Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Terlihat Mirip, Ini Perbedaan Koin dan Token Kripto!
shareIcon

Terlihat Mirip, Ini Perbedaan Koin dan Token Kripto!

17 May 2023, 7:12 AM·Waktu baca: 5 menit
shareIcon
Kategori
Token Kripto

Koin dan token kripto memang terlihat mirip. Namun, keduanya memiliki perbedaan mendasar! Apa saja perbedaannya?

Mengulas Perbedaan Koin dan Token Kripto

Koin Kripto

Sama-sama aset digital, ternyata token dan koin kripto punya perbedaaan yang sukup signifikan. Semua koin kripto dapat disebut token, tapi tidak semua token bisa disebut koin. Lho, kok bisa?

Dalam dunia blockchain, koin merujuk pada aset digital yang dibangun di jaringan blockchain independen miliknya sendiri. Dengan kata lain, aset kripto satu ini diterbitkan langsung oleh pengembang protokol blockchain yang dimaksud. Oleh karenanya, koin sering disebut sebagai aset native, alias "penduduk" asli jaringan blockchain tersebut.

Sebagai contoh, kamu pasti sudah tidak asing dengan Bitcoin (BTC) sang jawara di dunia aset digital. Ya, BTC merupakan koin karena dia dibangun di atas jaringannya sendiri. Lalu terdapat pula Ether (ETH) yang merupakan koin native dari jaringan Ethereum.

Koin pun memiliki karakteristik yang melekat di dalamnya, yakni:

  1. Terdesentralisasi. Dengan kata lain, peredarannya tidak tergantung dengan satu lembaga atau otoritas tertentu.
  2. Dibangun di atas sistem blockchain atau jenis tekonologi buku besar (ledger) digital lainnya.
  3. Menggunakan kriptografi sebagai jaring keamanannya.

Koin kripto pun hadir bukan karena sang pengembang blockchain sedang iseng ingin menciptakan aset digital baru.

Koin-koin ini memiliki kegunaan banyak, misalnya sebagai instrumen investasi, rewards kepada penambang aset digital, alat pembayaran, dan yang paling utamanya adalah menjaga sistem tata kelola jaringan. Artinya, koin kripto memiliki utilitas yang sangat banyak.

Token Kripto

Sementara itu, token kripto adalah aset digital dengan "kasta" lebih rendah dibanding koin. Secara sederhananya, jika koin adalah “penduduk asli” dari sebuah sistem blockchain, maka token adalah “penduduk pendatang” di sana.

Token kripto adalah aset-aset digital yang dibangun "menumpang" di atas jaringan blockchain tertentu. Biasanya, token-token ini diciptakan di jaringan blockchain dengan fitur smart contract, yang memungkinkan pengembang untuk menciptakan aplikasi dan token baru di jaringan tersebut.

Nah, karena "menumpang" jaringan lain, token-token tersebut pun harus patuh pada standar-standar penciptaan token yang berlaku di jaringan blockchain utamanya. Sebagai contoh, pengembang harus mengikuti standar token ERC-20 agar bisa beroperasi di jaringan blockchain Ethereum.

Ketika menciptakan token-token tersebut, pengembang harus patuh pada standar-standar penciptaan token tertentu agar bisa digunakan di sistem blockchain utamanya.

Karena statusnya berbeda, maka utilitas token kripto pun lebih sempit dibandingkan koin. Biasanya, token memiliki kegunaan yang lebih spesifik serta terbatas dan tidak memainkan fungsi umum selayaknya koin.

Sebagai contoh, Non-Fungible Token berfungsi sebagai tanda "hak kepemilikan" seseorang terhadap benda asli di dunia nyata. Hanya saja, NFT tidak bisa berfungsi sebagai nilai tukar di kancah kripto karena tidak memiliki sifat fungible.

Biasanya, token dibuat pengembang untuk menggalang dana bagi proyek kriptonya. Lantaran proyek tersebut baru dimulai, developer proyek belum memiliki blockchain sendiri. Sehingga, mereka pun menciptakan token di blockchain smart contract yang sudah ada untuk kemudian dilempar ke publik melalui skema Initial Coin Offering (ICO).

Nah, hasil penerimaan ICO itu akan digunakan pengembang untuk mendanai proyek blockchain-nya. Makanya, tak heran jika banyak pegiat kripto yang menyatakan bahwa membeli token lewat ICO sama dengan berinvestasi pada proyek yang diusung sang pengembang.

Jenis-jenis Token Kripto

Meski terbatas dari segi nilai tukar, token memiliki segudang keunggulan yang menjadi daya tarik tersendiri. Salah satunya ialah jenis-jenisnya yang beragam.

Saking banyaknya ragam jenis token kripto yang beredar saat ini, kategorisasi token kripto perlu dilihat dari berapa sudut pandang.

Jenis Token Kripto Berdasarkan Utilitasnya

Otoritas pasar keuangan Swiss, yakni Financial Market Supervisory Authority (FINMA) membuat tiga kategorisasi jenis token untuk mempermudah pelaku pasar mengidentifikasi token-token yang beredar saat ini. Ketiga kategorisasi utilitas ini hanya gambaran umum untuk mempermudah saja, sementara itu FINMA sendiri memberi disclaimer bahwa sebuah token bisa saja digunakan untuk melayani utilitas hybrid diantara tiga kategorisasi yang mereka buat. Berikut penjelasannya:

1. Payment Token

Satu-satunya tujuan token ini ialah untuk mendukung aktivitas pembayaran pada proyek tertentu. Token ini berupa kode digital unik yang fungsinya menggantikan nomor rekening kartu pembayaran biasa.

Token ini umumnya dibatasi hanya untuk melayani transaksi khusus pada perangkat seluler, merchant, atau aplikasi khusus. Proses tokenisasi terjadi di balik layar menggunakan teknologi blockchain untuk menjadi keamanan transaksinya.

2. Utility Token

Token utilitas dibuat untuk melayani operasi layanan blockchain tertentu. Kepemilikan atas token utilitas memberi kamu akses untuk mendapatkan layanan jasa, produk atau hak khusus pada platform terdesentralisasi tertentu.

3. Asset Token

Token aset lebih mirip sebagai sertifikat digital kepemilikan atas aset tertentu. Di beberapa negara, penerbitan token aset bahkan dijamin oleh otoritas setempat.

Mirip dengan kepemilikan saham, token aset merepresentasikan kepemilikan aset secara tradisional namun tercatat digital dalam jaringan blockchain. Jenis token ini cocok buat kamu yang suka lupa menaruh sertifikat berharga dalam bentuk fisik.

Token Kripto Populer

Utilitas token kripto memang sempit, namun tujuan penggunaannya tak terbatas. Perkembangan zaman dan inovasi melahirkan utilitas-utilitas baru yang bikin produk ini makin populer. Beberapa diantaranya ialah token NFT dan Stablecoin.

1. Non-fungible Token (NFT)

Jenis token yang paling populer ialah NFT, yakni token yang kerap digunakan sebagai koleksi digital para pecinta game, jenama ternama, artis dan grup musik terkenal, hingga seniman lintas generasi.

Keunikan NFT ialah orisinalitas. Berkat teknologi blockchain, para pegiat seni dan pencipta konten tak perlu khawatir dengan pembajakan lantaran seluruh transaksi digital terkait karyanya akan tercatat abadi, dapat dipertanggungjawabkan dan transparan di jaringan blockchain.

Keunggulan ini membuat NFT menjadi alternatif baru yang mendorong perkembangan industri kreatif makin seru lantaran pekerja seni yang lebih sejahtera.

2. Stablecoin

Jenis lain yang tak kalah populernya ialah stablecoin. Singkatnya, stablecoin adalah tokenisasi dari mata uang atau kepemilikan aset dengan nilai interinsik yang relatif lebih stabil dibandingkan mayoritas koin kripto.

Biasanya stablecoin ditokenisasi dari mata uang fiat seperti dolar AS, logam mulia, hingga mata uang kripto yang lebih stabil seperti Bitcoin dan Ethereum.

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: Investopedia, liquid, FINMA

Ditulis oleh
channel logo

Fathia Nurul Haq

Right baner

Fathia Nurul Haq

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
crypto
Mengenal Istilah 'Ethereum Killer' dalam Kripto. Apakah Itu?
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1