Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) boleh tersenyum lebar di akhir pekan setelah melaju dengan nilai yang lumayan lah. Sayangnya, investor kripto nampaknya masih harus gigit jari gara-gara harga aset kripto mendekam di zona merah! Simak ulasannya di Rangkuman Pasar berikut!
IHSG undur diri dari sesi perdagangan Jumat (28/1) di level 6.645,51 poin, tumbuh 0,52% dibanding sehari sebelumnya. Peristiwa tersebut sekaligus membuktikan bahwa sang indeks domestik masih mampu reli meski situasi ekonomi di luar sana tengah gonjang-ganjing.
Hasil pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang cemerlang menjadi salah satu sentimen eksternal yang bikin IHSG bertenaga pada hari ini.
Pada kuartal IV 2021, AS ternyata mencetak pertumbuhan ekonomi 6,9% alias laju tercepatnya sejak 1984. Raihan tersebut melebihi konsensus ekonom yakni 5,5% saja.
Data tersebut memperlihatkan bahwa perekonomian di negara tersebut masih tahan banting meski didera gelombang virus COVID-19 varian Omicron. Namun di sisi lain, pertumbuhan ekonomi yang mayoritas ditopang oleh stimulus pemerintah AS juga bikin pelaku pasar sangsi bahwa ekonomi AS benar-benar pulih total.
Oleh karenanya, investor asing melirik negara berkembang lain yang kebetulan punya prospek ekonomi cukup apik. Salah satu negara incaran mereka adalah Indonesia.
Sepanjang tahun ini, Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi domestik bakal mencapai 5,5% yang ditopang oleh kinerja komoditas. Di samping itu, baru-baru ini International Monetary Fund (IMF) juga memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus mulus hingga 2023 mendatang.
Hal itu tampaknya menjadi landasan bagi investor asing untuk menempatkan dananya di pasar modal tanah air. Hanya saja, pelaku pasar juga masih berhati-hati membenamkan dananya di tanah air lantaran angka kasus positif COVID-19 di tanah air sudah menembus 7.000 kasus per hari pada Kamis (27/1) kemarin.
Baca juga: Rangkuman Kabar: Saham Netflix Anjlok, Batu Bara RI Terus Diserok
Kondisi pasar modal domestik yang sedang ranum-ranumnya bikin investor asing berbondong mengalirkan dananya ke bursa Indonesia. Tengok saja nilai beli bersih (net foreign buy) investor asing yang tercatat Rp233,13 miliar di seluruh pasar hari ini.
Mereka terpantau memborong saham-saham bank berkapitalisasi jumbo. Sebut saja saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang digondol Rp221,3 miliar dan akhirnya mendorong saham perseroan lompat 4,17% ke Rp7.500 per saham.
Selain itu, mereka juga mengoleksi saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) masing-masing senilai Rp193,4 miliar dan Rp57,2 miliar. Sontak, nilai saham BMRI dan EXCL masing-masing nyelonong 1,32% dan 4,11% pada hari ini.
Baca juga: Rangkuman Pasar: The Fed Bikin Pusing, IHSG Tahan Banting!
Bursa kripto masih bergerak abu-abu. Melansir Coinmarketcap pukul 17.30 WIB, delapan dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat pasrah berdiam di zona merah dalam sehari terakhir.
Ether (ETH), contohnya, kini bertengger di US$2.401,85 alias anjlok 1,63% dalam sehari terakhir. Nasib yang sama juga melanda pesaingnya, yakni geng altcoin "Pembunuh Ethereum". Nilai Cardano (ADA), Solana (SOL), Polkadot (DOT), dan Avalanche (AVAX) masing-masing susut 2,46%, 1,67%, 0,19%, dan 1,59% dalam sehari terakhir.
Awan mendung pun masih menggelayut di atas altcoin lainnya. Tengok saja nilai Terra (LUNA) yang amblas 13,36% dan Cosmos (ATOM) yang jeblos 7,98% dalam 24 jam terakhir.
Sentimen yang mempengaruhi pasar kripto sejatinya tidak berubah sejak kemarin. Komentar hawkish The Fed disertai kenaikan nilai Dolar AS nampaknya menjadi duet biang kerok lesunya pasar kripto dalam beberapa hari terakhir. Hal itu wajar saja, sebab kedua faktor tersebut bikin pelaku pasar malas membenamkan uang ke pasar aset berisiko.
Namun di sisi lain, banyak pihak menduga bahwa bursa kripto saat ini tengah mengalami fase awal crypto winter. Yakni, masa di mana nilai aset kripto akan terus tiarap dalam waktu yang tidak singkat.
Meski dikelilingi koin-koin yang kebakaran, setidaknya nilai Bitcoin (BTC) masih bisa tumbuh 0,2% dalam sehari terakhir. Salah satu penyebabnya adalah menyusutnya suplai BTC di centralized exchange gara-gara investor kelas kakap BTC, alias whales, ramai-ramai memindahkan 18.000 BTC pada Kamis (27/1).
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini