Apa kabar, Sobat Cuan? Semoga kamu tetap semangat meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan aset kripto kembali berguguran sore hari ini. Apakah panic selling masih melanda kedua market hari ini? Simak selengkapnya di Rangkuman Pasar berikut!
IHSG menutup sesi perdagangan Rabu (11/5) dengan bertengger di level 6.816,2 poin alias melorot tipis 0,05% dibanding kemarin.
Laju sang indeks domestik tadinya terlihat menjanjikan setelah reli kencang di sesi pertama perdagangan hari ini. Bahkan, nilainya sempat menembus 6.902,21 poin. Namun, apa daya, gerak IHSG mendadak kebas jelang penutupan.
Pada awalnya, investor merasa pede berkutat di pasar modal domestik mengikuti sentimen pasar global, di mana dua indeks saham utama AS sukses mendarat di zona hijau kemarin. Namun, menjelang akhir sesi perdagangan, pelaku pasar memilih menghindari pasar modal lantaran mengantisipasi data inflasi AS April yang sedianya dirilis hari ini.
Asal tahu saja, inflasi telah menjadi momok pasar modal sejak akhir tahun lalu. Pelaku pasar khawatir bahwa inflasi yang ogah rontok bisa membuat bank sentral seantero dunia mengetatkan kebijakan moneternya. Hanya saja, kebijakan bank sentral yang super agresif bisa menghambat laju pertumbuhan ekonomi dan membuat ekonomi global berujung resesi.
Nah, kondisi ini tentu akan menjadi tulah bagi saham-saham teknologi yang kinerja keuangannya sangat tergantung dengan pertumbuhan ekonomi.
Tengok saja, nilai saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) amblas 6,87% pada hari ini. Tak ketinggalan, nilai saham duo raksasa teknologi tanah air, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) juga oleng masing-masing 6,72% dan 6,63% di waktu yang sama.
Kendati demikian, pelaku pasar tampaknya masih getol mengakumulasi saham-saham sektor konsumer dan bikin nilainya meroket. Nilai saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), misalnya, loncat 11,42% hari ini. Selain itu, terdapat pula saham PT Mayora Indah Tbk (MYOR) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) yang nilainya masing-masing menanjak 6,03% dan 4,08%.
Hal ini sejatinya dapat dimaklumi mengingat saham konsumer dikenal sebagai saham defensif. Dengan kata lain, permintaan akan hasil output emiten-emiten sektor tersebut akan stabil meski kondisi ekonomi lagi goyang. Sehingga, mereka diharapkan masih bisa membukukan kinerja keuangan yang apik meski pasar modal gonjang-ganjing.
Lesunya kinerja IHSG hari ini pun tak lepas dari aksi jual yang dilakukan investor asing. Hari ini, asing mencatat nilai jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp875,61 miliar di pasar reguler.
Mereka terlihat paling banyak menjual saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp302,6 miliar. Tak ketinggalan, mereka juga melego dua saham big cap lain, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Astra International Tbk (ASII), masing-masing Rp215,2 miliar dan Rp189,3 miliar.
Di sisi lain, mereka justru getol mengoleksi saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) sebesar Rp48,1 miliar. Selain itu, asing juga mengumpulkan saham PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) masing-masing sebesar Rp35,2 miliar dan Rp14,4 miliar.
Baca juga: Rangkuman Pasar: 'Panic Selling' Kian Marak, Kripto & IHSG Terkoyak-Koyak!
Kondisi yang lebih mengenaskan terjadi di pasar kripto. Melansir Coinmarketcap pukul 15.28 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar jumbo sejagat lagi-lagi pasrah terbenam ke zona merah.
Tadinya, sentimen di pasar aset kripto mulai membaik di pagi hari seiring kembalinya selera pelaku pasar untuk berkutat di pasar aset berisiko. Sikap itu tercermin dari laju indeks S&P 500 dan Nasdaq yang kompak ditutup di teritori positif pada sesi perdagangan kemarin.
Selain itu, pelaku pasar kripto pun awalnya terlihat optimistis memborong aset kripto mumpung harganya murah (buy the dip) setelah melihat bahwa beberapa aset kripto sudah memasuki area jenuh jual (oversold) jika ditilik dari sisi analisis teknikalnya.
Namun, pelaku pasar sepertinya kembali deg-degan dengan pasar kripto pasca menyaksikan drama yang berkutat di sekitaran stablecoin besutan Terra Labs, UST.
Sejak awal pekan, UST tengah menjadi buah bibir lantaran tidak bisa menjaga nilai tukarnya sebesar 1 UST untuk setiap US$1. Hal ini terjadi setelah jumlah UST yang dikelola platform keuangan terdesentralisasi (Decentralized Finance) Anchor amblas dari US$14 miliar ke US$8 miliar. Selain itu, anjloknya nilai Bitcoin (BTC), yang merupakan reserve asset dari UST, ditengarai ikut menjadi biang kerok atas peristiwa tersebut.
Nah, kejadian ini membuat pelaku pasar sangsi bahwa kondisi pasar stablecoin, dan pasar kripto pada umumnya, terlalu volatil untuk saat ini. Ketakutan pelaku pasar pun semakin tebal setelah Menteri Keuangan Janet Yellen dan bank sentral AS The Fed kompak mengatakan bahwa stablecoin adalah risiko besar yang mengancam sektor keuangan.
Imbasnya, nilai koin native jaringan Terra, LUNA, pun amblas 82,17% pada hari ini. LUNA yang tadinya masuk jajaran 10 aset kripto utama sejagat kini harus puas melorot ke urutan 32.
Kendati pasar kripto terlihat membara, tentu saja masih ada aset kripto yang terlihat kinclong dibanding lainnya. Kali ini, status tersebut jatuh kepada Maker (MKR) yang tumbuh 9,84% dibanding sehari sebelumnya.
Baca juga: Pluang Pagi: Ekonomi Diramal 'Modar', Kripto & Saham AS Ambyar!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini