Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Pluang Pagi: Inflasi Bikin Gempar, BTC & Emas Diramal Bakal Cetar
shareIcon

Pluang Pagi: Inflasi Bikin Gempar, BTC & Emas Diramal Bakal Cetar

12 Nov 2021, 2:01 AM·Waktu baca: 4 menit
shareIcon
Kategori
Pluang Pagi: Inflasi Bikin Gempar, BTC & Emas Diramal Bakal Cetar

Selamat pagi, Sobat Cuan! Sehari menjelang akhir pekan ini, yuk simak rangkuman kinerja pasar pagi ini di Pluang Pagi berikut!

Indeks Saham AS

Trio indeks saham AS terlihat tak sat suara dalam sesi perdagangan Kamis (11/10). Di satu sisi, nilai Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,44%, namun di sisi lain nilai indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite kompak menguat 0,06% dan 0,52%.

Ketiga indeks saham Wall Street bergerak bervariasi lantaran minim katalis positif. Ya, sepanjang sesi perdagangan kemarin, tidak ada data-data ekonomi baru yang mampu mendorong kinerja sang bursa AS.

Kemudian, saham-saham sektor teknologi seperti Alphabet, Apple, dan Amazon ikut tersungkur ke zona merah. Di sisi lain, Meta, perusahaan yang tadinya dikenal sebagai Facebook, berhasil finish di zona hijau meski tipis.

Performa ketiga indeks saham AS juga tertahan oleh nilai saham Walt Disney Co yang terjun bebas 7,1% setelah merilis laporan keuangannya yang memble. Ternyata, perusahaan hiburan tersebut melaporkan pendapatan dari taman tematik dan pelanggan layanan streaming yang jauh di bawah target.

Meski demikian, Nasdaq dan S&P 500 berhasil bertahan pada Kamis akibat kinerja produsen chip semikonduktor meski perdagangan kemarin terlihat lesu. Ya, beberapa pelaku pasar nampaknya masih menghindari pasar modal setelah AS melaporkan inflasi tertingginya dalam 31 tahun terakhir.

Aset Kripto

Harga Bitcoin terlihat berkonsolidasi pada posisi US$65.000 per keping setelah menyentuh level tertingginya US$69.000 dua hari lalu. Kini, sang raja aset kripto nangkring di US$64.809 per keping pada pukul 08.05 WIB, alias turun 0,23% dalam sehari terakhir

Meski tengah tak bergairah pagi ini, nilai Bitcoin diramal akan terus mendapat sokongan kuat dari pelaku pasar. Kini, mereka nampaknya tengah berburu aset lindung nilai, salah satunya Bitcoin, yang ampuh melindungi nilai kekayaannya dari gerusan inflasi.

Seperti diketahui, inflasi tahunan AS pada Oktober menyentuh 6,2% atau level tertingginya sejak 1990 silam. Peristiwa ini digadang membuat investor institusi berburu Bitcoin, sebuah instrumen investasi yang tidak memiliki korelasi positif dengan tingkat inflasi dan memiliki suplai yang terbatas.

Prediksi ini pun didukung oleh laporan Cointelegraph yang menunjukkan bahwa harga Bitcoin yang tenggelam akan bersifat sementara. Dari himpunan analisis teknikal Cointelegraph, Bitcoin malahan diramal akan menembus US$75.000 dalam waktu dekat.

Di sisi lain, nilai Ethereum bertengger di US$4.726 per keping di waktu yang sama alias lompat 2,14% di waktu yang sama. Dengan demikian, maka nilai ETH hanya 2,6% lebih rendah mendekati rekornya terakhir.

Koin-koin gaming, dunia virtual, dan NFT juga menjadi koin paling hits dalam sehari terakhir. Tengok saja nilai Decentraland (MANA) dan The Sandbox (SAND) yang masing-masing naik 10,86% dan 7,67%.

Baca juga: Pluang Pagi: Investor Endus Aroma Tapering, Indeks Saham AS Terbaring

Emas

Nilai emas spot kini bercokol di US$1.860,6 per ons pagi ini. Namun, sang logam mulia sempat melompat ke US$1.868,2, yang merupakan titik tertingginya dalam lima bulan terakhir, pada sesi perdagangan kemarin.

Nilai emas berjangka untuk kontrak Desember pun mengalami nasib serupa, yakni naik 0,8% ke posisi US$1.863,9 per ons.

Kenaikan harga emas kali ini terbilang unik lantaran terjadi ketika dua musuh bebuyutannya, nilai Dolar AS dan tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS, sedang perkasa. Biasanya, kedua hal tersebut selalu membendung penguatan harga emas.

Hanya saja, sang logam mulia kali ini berhasil melompat akibat tingkat imbal hasil riil masih di teritori negatif. Hingga 10 November, tingkat imbal hasil riil bertengger di -1,85%. Selama real yield terus anjlok, maka harga emas masih punya kemungkinan untuk terus menanjak.

Dolar AS

Nilai indeks Dolar AS bertengger di 95, yang merupakan tingkat tertingginya sejak Juli 2020. Sang aset greenback berhasil mencetak level tertingginya dalam 16 bulan terakhir akibat tingkat inflasi AS yang meradang serta meningkatnya aliran modal masuk ke pasar modal AS. Maklum, inflasi akan menyebabkan harga-harga barang jadi lebih mahal sehingga hal itu bisa menjadi katalis positif bagi kinerja keuangan emiten.

Kenaikan nilai Dolar AS ditambah ketakutan investor akan inflasi mungkin bisa menjadi katalis positif bagi pasar modal global hari ini.

Baca juga: Pluang Pagi: Saham AS & IHSG Kian Kinclong, Dolar AS Makin Amsyong

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Ditulis oleh
channel logo

Satya Nagara

Right baner

Satya Nagara

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
pluang pagi
Pluang Pagi: Krisis di Ukraina Memanas, Aset Kripto Kembali Lemas!
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1