Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Beli Saham PayPal Bikin Kamu Kaya Tahun Ini! Kenapa?
shareIcon

Beli Saham PayPal Bikin Kamu Kaya Tahun Ini! Kenapa?

19 Mar 2021, 6:00 AM·Waktu baca: 4 menit
shareIcon
Kategori
Beli Saham PayPal Bikin Kamu Kaya Tahun Ini! Kenapa?

Bagi investor pasar modal, membeli saham perusahaan dengan harga relatif rendah namun memilki fundamental yang baik adalah tujuan. Pasalnya, seiring meningkatnya kinerja perusahaan, refleksinya juga akan terlihat pada harga saham yang diperdagangkan. Hal ini tak berlaku di pasar saham Amerika Serikat saja, namun juga di Indonesia.

Artinya investor bisa melihat nilai dari perusahaan tersebut bukan hanya dari harga pasarnya saja. Seperti yang pernah diucapkan oleh Sang Oracle of Omaha, Warren Buffet, “Price is what you pay, value is what you get”. Seperti yang saat ini ramai diperbincangkan di bursa saham S&P 500 pada harga saham PayPal.

PayPal Holdings merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman uang secara digital.

Memang, jika melihat perdagangan saham sebulan ke belakang, harga saham PayPal terlihat mengalami tren penurunan. Karena pada 19 Februari lalu, harga saham PayPal masih sempat diperdagangkan di level US$286,92.

Penurunan tersebut berlanjut pada perdagangan Kamis (18/3) yang ditutup di level US$238,41 per saham, atau melorot turun 5,19% dibanding penutupan perdagangan sehari sebelumnya di level US$251,47 per saham.

Membincang investasi saham secara fundamental, jangan berharap untuk bisa menikmati cuan dalam waktu singkat. Karena kinerja perusahaan yang baik dipupuk dengan waktu yang cukup panjang dan refleksinya juga akan terlihat pada harga sahamnya kelak.

Sama seperti saham PayPal, banyak orang menganggap bahwa saham PayPal saat ini masuk dalam kategori overvalued jika dilihat berdasarkan rasio harga per lembar saham (price earning ratio/PER) yang dimiliki. Saat ini, PER Paypal berada di angka 67,35.

Semakin tinggi nilai PER, maka semakin mahal saham tersebut. Namun jika melihat potensi pengembangan transaksi digital, apakah hal tersebut masih bisa dibilang mahal?

Jon Quast dari The Motley Fool, perusahaan konsultan investasi asal Amerika Serikat meyakini bahwa dengan berinvestasi US$1.000 di saham PayPal masih lebih baik ketimbang menyebarnya di saham Amerika Serikat yang berbeda dalam jangka waktu yang sama. Berikut alasannya!

Baca juga: Cara Membuat Akun Paypal dengan Mudah

Alasan PayPal Akan Jadi Bintang di Bursa Saham Amerika Serikat S&P 500

  1. Penggunaan Uang Tunai Semakin Lengser

Ekosistem keuangan digital perlahan tapi pasti mulai terbentuk. Penggunaan uang tunai sudah mulai ditinggalkan untuk kebutuhan transaksi. Banyak orang di dunia sudah menggunakan layanan transaksi digital, mulai dari dompet digital, bank digital dan juga pembayaran digital seperti PayPal.

Pergeseran pola transaksi tersebut menjadi salah satu alasan mengapa saham PayPal cocok untuk dikoleksi secara jangka panjang.

  1. Pertumbuhan Rata – Rata per Tahun 16%

Pasca eBay memutuskan untuk memisahkan PayPal dalam kinerjanya secara konsolidasi di 2015 lalu, PayPal berhasil membuktikan diri dengan mencatatkan pertumbuhan rata-rata per tahun atau Compound Annual Growth Rate (CAGR) pelanggan sebesar 16%.

Dari yang memiliki 181 juta pelanggan, Paypal lalu membukukan jumlah pengguna yang melesat jadi 377 juta akun di 2020. Hal itu menjadikan PayPal sebagai perusahaan teknologi finansial atau fintech papan atas di Amerika Serikat saat ini.

Bisnis perusahaan tidak berhenti sampai disitu, pada tahun 2025 mendatang, PayPal berniat menggandakan jumlah pengguna aktifnya dengan menargetkan lebih dari 750 juta akun aktif dapat menjadi bagian dari PayPal.

Untuk itu, perusahaan akan memanfaatkan besarnya peluang di dunia internasional dengan menggandeng kemitraan dengan MercadoLibre asal Amerika Latin dan Alipay yang jadi bagian dari Ant Group di China.

Semua itu dilakukan guna mengambil pangsa pasar bisnis pembayaran digital sekaligus memenangi kompetisi dengan perusahaan pembayaran digital lain seperti Apple Pay ataupun Payoneer.

  1. Loyalitas Pelanggan yang Terus Meningkat

Pada tahun 2015 lalu, pengguna PayPal rata-rata melakukan 28,1 juta transaksi setiap tahunnya. Angka tersembut kemudian melonjak menjadi 40,9 juta pada 2020 seiring dengan aksi strategis PayPal yang mengakuisisi perusahaan platform belanja berhadiah, Honey.

Untuk terus meningkatkan loyalitas pelanggannya, PayPal sudah meluncurkan produk “Buy Now Pay Later” di Oktober silam.  Hal tersebut berdampak positif terhadap pola transaksi pelanggannya, pasalnya terdapat peningkatan sebesar 12% dari pengeluaran mingguan para pelanggan.

Ke depannya, PayPal juga berniat meluncurkan lebih banyak lagi layanan untuk investor pemilik aset kripto. Hal itu disandarkan atas peningkatan login harian dari layanan kripto eksisting yang mencapai 50%.

PayPal juga berencana merangsek pasar saham Amerika Serikat dengan meluncurkan layanan baru guna memudahkan perdagangan saham sekaligus pembayaran tagihan yang harus dilakukan. Dengan begitu, perusahaan tidak hanya akan meningkatkan basis pelanggannya, melainkan jumlah pendapatannya juga berpotensi meningkat lebih tinggi lagi.

Baca juga: Harga Bitcoin Meroket Usai PayPal Buka Layanan Cryptocurrency

  1. Pertumbuhan Pendapatan Stabil

Kapitalisasi pasar PayPal saat ini berada di level US$279,22 miliar atau sekitar Rp4.031,31 triliun. Dengan kapitalisasi pasar sebesar itu, perusahaan masih sanggup mencatatkan pertumbuhan pendapatan jumbo.

Sejak 2015 sampai 2020 lalu, pendapatan perusahaan tumbuh ganda, dari yang awalnya kurang dari US$10 miliar menjadi US$21 miliar. Dalam lima tahun ke depan, PayPal berambisi mencatatkan pendapatan lebih dari US$50 miliar dengan nilai CAGR lebih dari 20%.

Target tersebut belum memperhitungkan rencana strategi perusahaan lainnya lho, alias hanya potensi pendapatan secara organik.

Jika melihat ruang pertumbuhan bisnisnya, tampaknya target tersebut cukup masuk akal. Pasalnya pada tahun 2020 lalu, total volume pembayaran (TPV) PayPal hanya sebesar US$936 miliar. Bandingkan dengan Mastercard yang memiliki total volume pembayaran kotor US$6,3 triliun.

Dari kondisi tersebut, bisa dilihat bahwa ruang pertumbuhan PayPal masih sangat lebar, ditambah penggunaan uang tunai sekarang juga terus tergerus oleh transaksi digital.

Baca juga: Permudah Transaksi Online, Begini Cara Mudah Gunakan PayPal Tanpa Kartu Kredit

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: The Motley Fool, Seeking Alpha

Ditulis oleh
channel logo

Adi Putro

Right baner

Adi Putro

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
saham AS ahead
The Week Ahead - Saham AS & Crypto 30 Oktober 2023
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1