Setelah tren investasi cryptocurrency meledak dekade lalu, kini dunia keuangan digital kembali heboh dengan adanya token DeFi. Aset digital yang satu ini mulai banyak diminati oleh pengemar kripto lantaran kegunaanya yang beragam dan bisa digunakan di atas aplikasi decentralized finance.
Sekilas, token-token ini memang mirip seperti cryptocurrency. Tapi, jangan sampai tertukar, Sobat Cuan! Meskipun sama-sama beroperasi pada jaringan blockchain, keduanya punya perbedaan yang fundamental, lho.
Nah, untuk lebih jelasnya, yuk simak artikel berikut!
Sebagai salah satu jenis aset digital yang sedang naik daun, token DeFi mulai banyak diperbincangkan. Apalagi ketika DeFi mengalami booming yang terjadi pada 2020 silam.
Secara sederhana, token adalah satuan unit yang dikembangkan pengembang blockchain atau developer proyek kripto, yang berjalan di atas jaringan blockchain yang sudah ada. Meskipun mirip dengan cryptocurrency, namun mereka memiliki perbedaan karakteristik yang mendasar.
Cryptocurrency adalah aset “asli” dari sebuah protokol blockchain tertentu. Sementara itu, token diciptakan oleh platform-platform lain yang dibangun di atas jaringan blockchain tersebut.
Sebagai contoh, jaringan blockchain Ethereum memiliki koin native yang disebut Ether (ETH), yang menjadi cryptocurrency utama yang digunakan oleh mereka yang berkegiatan di blockchain tersebut.
Di sisi lain, jaringan blockchain Ethereum juga kerap digunakan oleh pengembang untuk menciptakan platform-platform khusus. Terkadang platform-platform tersebut menggunakan “satuan” sebagai “alat tukar” bagi sesama penggunanya. Nah, “alat tukar” itu termasuk golongan token, misalnya DAI, LINK, dan COMP.
Masing-masing token memiliki fungsi yang berbeda sesuai tujuan pengembangannya. Ada token yang dibuat untuk bertransaksi pada game tertentu, berpartisipasi pada mekanisme DeFi, hingga mengakses layanan spesifik dari sebuah platform.
Dengan demikian, maka token DeFi adalah token-token yang digunakan pengguna untuk memanfaatkan satu aplikasi DeFi tertentu. Namun, token-token ini tidak dapat digunakan sebagai “mata uang” di sistem blockchain yang utama.
Pada dasarnya, DeFi adalah aplikasi keuangan terdesentralisasi yang berjalan pada platform blockchain yang sudah ada. Sistem ini meniadakan otoritas dalam transaksinya, sehingga layanan jasa keuangan, mulai dari menabung hingga pinjam-meminjam, bisa dilakukan langsung antar pengguna dan penyedia tanpa kehadiran lembaga perantara (intermediaries).
Sebagai gantinya, kamu bertransaksi menggunakan smart contracts dan menaruh kepercayaanmu pada kode-kode komputer yang di-input di sana.
Meski tanpa bantuan bank dan lembaga keuangan, kamu masih bisa cuan dari margin bunga, mengambil pinjaman, jual beli aset hingga menabung dalam jaringan itu. Fungsi-fungsi ini dapat dilakukan dengan aset digital, hanya saja yang kamu gunakan sebagai asetnya adalah token DeFi.
Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi oleh sebuah token agar pengguna bisa memanfaatkannya di aplikasi DeFi.
Token berjalan dalam protokol software yang terdiri atas smart contracts yang terprogram. Artinya, smart contracts menguraikan fitur dan fungsi token, juga aturannya dalam bahasa komputer yang telah diprogram sebelumnya.
Sebagai bagian dari sistem yang terdesentralisasi, token memiliki sifat inklusif. Artinya, siapapun bisa mendapatkannya tanpa perlu perizinan khusus.
Smart contract tidak hanya memungkinkan transaksi tanpa pihak ketiga, lebih jauh lagi, fitur ini juga memungkinkan transaksi antar pihak yang tidak saling kenal. Karenanya, kamu tidak perlu saling percaya untuk mengeksekusi transaksi menggunakan token DeFi.
Protokol yang berjalan dalam sistem di mana token beroperasi pun tidak punya otoritas khusus yang mengaturnya. Protokol dijalankan oleh jaringan, bukan oleh kepercayaan.
Token DeFi merupakan aset digital yang berjalan dalam blockchain, yang artinya tiap transaksinya tetap tercatat dalam buku besar yang terpublikasi. Hal ini membuat token DeFi merupakan aset yang transparan dalam menjalankan fungsinya.
Di samping pasarnya yang masih volatile, juga ragamnya yang terus berkembang tiap hari, token DeFi punya segudang alasan lain yang membuatnya harus diantisipasi di masa depan.
Banyak token seperti AAVE, Sushiswap, dan Uniswap dipergunakan untuk menjalankan fungsi lembaga intermediary seperti pinjam meminjam aset dan menabung. Protokol ini juga memberi margin bunga selayaknya bank.
Sebagai temuan yang relatif baru, blockchain memiliki banyak potensi yang masih bisa dikembangkan lebih jauh. Token-token itu nantinya bisa dikembangkan lagi sehingga fungsi blockchain bisa menguat hingga kapasitas penuhnya.
Saat ini, sudah banyak token yang beroperasi paralel dengan lembaga keuangan dengan biaya yang lebih minim saat ini. Hal tersebut membuka wawasan kita bahwa layanan keuangan yang inklusif bukan lagi sekedar impian di masa depan. Alias, semua orang bisa menikmati layanan jasa keuangan tanpa harus ditolak oleh otoritas tertentu.
Baca juga: Pinjaman Kripto Vs Pinjaman Bank, Mana yang Lebih Menguntungkan?
Fungsi token yang kita kenal saat ini masih merupakan permulaan. Fungsi-fungsi lainnya masih dikembangkan atau bahkan belum dijajaki sama sekali.
Token DeFi memberi kita ruang yang sangat luas untuk membentuk dunia yang kita inginkan lewat proyek dan dukungan finansial dari para penggemar dan pegiatnya. Tak hanya industri keuangan, melainkan industri hiburan, pemerintahan, dan proyek-proyek lainnya dapat dikembangkan dalam platform ini.
Berita baiknya, semua bisa terlibat aktif!
Jika token terlalu berisiko buat kamu, kamu bisa melihat sisi lainnya.
Sebagian besar token yang ada saat ini berjalan dalam blockchain Ethereum. Sehingga, jika makin banyak token DeFi bersarang di dalamnya, maka artinya banyak pula pengembang yang tengah meracik platform DeFi di dalamnya.
Dalam meramu platform DeFi, para pengembang platform tersebut tentu akan membayar daya komputasi blockchain Ethereum menggunakan ETH. Artinya, jika platform DeFi marak digunakan, maka permintaan ETH akan naik. Ujungnya, membuat harga ETH kian moncer!
Jadi, kalau kamu adalah investor konservatif yang gampang berkeringat saat terjebak dalam investasi risiko tinggi, beli saja Ether si induk semang para token DeFi ini!
Baca juga: Yuk, Kenalan dengan Konsep Total Value Locked di Kancah DeFi!
Sebagaimana kamu tahu, sebetulnya ada ribuan token saat ini. Tapi, hanya beberapa di antaranya saja yang cukup populer.
Secara gampangnya, kamu bisa membuka Coinmarketcap untuk melihat soal token DeFi apa saja yang sedang populer. Namun, kamu juga bisa melihatnya pada grafik di bawah berikut.
Meski popularitas di dunia DeFi tidak menjamin volatilitas, apalagi keberlangsungan hidup para token, setidaknya kamu bisa mengenal dan tahu ihwal fungsi-fungsi beberapa token. Untuk itu, yuk kenalan lebih jauh dengan beberapa token DeFi berikut!
Token yang satu ini punya suplai mencapai 16 juta koin. Fungsinya adalah menjalankan protokol pinjam meminjam dalam platform blockchain Aave.
Baca juga: 3 Kiat Cari Cuan Menggunakan Support & Resistance bagi Pemula
Synthetix adalah protokol derivatif yang didukung oleh token native SNX. Maksudnya, platform ini menerbitkan aset sintetik yang dapat ditransaksikan.
Aset dijamin oleh Synthetix Network Token (SNX) yang dapat dikunci dalam protokol smart contracts. Saat terkunci, protokol ini dapat menerbitkan Synths, yakni aset sintetik yang dimaksud.
Skema ini dibuat untuk menyelesaikan persoalan likuiditas pada decentralized exchanges. Saat ini total suplai SNX mencapai 190 juta token.
Dengan total suplai token mencapai 1 miliar, Uniswap merupakan salah satu leader dalam layanan decentralized exchange di DeFi. Kamu bisa memperoleh UNI, token milik Uniswap dengan menyediakan likuiditas pada pools tertentu.
Token milik sushiswap, yakni SUSHI saat ini berjumlah 250 juta. Kamu yang suka bercocok tanam cuan dapat memperoleh SUSHI dengan menjadi penyedia likuiditas. Kamu juga bisa melakukan staking di Omasake Bar agar dapat fee protokol. Pemegang SUSHI punya hak suara untuk menentukan partner obsen selanjutnya dan proyek-proyek lainnya, lho.
Dunia kripto ternyata luas sekali ya, Sobat Cuan. Bagaimana? Apakah kamu juga tertarik untuk berkecimpung di kancah DeFi?
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini