Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot sementara aset kripto juga sulit bangkit pada sore hari ini. Ada apa sih dengan kedua pasar tersebut? Yuk, simak ulasannya di Rangkuman Pasar berikut!
IHSG pamit dari sesi perdagangan Senin (14/2) di level 6.739,49 poin, longsor 1,19% dibandingkan sesi perdagangan Jumat (11/2). IHSG harus mengawali pekan dengan malang setelah tampil gemilang pekan lalu yang sampai cetak rekor dua kali.
Pada hari ini, pelaku pasar sepertinya sedang jaga jarak dengan indeks saham lantaran ekonomi disinyalir tengah memasuki fase ketidakpastian. Musababnya, apalagi kalau bukan memanasnya tensi geopolitik antara Ukraina dan Rusia.
Akhir pekan lalu, kantor berita Ukraina PBS mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin sudah sepakat untuk menginvasi Rusia pekan ini. Laporan tersebut dilanjutkan oleh komentar Penasihat Keamanan Gedung Putih Jake Sullivan bahwa Rusia bisa menginvasi Ukraina kapan saja. Mungkin, negara beruang merah tersebut akan menyerang tetangganya melalui serangan udara terlebih dulu.
Beberapa negara sudah mengimbau warga negaranya yang berada di Ukraina untuk segera meninggalkan negara pecahan Uni Soviet itu. Beberapa di antaranya adalah Singapura, Amerika Serikat, Inggris, dan 13 negara lainnya.
Banyak pihak beranggapan bahwa peristiwa ini bisa menjadi gerbang Perang Dunia III. Oleh karenanya, tak heran jika pelaku pasar mengatur ulang portofolio investasinya jika sewaktu-waktu pecah perang antara Rusia dan Ukraina.
Mereka tentu menghindari pasar aset berisiko lantaran cuan yang bakal mereka dapat tentu tidak menentu di tengah situasi yang tidak pasti. Sebagai gantinya, mereka merangsek masuk pasar aset safe haven, seperti emas dan Dolar AS.
Sentimen tersebut tak hanya mempengaruhi kinerja indeks domestik saja. Nilai indeks saham Wall Street, misalnya, juga terjun bebas lebih dari 1% pada akhir pekan lalu. Bursa saham Eropa juga bernasib sama. Tengok saja indeks DAX Jerman dan FTSE Inggris yang ambruk masing-masing 3,27% dan 1,83%.
Sentimen negatif ini cukup disayangkan mengingat banyaknya kabar baik dari dalam negeri.
Salah satunya datang dari laporan Bank Indonesia (BI) yang mengatakan bahwa penjualan ritel Januari 2022 terbilang tumbuh 13,8% alias lebih baik dari bulan sebelumnya 10,8%. Data ini sejatinya menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi domestik masih berada di jalur yang benar.
Baca juga: 7 Risiko Utama Investasi Saham
Meski indeks saham ambrol, pelaku pasar asing nyatanya masih doyan mengoleksi saham-saham jagoannya. Hal ini tercermin dari nilai beli bersih asing (net foreign buy) sebesar Rp402,91 miliar di seluruh pasar.
Sama seperti pekan lalu, mereka terlihat getol memborong duo saham bank big cap pelat merah, PT Bank Negara Indonesa Tbk (BBNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), masing-masing sebesar Rp222,8 miliar dan Rp181,2 miliar.
Di sisi lain, mereka justru melepas saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebanyak Rp66 miliar. Tak ketinggalan, mereka juga melego saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan PT Astra International Tbk (ASII) masing-masing Rp41,7 miliar dan Rp28,9 miliar.
Namun, panggung utama pasar modal kali ini jatuh ke perusahaan media. Lihat saja nilai saham PT Net Visi Media Tbk (NETV) yang terbang 24,3% hari ini dan sukses bikin mereka masuk jajaran top gainers.
Seolah tak mau kalah, saham PT Indo Pureco Pratama Tbk (IPPE) juga ikut semringah setelah nilai sahamnya naik 20% ke level Rp324 per saham pada hari ini.
Nilai aset kripto pun hari ini bikin pelaku pasar kompak tegang. Melansir Coinmarketcap pukul 17.30 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat malah terbenam ke zona merah dalam 24 jam terakhir.
Nilai Bitcoin (BTC), misalnya, kini nangkring di level US$42.181,41 atau susut 0,41% dalam sehari terakhir. Langkahnya diikuti oleh Ether (ETH) yang nilainya turun 1,83% ke US$2.864,81 di waktu yang sama.
Kondisi apes juga menghampiri kelompok altcoin lainnya. Tengok saja nilai XRP, Cardano (ADA), dan Solana (SOL) yang masing-masing ambruk 5,49%, 2,79%, dan 3,79%. Sementara itu, nilai Terra (LUNA), Avalanche (AVAX), dan Polkadot (DOT) masing-masing luntur 2,53%, 5,26%, dan 3,54%.
Sama seperti yang terjadi di pasar modal, kondisi geopolitik yang lagi gonjang-ganjing menjadi biang kerok mendungnya pasar kripto hari ini. Pelaku pasar sepertinya lagi enggan berkubang di pasar berisiko dan memilih ke pasar aset yang lebih aman selama kondisi ekonomi memang belum pasti.
Selain itu, penguatan nilai Dolar AS pun ditengarai menjadi biang kerok pelemahan aset kripto hari ini. Maklum, para analis beranggapan bahwa pergerakan harga aset kripto dan Dolar AS punya korelasi negatif setidaknya sejak Juli 2021 lalu.
Kondisi pasar kripto hari ini pun tak lepas dari kabar-kabar lainnya.
Di India, perwakilan platform exchange kripto dikabarkan telah sowan ke pejabat Kementerian Keuangan India untuk mempertimbangkan kembali rencana pengenaan pajak kripto di negara tersebut.
Selain itu, punggawa Tesla Elon Musk juga memberi sinyal bahwa DOGE bisa digunakan sebagai alat pembayaran di jasa internet satelit miliknya, Starlink. Sinyal tersebut ia lontarkan melalui sebuah emoji di salah satu cuitan akun Twitter-nya.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang
Bagikan artikel ini