Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Harga Emas Menguat Berkat Data Klaim Pengangguran & Risalah Fed
shareIcon

Harga Emas Menguat Berkat Data Klaim Pengangguran & Risalah Fed

9 Jul 2021, 2:11 AM·Waktu baca: 2 menit
shareIcon
Kategori
Harga Emas Menguat Berkat Data Klaim Pengangguran & Risalah Fed

Harga emas di pasar spot pada hari ini, Jumat (9/7) pukul 09.00 WIB, menguat 0,27% ke US$1.806,54 per ons. Sementara itu, harga emas di pasar COMEX juga menguat 0,37% ke US$1.806,9 per ons di waktu yang sama.

Penguatan harga emas kali ini disebabkan oleh melemahnya dua musuh bebuyutan emas, yakni tingkat imbal hasil obligasi AS dan nilai dolar AS.

Pagi hari ini, yield obligasi AS bertenor 10 tahun berada di level 1,31%, atau masih stagnan dibandingkan posisi Kamis (8/7). Meski demikian, angka ini jauh lebih rendah dibanding awal pekan yang berada di kisaran 1,46%.

Kondisi ini bikin investor berpaling dari obligasi dan mulai kembali menggenggam emas. Sebab, opportunity cost menggenggam obligasi menjadi meningkat di saat yield melemah.

Di waktu yang sama, nilai dolar AS pun lunglai dari 92,72 pada Kamis (8/7) menjadi 92,43 pada hari ini.

Menguatnya nilai dolar AS akan membuat harga emas relatif lebih mahal bagi investor yang menggenggam emas. Sehingga, permintaan emas pun akan tertahan dan menahan laju harga emas.

Baca juga: Harga Emas Hari Ini Kokoh di US$1.800 Pasca Rilis Risalah The Fed

Sentimen Utama Harga Emas Hari Ini

Anjloknya nilai imbal hasil obligasi pemerintah AS, yang memperkuat harga logam mulia, disebabkan oleh perilisan risalah rapat bulanan FOMC The Fed pada Rabu (7/8).

Risalah tersebut menyebut bahwa otoritas moneter tersebut memang tengah mengarahkan kebijakannya ke arah tapering. Namun, pejabat The Fed menyebut bahwa kebijakan itu harus dilakukan secara sabar, mengingat ekonomi AS belum “mengalami kemajuan yang berarti”.

Hal ini menandakan bahwa The Fed tidak terburu-buru memasang sikap hawkish. Adapun sikap hawkish The Fed selama ini bikin investor bereaksi berlebihan terhadap emas. Terakhir, kesimpulan soal kenaikan suku bunga acuan dua kali di rapat FOMC The Fed pada Rabu (16/6) lalu bahkan membuat harga emas anjlok 7% di bulan Juni.

Selain itu, penguatan harga emas hari ini juga disebabkan oleh reaksi investor atas data ekonomi terbaru yang dirilis kemarin.

Departemen Ketenagakerjaan AS merilis bahwa jumlah pengangguran yang mengajukan bantuan tunakarya pada pekan lalu meningkat 2.000 pendaftar dibanding pekan sebelumnya.

Hal ini bikin investor menduga bahwa pasar ketenagakerjaan mungkin belum sepenuhnya pulih setelah dihantam pandemi COVID-19. Data ini sekaligus mengonfirmasi data Non-Farm Payroll Juni yang dirilis pekan lalu bahwa pasar tenaga kerja AS kian mengetat.

Baca juga: Harga Emas Tembus US$1.800 Berkat Buruknya Data Sektor Jasa AS

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: ReutersBloombergCNBC

Ditulis oleh
channel logo

Adi Putro

Right baner

Adi Putro

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
lainnya
Simak 5 Cara Mudah Pilih Asuransi Kesehatan Terbaik!
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1