Selamat mengawali bulan baru, Sobat Cuan! Kinerja aset kripto di awal Oktober ini langsung melempem meski pelaku pasar menginginkan fenomena Uptober kembali terulang. Lantas, apa penyebabnya? Simak ulasannya di Pluang Pagi berikut!
Indeks Saham AS
- Indeks saham Amerika Serikat (AS) kembali terkoreksi menutup sesi perdagangan Jumat (30/9). Nilai S&P 500 melorot 1,4%, sementara nilai Nasdaq dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) masing-masing luluh 1,5% dan 1,7% di saat yang sama.
- Peristiwa itu membuat indeks Dow Jones membukukan pelemahan kuartalan terburuknya sejak 2015. Bahkan, S&P 500 juga mencetak performa terburuknya sejak 2009 setelah mengakhiri tiga kuartal berturut-turut di zona merah.
- Indeks Wall Street terkulai lemas setelah pelaku pasar mempersiapkan diri terhadap potensi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, The Fed, yang lebih sadis.
- Sikap tersebut mereka tunjukkan setelah inflasi AS berdasarkan pengeluaran konsumen (Personal Consumption Expenditure/PCE) tercatat di 0,3% secara bulanan pada Agustus. Namun, realisasi tersebut ternyata melebihi ekspektasi analis.
- Asal tahu saja, The Fed selalu menggunakan indeks PCE sebagai acuan inflasi utamanya. Sehingga, The Fed akan menggunakan data tersebut untuk menentukan arah kebijakan moneternya ke depan.
- Selain itu, sikap antisipasi pelaku pasar juga dipicu oleh rentetan komentar pejabat The Fed pekan lalu yang menegaskan pentingnya kenaikan suku bunga acuan demi meredam inflasi.
- Salah satu komentar tersebut datang dari Wakil Ketua The Fed Lael Brainard yang mengatakan bahwa The Fed harus mengetatkan kebijakan moneter untuk sementara waktu agar inflasi bisa kembali ke target awal.
Baca Juga: Kabar Sepekan: Dunia Darurat Resesi, Dolar AS Semakin Unjuk Gigi
Aset Kripto
- Kondisi "sebelas dua belas" juga terjadi di pasar kripto pada Senin (3/10) pagi. Melansir Coinmarketcap pukul 07.51 WIB, sembilan dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat mendarat di zona merah dalam 24 jam terakhir.
- Nilai Bitcoin (BTC), misalnya, melemah 0,91% dan kini berada di US$19.099 per keping. Sementara itu, nilai Ether (ETH) melorot 2,06% ke US$1.282 di waktu yang sama.
- Nasib altcoin lainnya juga terbilang serupa. Nilai Cardano (ADA), Solana (SOL), Dogecoin (DOGE), Polkadot (DOT), dan Shiba Inu (SHIB) kompak merosot lebih dari 1% dalam 24 jam terakhir. Terdapat pula nilai XRP yang melemah 4,46% di saat bersamaan.
- Secara teknikal, nilai aset kripto berguguran setelah BTC gagal menembus level psikologis US$20.000 di akhir pekan. Hal ini mengindikasikan bahwa kaum bear sudah bersiap siaga melakukan aksi jual di kisaran level tersebut.
- Kuat dugaan, tingginya tekanan jual di akhir pekan disebabkan oleh aksi pelaku pasar yang menghindari pasar aset berisiko mengikuti pergerakan pasar saham AS. Di samping itu, mereka juga mempertimbangkan prospek makroekonomi yang mendung sebelum menentukan sikap di pasar kripto.
- Padahal, pelaku pasar tadinya melakukan aksi akumulasi kencang menjelang akhir September. Adapun motivasi mereka adalah ingin kembali mengulangi fenomena tahunan Uptober, yakni kondisi ketika harga aset kripto mulai beterbangan di Oktober setelah sebelumnya "tergencet" di September.
- Sentimen negatif lainnya datang dari platform exchange top Coinbase. Pada Minggu (2/10) pagi, Coinbase mengalami gangguan sistem yang menyebabkan penggunanya tidak bisa menarik, menyimpan, atau membeli aset kripto di platform miliknya.
Emas
- Harga emas di pasar spot berada di US$1.664 per ons pada pukul 08.07 WIB, menguat tipis dibanding posisi akhir pekan yakni US$1.660 per ons.
- Kendati demikian, nilai sang logam mulia bisa dibilang jalan di tempat dibanding posisinya di akhir pekan. Hal ini disebabkan oleh antisipasi pelaku pasar atas kenaikan suku bunga acuan The Fed yang lebih heboh ke depan.
- Sekadar informasi, kenaikan suku bunga acuan ditakutkan bakal mengerek tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS. Imbasnya, opportunity cost investor dalam menggenggam emas akan menjadi lebih mahal dari sebelumnya.
- Di samping itu, pergerakan harga emas juga dibayangi fluktuasi nilai Dolar AS. Jika nilai Dolar AS terus menguat, maka harga emas akan menjadi relatif lebih mahal bagi pelaku pasar yang jarang bertransaksi menggunakan mata uang tersebut.
Baca Juga: Pasar Sepekan: Prospek Ekonomi Kian Ngawur, Market Jadi Babak Belur!
Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS, serta lebih dari 140 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!