Sobat Cuan yang sedang getol-getolnya trading mungkin paham bahwa mempelajari seluk beluk candlestick adalah kunci utama untuk menggapai cuan. Namun, kamu tak hanya perlu mengetahui anatomi candlestick semata, tetapi juga harus memahami pola-pola candlestick.
Apa sih alasannya?
Pola candlestick bisa kamu andalkan untuk menebak pergerakan harga dengan jitu. Selain moving average, lilin-lilin ini juga jadi favorit trader untuk memberi penerangan kala prospek pasar sedang suram.
Tidak perlu berguru ke Gunung Kawi agar bisa tajir melintir bermodalkan “jaga lilin”. Di dunia trading, pola candlestick bisa menuntunmu jadi sultan yang akurat membaca pergerakan harga saham dan instrumen lainnya.
Mempelajari pola candlestick pun mudah karena sifatnya kerap berulang, lalu diikuti dengan fenomena pasar yang konsisten. Hal inilah yang membuat lilin tetap jadi penerangan pilihan para trader sultan yang sering disangka ngepet sama tetangganya.
Baca juga: Gak Bisa Baca Candlesticks? Simak Cara Bacanya Bagi Pemula di Sini!
Lewat bukunya, teknisi pasar modal Steve Nison memperkenalkan pola candlestick sebagai instrumen analisis teknikal kepada dunia barat pada tahun 1991. Buku tersebut berjudul Japanese Candlestick Charting Techniques.
Banyak nama dan istilah yang digunakan oleh para trader saat mengidentifikasi pola candlestick. Selain pergerakan harga, pola candlestick juga dapat menunjukkan momentum. Pola-pola ini kemudian diberi nama lucu nan menggemaskan agar kamu mudah mengingatnya.
Sayangnya, kemajuan teknologi membuat beberapa pola bisa dibikin tiruannya dengan software khusus. Banyak manajer pengelola dana lindung nilai menggunakan trik ini untuk mengelabui investor.
Tapi kamu tidak perlu khawatir, beberapa pola candlestick tetap relevan dan akurat hingga saat ini.
Kamu hanya perlu mengingat bahwa pola ini relevan pada jangka waktu historis yang kamu gunakan saat membuat chart. Selain itu, setelah tiga hingga lima bar dari saat pola muncul, potensi akurasinya mungkin akan menurun.
Penulis dan trader lainnya yakni Thomas Bulkowski dalam bukunya Encyclopedia of Candlestick Charts menuliskan tentang perfoma candlestick secara khusus. Menurut Bulkowski, ada dua jenis hasil dari pola candlestick yang bisa kamu harapkan.
Pertama adalah reversal, yakni momentum ketika harga berbalik arah dan membuat tren baru. Kedua ialah continuation, dimana arah pergerakan harga tetap berlanjut.
Apa saja sih pola candlestick yang perlu kamu perhatikan saat trading?
Tiga garis bullish membuat tiga lilin hitam dalam tren turun. Tiap bar menunjukkan titik terendah yang lebih rendah. Kemudian bar-bar ini ditutup dengan intrabar rendah. Bar keempat baru terbuka lebih rendah tetapi berbalik arah.
Menurut Bulkowski, reversal ini biasanya merupakan sinyal perbaikan arah harga ke arah yang lebih tinggi. Tak tanggung-tanggung, tingkat akurasinya mencapai 83%!
Baca juga: Yuk, Pahami Pola dan Tren Harga Aset Melalui Analisis Teknikal di Sini!
Two black gapping yang bearish muncul setelah puncak penting dalam tren naik, dengan gap ke bawah yang menghasilkan dua batang hitam dalam posisi terendah lebih rendah.
Jika pola ini muncul, kamu bisa menebak bahwa penurunan akan terus berlanjut ke posisi terendah yang lebih rendah lagi. Dan mungkin, memicu downtrend pada skala yang lebih luas. Menurut Bulkowski, pola ini memprediksi harga yang lebih rendah dengan tingkat akurasi 68%.
Three black crows yang bearish dimulai pada, atau di, dekat tinggi tren kenaikan, dengan tiga batang hitam berada di posisi terendah dan akan lebih rendah yang ditutup di dekat posisi terendah intrabar.
Definisi dari pola ini adalah penurunan akan terus berlanjut ke posisi terendah yang akan lebih rendah lagi. Hal ini mungkin akan memicu tren turun skala yang lebih luas.
Versi paling bearish dimulai pada harga tertinggi baru karena menjebak pembeli yang memasuki permainan momentum. Menurut Bulkowski, pola ini memprediksi harga yang lebih rendah dengan tingkat akurasi 78%.
Baca juga: Mengenal Jenis-Jenis Moving Average bagi Pemula
Si bintang malam yang sedang bearish dimulai dengan batang putih tinggi yang membawa tren naik ke harga tertinggi baru.
Kesenjangan pasar lebih tinggi pada bar berikutnya, disebabkan oleh pembeli FOMO yang tidak jadi masuk ke pasar. Hasilnya adalah bar berikutnya dengan kisaran sempit.
Gap ke bawah pada batang ketiga melengkapi pola, yang memprediksi bahwa penurunan akan terus berlanjut ke posisi terendah yang lebih rendah, mungkin memicu tren turun skala yang lebih luas. Menurut Bulkowski, pola ini memprediksi harga yang lebih rendah dengan tingkat akurasi 72%.
Pola abandoned baby yang bullish yang muncul di titik terendah dari tren turun, setelah serangkaian lilin hitam mencetak titik terendah yang lebih rendah.
Kesenjangan pasar lebih rendah terjadi pada bar berikutnya, tetapi berkebalikan dengan evening stars, kali ini penjual baru yang gagal muncul. Pola in menghasilkan bar doji kisaran sempit dengan cetakan pembukaan dan penutupan pada harga yang sama.
Gap bullish pada batang ketiga melengkapi pola tersebut, yang memprediksi bahwa pemulihan akan berlanjut ke level tertinggi yang lebih tinggi, mungkin memicu tren naik skala yang lebih luas. Menurut Bulkowski, pola ini memprediksi harga yang lebih tinggi dengan tingkat akurasi 49,73%.
Bagaimana, cukup informatif bukan informasi yang dibawa lilin-lilin ini?
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Investopedia
Bagikan artikel ini