan Mereka
Impermanent loss pada ekosistem decentralized finance mirip dengan yang kerap kamu alami pada pasar tersentralisasi. Saat portofolio kamu sedang kebakaran, kamu mengalami yang disebut dengan unrealized loss, alias kerugian yang belum terealisasi, yang harus kamu sikapi dengan cermat.
Saat aset kripto kamu mengalami impermanent loss di pools, portofolio investasimu akan bernilai negatif. Namun tentunya kamu harus bisa melihatnya secara jernih bahwa penurunan portofolio itu bukanlah kerugianmu yang sesungguhnya.
Jika kamu memutuskan untuk keluar dari pools saat harga asetmu sedang tidak setimbang, kamu akan membuat kerugian tidak permanen ini jadi permanen.
Ada peluang di lain waktu kesetimbangan akan kembali ke titik semula saat perbandingan harga aset kembali relevan dengan nilai yang kamu investasikan di awal. Tapi, kalau kamu tidak sabar dan mengambil keputusan dengan gegabah, kamu tentu akan kehilangan peluang berharga ini.
Baca juga: Terlihat Serupa, Apa Perbedaan Yield Farming dan Liquidity Mining?
Cara tersimpel dalam jangka pendek untuk memitigasi kerugian ini adalah dengan menyuntikkan likuiditas pada pairs agar harganya tetap relatif konstan. Atau sabar menunggu hingga kesetimbangan bergeser lagi.
Beberapa pools membuat rasio dari aset yang nilainya relatif stabil satu sama lain. Sebut saja sETH/ETH di Uniswap, atau stablecoin seperti DAI/USDC/USDT/sUSD di Curve.
Kelemahannya adalah, stabilitas berjalan dua arah. Kamu lebih tidak berisiko mengalami impermanent loss, tapi juga lebih tidak berkesempatan mengalami impermanent gain sebab harganya yang stabil. Selain itu, pools seperti ini jumlahnya terbatas.
Opsi lainnya adalah dengan menggunakan aplikasi seperti Balancer dan Hummingbot Miner 3. Aplikasi ini akan membantu kamu menentukan rasio pools tempat kamu berpartisipasi.
Balancer mengizinkan liquidity pools membuat rasio untuk asetnya di pools sehingga kamu pun bisa bertaruh pada aset yang lebih berperfroma baik. Sementara itu, Hummingbot Miner 3 memfasiilitasi kamu dengan bot yang memungkinkan kamu melakukan penambangan likuiditas pada banyak pasar di Binance dengan mekanisme AMMs sepenuhnya.
Bot ini mengeliminasi persoalaan impermanent loss. Tapi, kamu tetap beresiko mengalami penyusutan nilai aset kripto dari fluktuasi pasar meski tidak lagi harus galau saat rasionya di pools berubah.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Trust Wallet, Binance
Bagikan artikel ini