Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Blog

Sobat Cuan, Ini 4 Indikator Analisis Teknikal Utama dalam Melihat Tren!
shareIcon

Sobat Cuan, Ini 4 Indikator Analisis Teknikal Utama dalam Melihat Tren!

21 Jul 2021, 6:37 AM·READING_TIME
shareIcon
Kategori
Sobat Cuan, Ini 4 Indikator Analisis Teknikal Utama dalam Melihat Tren!

Sobat Cuan baru nyemplung di dunia trading? Nah, inilah saatnya kamu berteman akrab dengan yang namanya analisis teknikal. Sebab, analisis ini bisa menjadi petunjuk untukmu dalam mengumpulkan pundi-pundi cuanmu dari aksi jual-beli instrumen.

Adapun salah satu teknik populer dalam analisis teknikal adalah analisis tren. Teknik ini memprediksi tren harga aset ke depan berdasarkan data historis, dengan asumsi bahwa pola-pola yang dibentuk data tersebut akan berulang ke depan.

Mungkin, kamu sudah paham bahwa terdapat dua tren trading yang dikenal secara umum yakni tren bullish dan bearish. Namun, bagaimana sih cara kamu membaca tren tersebut?

Yuk, simak artikel ini hingga habis ya, Sobat Cuan!

Trend Analysis Dalam Analisis Teknikal

Trend diartikan sebagai arah pergerakan harga di pasar dalam kurun waktu tertentu.
Sementara analisis tren adalah proses mengamati trend saat ini untuk memprediksi tren di masa depan.

Trend dapat diprediksi kapan akan berbalik arah, terus melesat atau turun lewat metode-metode analisis teknikal. Analisis ini pun tergolong dalam analisis komparatif, yakni dengan membandingkan tren yang sedang berlangsung, data historisnya, dan prediksi tren di masa depan.

Komparasi juga dapat dilakukan antar sektor agar kamu dapat memprediksi sektor mana yang sedang menjanjikan dan sektor mana yang trennya akan berubah.

Sebagai trader, wajib hukumnya bagi kamu untuk memahami tren. Sebab, tren bisa menjadi penentu apakah kamu perlu masuk atau keluar dari satu pasar instrumen tertentu.

Misalnya, kamu pasti menyesal kan melakukan aksi beli saat harga tinggi namun tiba-tiba harganya anjlok beberapa saat kemudian? Nah, kamu perlu memahami tren ini agar tak salah langkah dalam trading.

Baca juga: Apa Itu Centralized Market?

Periode dalam Analisis Teknikal

Tidak ada batasan periode waktu yang dapat digolongkan dalam suatu tren. Tetapi, semakin panjang data historis suatu intrumen tercatat, maka akan semakin akurat pula prediksinya.

Namun, perlu kamu catat baik-baik bahwa prediksi berdasarkan analisis sekalipun tidak punya jaminan akurasi.

Periode dalam teknikal analisis ada tiga jenis, yakni jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Namun, sepanjang apa periode dapat dikatakan jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang, itu semua tergantung pada gayamu sendiri saat trading.

Beberapa metode bahkan menggunakan analisis teknikal dalam periode sangat pendek yakni menit dan detik. Metode lainnya membantumu memprediksi pasar jauh ke depan hingga hitungan tahun.

Indikator Trending Analysis dalam Analisis Teknikal

Memprediksi arah tren memang susah-susah gampang, Sobat Cuan. Apalagi, jika pasar sedang volatile seperti sekarang ini. Tapi, empat indikator paling populer dalam analisis teknikal ini akan membantu kamu membaca tren dengan mudah lho. Apa saja indikator tersebut?

1. Moving Average

Contoh Moving Average (garis merah). Sumber: Tradingview.

Moving average menggunakan data rata-rata harga secara progresif dalam kurun waktu tertentu. Sehingga, indikator yang satu ini memang sangat populer dalam analisis teknikal, termasuk saat kamu ingin menggunakan teknik trend analysis.

Indikator sejuta umat ini memang bertujuan untuk memberi petunjuk kepada mereka tentang arah tren harga sebuah aset di masa depan. Moving average sendiri terdiri dari beberapa variasi tergantung fokus sang trader. Apakah memang ia ingin melihat tren secara keseluruhan atau memberikan bobot dan perhatian lebih besar terhadap satu titik tertentu di dalam pergerakan harga aset tersebut.

2. Moving Average Convergence Divergence (MACD)

MACD (lokasi yang berada di bawah grafik). Sumber: Tradingview

Salah satu jenis moving average yang akan membantu kamu menganalisis trend adalah moving average convergence and divergence (MACD). Indikator berosilasi ini berfluktuasi disekitar titik nol yang menjadi tolok ukur momentum dan tren.

Logika yang digunakan MACD mirip dengan simple moving average (SMA) dengan tambahan fitur untuk memberi kamu gambaran yang lebih baik mengenai pergerakan harga. Simpelnya, jika MACD bergerak ke arah positif, hal ini dapat diartikan sebagai sinyal beli. Sebaliknya, jika MACD bergerak ke arah negatif berarti sinyal untuk menjual.

Namun, MACD kerap digunakan sebagai komplementer indikator lainnya. Jadi, kamu perlu mengkompilasi beberapa indikator dalam analisis teknikal sekaligus untuk mendapat gambaran akurat mengenai tren.

Baca juga: Masih Belum Paham Beda DeFi vs CeFi? Yuk, Belajar di Artikel Ini!

3. Relative Strength Index (RSI)

Contoh indikator RSI yang berada di bawah grafik harga. Sumber: Tradingview.

Indikator berosilasi lainnya yang kerap digunakan untuk melihat tren adalah relative strength index (RSI). Informasi yang diberikan RSI berbeda dengan MACD meskipun prinsipnya mirip.

RSI beroperasi dalam skala 0 hingga 100, tapi biasanya trader membuat area overbought dan oversold dengan skala 30 banding 70.

Artinya, saat harga pada histogram berada di wilayah di atas 70, kamu dapat mengartikannya sebagai overbought. Sedangkan saat harga berada di wilayah di bawah 30 pada histogram kamu dalam mengartikannya sebagai oversold.

Pada tren yang kuat, harga kerap bertahan di wilayah overbought maupun oversold dalam waktu yang cukup panjang untuk kamu mengambil keputusan. Tapi seringnya, harga hanya bertahan sesaat di area ini sehingga kamu harus mengambil keputusan cepat atau menganalisis sebelumnya untuk me-leverage cuan kamu.

Adapun cara terbaik untuk menggunakan RSI adalah dengan mengomparasinya bersama MACD.

Baca juga: Apa Itu Kurva Lorenz?

4. On-Balance Volume (OBV)

Area On Balance Volume di bawah grafik harga. Sumber: Tradingview

Volume penawaran sendiri merupakan indikator yang berharga dalam analisis teknikal. Karenanya, dikembangkanlah indikator yang secara khusus mengukur komplasi volume dalam satu grafis. Indikator ini mengukur volume kumulatif pembelian dan penjualan dengan menambah formulasi khusus.

idealnya, OBV dapat mengonfirmasi trend. Kenaikan harga harusnya diikuti dengan kenaikan OBV, begitu pun sebaliknya. Jika tidak terjadi sebagaimana premis ideal, umumnya harga akan mengikuti OBV sehingga kamu dapat membuat prediksi berdasarkan hal ini.

Adapun premis idealnya adalah, ketika OBV naik dan harganya tidak, kemungkinan harga akan mengikuti OBV di masa depan dan mulai naik.

Namun, jika harga naik dan OBV datar atau turun, harga mungkin mendekati puncak. Jika harga turun dan OBV datar atau naik, harga bisa mendekati dasar.

Jadi bagaimana Sobat Cuan? Sudah siap mendulang cuan berbasis analisis tren harga aset?

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: Investopedia, Warrior Trading

Ditulis oleh
channel logo

Fathia Nurul Haq

Right baner

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait

Artikel Terkait

no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1