Sobat Cuan mungkin sudah familiar dengan Cardano. Teknologi blockchain ini mengklaim diri sebagai blockchain generasi ketiga, setelah kehadiran blockchain transaksi dan blockchain smart contract.
Berbekal fitur tersebut, kini Cardano digadang-gadang bisa menantang eksistensi Ethereum. Yakni, teknologi blockchain pertama yang memanfaatkan fitur smart contract di atasnya. Tak heran, jika kini Cardano menenteng gelar sebagai blockchain “Ethereum Killer“.
Optimisme komunitas kripto terhadap Cardano pun cukup tinggi. Kini, koin native Cardano, ADA, menempati posisi lima besar aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat dengan nilai US$40,12 miliar.
Lantas, seperti apa teknologi smart contract yang bakal ditawarkan oleh Cardano? Apakah ia benar-benar bisa menantang kehadiran Ethereum?
Seperti yang pernah kita bahas sebelumnya, pengembang Cardano membagi pengembangan blockchain ini ke dalam lima tahap. Yakni, Byron, Shelley, Goguen, Basho, dan Voltaire.
Kini, Cardano memasuki fase Shelley. Yakni sebuah fase di mana Cardano mengalami desentralisasi sistem blockchain yang lebih luas. Sebentar lagi, Cardano akan masuk ke fase Goguen, di mana teknologi smart contract akan diberlakukan.
Mengutip laman resminya, Cardano berencana meluncurkan fitur kontrak pintar yang bisa digunakan untuk membangun aplikasi terdesentralisasi (dApps). Hal ini persis seperti apa yang ditawarkan blockchain Ethereum selama ini.
Namun bedanya, Cardano menjanjikan seluruh pengguna, baik yang sudah pro maupun awam mengenai cryptocurrency, untuk bisa memanfaatkan kontrak pintar di sistem blockchain-nya. Hal ini akan dimotori oleh Plutus, yakni bahasa pengembangan dan eksekusi smart contract Cardano berbasis bahasa pemrogaman Haskell.
Selain itu, era Goguen juga akan memperkenalkan Cardano ke audiens yang lebih luas melalui teknologi yang disebut Marlowe. Marlowe sendiri adalah bahasa pemrograman berbasis domain-specific language (DSL) untuk kontrak-kontrak finansial yang dibangun dengan Plutus. Implikasinya, pakar finansial dan bisnis yang tak punya latar belakang insinyur teknologi bisa memanfaatkan fitur smart contracts ini.
Nantinya, Marlowe akan hadir dengan Marlowe Playground. Yakni, program pengembangan aplikasi yang bisa dioperasikan oleh mereka yang bukan programmer.
Tak berhenti sampai situ, kontrak pintar Cardano juga nantinya juga bisa digunakan untuk membuat token-token baru. Sangat menjanjikan, bukan?
Menanggapi pertanyaan di atas, komunitas kripto punya beberapa jawabannya.
Di kancah kripto, Non-Fungible Tokens (NFT) biasanya dilahirkan di atas kontrak pintar Ethereum dengan standar token ERC-271. NFT sendiri tengah menjadi buah bibir di kalangan komunitas kripto karena bisa merepresentasikan nilai benda-benda unik nan langka dalam bentuk token.
Sayangnya, Ethereum akan punya pesaing utama, yakni smart contract Cardano. Mengapa demikian?
Cardano berencana untuk memasukkan buku besar (ledger) antar mata uang, sehingga pengguna bisa menciptakan token-token baru di atasnya. Hal ini juga bisa memicu penciptaan fungible dan non-fungible tokens. Sehingga, pengguna bisa melakukan tokenisasi atas beragam tipe aset fisik dan digital di atas smart contract tersebut.
Implikasinya, produsen NFT yang selama ini dilakukan di atas smart contract Ethereum bisa-bisa beralih ke kontrak pintar Cardano. Apalagi, pembahasan seperti ini sedang menghangat di komunitas kripto mengingat tengah tingginya biaya transfer di blockchain Ethereum (gas fees) yang sedang meningkat.
Dengan kehadiran Plutus dan Marlowe, masyarakat awam nantinya akan bisa menggunakan fitur kontrak pintar tersebut. Sehingga, sistem ekonomi terdesentralisasi ini tidak akan hanya dinikmati segelintir orang saja.
Kondisi di atas pun didukung oleh fakta mengenai lebih tingginya skalabilitas transaksi di blockchain Cardano dibanding Ethereum. Bahkan, skalabilitas Cardano masih akan tetap unggul meski Ethereum akan naik kelas ke Ethereum 2.0 nantinya.
Sebagai gambaran, Ethereum 2.0 di gadang mampu memproses 100.000 transaksi per detik dan daya konsumsi energi yang 95,95% lebih irit dari jaringan sekarang. Sementara itu, Cardano bisa memproses 1 juta transaksi per detik.
Dengan berbagai wacana di atas, tak heran jika Cardano disebut sebagai pembunuh Ethereum, bukan?
Baca juga: Berprospek Cerah, Ini Alasan Kenapa Kamu Harus HODL Cardano Sekarang!
Hingga saat ini, pengembang belum memastikan tanggal peluncuran Cardano. Namun, komunitas kripto sendiri meramal bahwa Cardano akan memanfaatkan teknologi ini selepas Oktober, atau bisa jadi pada September mendatang.
Saat ini, Cardano masih melakukan ujicoba atas kontrak pintarnya. Adapun baru-baru ini, tim pengembang Cardano sudah menyelesaikan tahap ke-dua hard fork yang bertajuk Alonzo White.
Ketika Alonzo White rampung, maka Cardano bisa menghubungkan dirinya dengan sebagian besar aplikasi DeFi. Hard fork ini pun menarik perhatian pengguna, sebab sebanyak 500 di antaranya sudah menikmati uji coba akses blockchain tersebut.
Banyak analis mengatakan bahwa implementasi kontrak pintar ini akan menjadi katalis positif bagi harga ADA. Sebab, dengan biaya transaksi yang lebih murah dan proses cepat dibanding Ethereum, tentu pengembang dApps dan pencipta NFT akan berbondong-bondong masuk ke blockchain Cardano. Akibatnya, permintaan ADA pun ikut melonjak.
Nah, kalau kamu bagaimana Sobat Cuan? Apakah kamu juga tertarik menggenggam ADA? Yuk, segera beli ADA di aplikasi Pluang sekarang!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Roadmap Cardano, The Motley Fool, Yahoo Finance
Bagikan artikel ini