Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Berita & Analisis

Belajar Double Bottom Pattern dan Fungsinya untuk Trading

Belajar Double Bottom Pattern dan Fungsinya untuk Trading

31 May 2023, 7:23 AM·Waktu baca: 4 menit
Kategori
Double Bottom Pattern

Double bottom pattern punya akurasi tinggi dalam mengabarkan terjadinya reversal, loh, Sobat Cuan! Berkat reputasinya sebagai pembawa kabar gembira, pola satu ini cukup populer di kalangan trader. Yuk, pelajari selengkapnya!

Apa itu Double Bottom Pattern?

Double bottom pattern adalah pola analisis teknikal klasik yang merepresentasikan momentum reversal pada chart downtrend atau sideways. Polanya berupa dua lembah yang tampak seperti huruf W dengan tiga puncak yang relatif tidak simetris.

Dasar kedua lembah pada double bottom pattern merupakan level support yang signifikan. Level ini menjadi pijakan bagi uptrend yang akan terbentuk setelah konfirmasi reversal.
Secara historis, break out yang terjadi setelah konfirmasi pola dapat mencapai 100%.  Tidak hanya itu, akurasi sinyal dari pola ini cukup tinggi, berikut dnegan level entry, stop-loss dan exit yang jelas. Karenanya, pola ini terkenal sebagai pengundang cuan,

Bagaimana Double Bottom Pattern Terbentuk?

Pola double bottom terbentuk pada pasar yang sedang downtrend atau sideways beberapa waktu. Harga aset pada market seperti ini mengalami koreksi hingga level terendah baru.

Saat harga menyentuh level terendahnya, terjadi akumulasi permintaan dari spekulan yang menganggap level harga sudah terlalu murah. Akibatnya, harga pun sedikit memantul membentuk bukit kecil sebelum akhirnya terkoreksi kembali.

Biasanya, permintaan yang terakumulasi setelah koreksi pertama memiliki selisih 10% hingga 20% lebih tinggi dari level harga yang dianggap sebagai resistance. Ini disebabkan oleh partisipasi pasar yang meningkat setelah melihat dinamika yang terjadi sebelumnya.

Sementara itu, koreksi kedua terjadi akibat aksi taking profit para spekulan. Karena akumulasi permintaan yang terjadi sebelumnya merupakan aksi swing trader dan short trader, mereka cenderung melepas aset dalam time frame pendek. Akibatnya, lembah kedua hampir simetris dengan lembah pertama. Selisih keduanya hanya sekitar 3% hingga 4%.

Kedua lembah pun membentuk level support baru yang menjadi pijakan uptrend harga aset tersebut. Dua kali momentum harga memantul pada level support ini menjadi konfirmasi pola bagi komunitas trader yang lebih luas.

Mereka pun merespons dengan memasang posisi entry sesaat setelah harga terbukti memantul dari support signifikan tersebut. Berkat akumulasi optimisme pelaku pasar yang menggap support signifikan sudah teruji dua kali inilah, pergerakan harga jadi punya bahan baku untuk berbalik arah.

Baca juga: Cara Membaca Sinyal Reversal Menggunakan Quasimodo Pattern

Trading dengan Double Bottom Pattern

Sobat Cuan tentu penasaran kapan waktu yang tepat untuk membeli aset yang sedang diskon, bukan?

Double bottom pattern mendulang popularitasnya sebagai pola reversal klasik dalam analisis teknikal. Pola ini jadi primadona yang ditunggu-tunggu oleh investor saat harga saham maupun aset kripto favoritnya mengalami koreksi atau cenderung lesu selama beberapa waktu.

Lantas, bagaimana sih mengoptimalkan cuan saat trading dengan pola satu ini?

1. Mengonfirmasi Pola Double Bottom

Langkah pertama tentunya dengan mengumpulkan konfirmasi double bottom pattern yang kamu temukan itu valid. Jangan sampai kamu termakan jebakan sinyal 'aspal' ya, Sobat Cuan!

Simpelnya, koreksi pertama yang terjadi saat pola mulai terbentuk adalah calon titik support signifikan yang baru. Perhatikan level dimana harga mulai memantul pertamakalinya sebagai acuan awal.

Lalu, kamu haru bersabar menunggu beberapa waktu hingga koreksi kedua terbentuk. Koreksi inilah yang menjadi salah satu konfirmasi penting. Jika level harga 'lulus ujian' kedua dengan kembali memantul pada level yang relatif sama dengan puncak koreksi pertama, double bottom pattern temuan kamu hampir pasti merupakan sinyal yang valid.

Kamu harus berhati-hati jika koreksi harga berhasil menembus level support pertama. Kemungkinan besar downtrend bakal terus berlanjut.

Indikator konfirmasi lainnya ialah akumulasi permintaan yang tampak dari lonjakan volume entry di level harga tertentu. Jika terjadi kenaikan volume pada level support saat koreksi kedua, hampir pasti harga dapat memantul signifikan.

2. Momentum Posisi Entry

Setelah mengantongi konfirmasi harga, kamu dapat mulai memperhitungkan momentum terbaik untuk entry.

Beberapa trader menyarankan entri setelah pola selesai terbentuk, yakni saat pantulan kedua melewati resistennya. Posisi ini berlaku bagi trader dengan selera risiko moderat yang ingin memastikan reversal pada downtrend tereksekusi dengan baik.

Namun, banyak juga yang menganggap entry setelah resisten terlalu lambat. Jika kamu mau mengambil risiko lebih besar, kamu dapat memperluas margin keuntungan dengan entry lebih cepat. Level entry yang disarankan bagi tipe trader berisiko ialah sesaat setelah harga memantul keduakalinya dari resisten signifikan, yakni, saat huruf W belum sempurna terbentuk namun sudah terjadi akumulasi permintaan.

2. Stop-Loss pada Support

Pola ini memberitahu secara gamblang dimana pijakan alias support pada uptrend yang baru terbentuk. Level ini harus kamu manfaatkan untuk memasang order stop-loss, sebagai tindakan preventif kalau reversal gagal terlaksana.

3. Taking Profit pada Puncak Breakout

Secara historis, uptrend yang terbentuk setelah konfirmasi pola double bottom biasanya dua kali lipat dari supportnya. Berangkat dari asumsi ini, kamu dapat menghitung jarak vertikal antara support dan resistance yang dibentuk oleh pola, lalu menempatkan order jual pada level harga di atas resistance dengan jarak yang sama dengan garis vertikal tersebut.

Tentunya, kamu harus terus memantau dinamika yang terjadi untuk mendapat cuan yang optimal dengan risiko minimum.

Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham ASindeks saham ASemas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!

Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!

Sumber: Investopedia, Finboid

Ditulis oleh
channel logo

Fathia Nurul Haq

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar