Harga emas naik lebih dari 1% tepat setelah pemerintahan Presiden AS Joe Biden dimulai pekan lalu. Lantas, bagaimana prediksi harga emas untuk selanjutnya?
Pada pekan lalu, harga emas sempat menyentuh US$1.868 per ons. Meski kini harganya melemah kembali ke kisaran US$1.858, analis memprediksi harga emas masih bisa melesat lebih jauh lagi.
Bob Haberkorn, market strategist senior di RJO Future, mengatakan bahwa stimulus fiskal AS sebesar US$1,9 triliun yang diumumkan dua pekan lalu akan menjadi pendorong utama kenaikan harga emas di tahun ini. Apalagi, Presiden AS Joe Biden juga memberi sinyal bahwa pemerintahannya akan memberi stimulus lanjutan.
Kebijakan AS yang pro stimulus ini juga didukung oleh pernyataan Menteri Keuangan AS Janet Yellen pekan lalu. Ia meminta anggota senat AS untuk melakukan “langkah besar” untuk menyelamatkan ekonomi AS.
Sekadar informasi, program stimulus akan meningkatkan jumlah uang beredar dan meningkatkan daya beli masyarakat. Kondisi tersebut kemudian akan menyebabkan inflasi.
Jika kondisi tersebut terjadi, maka investor akan menempatkan kekayaannya di aset lindung nilai, seperti emas, untuk memproteksi nilainya dari gerusan inflasi.
Baca juga: Vaksin dan Stimulus Fiskal AS Cerahkan Prediksi Saham S&P 500 Tahun Ini
Dengan berbagai sentimen tersebut, ekonom Bank OCBC Howie Lee memprediksi bahwa harga emas mencapai US$2.000 per ons di pertengahan kuartal II tahun ini. Pada periode tersebut, ia meramal bahwa permintaan uang tunai akan kembali normal dan mendorong inflasi.
Sejalan dengan Lee, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan harga emas jangka pendek pada 2021 masih akan menarik. Menurut Ibrahim, pada kuartal I hingga pertengahan kuartal II tahun ini, bank sentral global masih akan menggelontorkan stimulus yang memberikan sentimen positif pada logam mulia ini.
“Harga emas jangka pendek masih akan menarik sampai pada kuartal pertama. Bisa saja harga emas akan kembali ke level US$2.000,” ungkap Ibrahim.
Namun demikian, lanjutnya, harga emas akan tertekan mulai kuartal III hingga kuartal IV tahun ini. Ia menyebut bahwa vaksin akan menjadi kunci penting yang memberi pengaruh terhadap sentimen harga emas global. Hal ini akan berdampak juga pada prediksi harga emas di Indonesia.
Baca juga: FOMC: Pengaruhnya pada Kebijakan Moneter AS dan Pasar Keuangan Dunia
Sementara itu, laporan dari UBS mengatakan bahwa harga emas hingga akhir tahun bisa mencapai US$2.100 per ons jika bank sentral AS The Fed memperkenalkan putaran yang lebih agresif pada pelonggaran kuantitatif (Quantitative Easing). Atau, ketika ketegangan geopolitik dan perdagangan meningkat lagi, yang akhirnya dapat mendukung permintaan emas.
Meski demikian, para analis UBS tetap menganggap bahwa ekuilibrium emas di tahun ini akan berada di kisaran US$1.900 per ons.
Perusahaan manajemen investasi VanEck juga mengatakan bahwa rentang harga emas di kisaran US$1.800 hingga US$2.000 per ons bisa bertahan dalam jangka panjang. Namun, jika pelaku pasar bullish, maka prediksi harga emas bisa mencapai US$3.000 dalam tiga hingga lima tahun mendatang, atau tumbuh sekitar 62% dibanding harga saat ini.
Sentimen yang mempengaruhi, lanjut dia, adalah risiko kenaikan utang perusahaan dan utang negara, tingkat inflasi, dan gelembung nilai-nilai aset.
“Tentu saja, masih ada ruang bagi harga emas untuk meningkat terus dari posisi saat ini jika memang investor mengkhawatirkan tingkat inflasi,” jelas deputi manager investasi VanEck Imaru Casanova. “Bahkan sebenarnya, target harga emas di kisaran US$3.000 pun merupakan target konservatif,” imbuh dia.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Reuters, Bisnis.com, Markets Insider
Bagikan artikel ini