Selamat sore, Sobat Cuan! Investor AS deg-degan tunggu data inflasi hingga pendiri FTX kena ciduk dan siap dideportasi, semua terangkum di Pluang Snapshot berikut!
Biro Statistik Ketenagakerjaan AS akan merilis data inflasi November pada malam ini. Analis memperkirakan bahwa inflasi AS bulan lalu akan menanjak 8% secara tahunan, lebih tinggi dari 7,7% sebulan sebelumnya.
Jika inflasi AS berada di atas ekspektasi analis, maka bank sentral AS The Fed kemungkinan akan meresponsnya dengan menerapkan kebijakan moneter yang agresif. Imbasnya, kinerja aset berisiko seperti saham AS dan kripto akan tertekan.
Baca Juga: Pluang Snapshot: Pendiri LUNA Kabur ke Serbia, Covid di China Kian Bahaya
Kantor Kejaksaan Agung Bahama resmi menangkap pendiri platform exchange kripto FTX, Sam Bankman-Fried, pada Senin (12/12). Aksi itu dilakukan setelah otoritas penegak hukum Bahama menerima tuntutan hukum resmi pemerintah AS terkait pelanggaran beberapa Undang-Undang (UU) terkait kejahatan keuangan menyusul krisis likuiditas yang menyangkut platform tersebut pada November.
Saat ini, Bankman-Fried dilaporkan mendekam di tahanan Kejaksaan Agung Bahama dan tengah menunggu proses ekstradisi ke AS.
Adapun salah satu dugaan pelanggaran hukum yang dijalankan Bankman-Fried adalah pemindahan dana pengguna FTX ke salah satu perusahaan besutannya, Alameda Research. Peristiwa itu disangka menjadi penyebab 100 perusahaan yang berafiliasi dengan FTX mengajukan perlindungan kebangkrutan pada 11 November 2022 silam.
Baca Juga: Pluang Fokus: Mulai Dari AAPL hingga ETH, Ini Aset Sorotan Hari Ini!
Ekonom meramal bahwa Presiden China Xi Jinping akan meluncurkan paket kebijakan ekonomi terbaru China pada konferensi ekonomi Partai Komunis China pekan ini.
Keyakinan itu berangkat dari dugaan bahwa pemerintah China tengah kalang kabut dalam memulihkan ekonominya setelah kasus COVID-19 di negara tersebut kembali menanjak menjelang akhir tahun. Para ekonom memandang, salah satu keputusasaan China dalam menggeliatkan kembali ekonominya tercermin dari pelonggaran kebijakan penanganan pandeminya di pekan lalu.
Di samping itu, ekonom juga meramal otoritas China juga akan mendiskusikan target pertumbuhan ekonomi China tahun depan di forum tersebut. Apakah kabar ini bakal jadi sentimen bagi kinerja saham perusahaan asal China?
Transaksi Saham Alibaba di Sini!
Transaksi Saham Baidu di Sini!
Pakar hukum kripto kondang Jeremy Hogan, dalam sebuah video di platform YouTube, mengatakan Ripple akan memenangkan perkara hukumnya melawan otoritas pasar modal AS (The Securities and Exchange Commission/SEC).
Sekadar informasi, kasus hukum Ripple versus SEC bermula pada 2020 silam. Kala itu, SEC menggugat Ripple ke pengadilan federal karena dituduh mendistribusikan instrumen ilegal berupa token XRP senilai US$1,3 miliar. Keduanya pun akhirnya bergulat dalam proses hukum selama hampir dua tahun terakhir.
Namun, Hogan beranggapan, penjualan XRP yang dilakukan Ripple tidak disertai dengan janji atau kewajiban formal kepada konsumennya, selayaknya instrumen sekuritas lainnya. Sehingga, hal itu semestinya menegaskan bahwa Ripple hanyalah sekadar menjual aset, bukan instrumen sekuritas seperti yang dituduhkan SEC.
Apakah komentar ini bisa jadi angin segar bagi kinerja XRP hari ini?
Senator AS Cynthia Lummis, dalam wawancaranya kepada media Semafor Senin (12/12), menyebut Bitcoin (BTC) sebagai aset diversfikasi yang cocok untuk "menabung" dana pensiun.
Ia berdalih, suplai BTC yang langka, yakni sebanyak 21 juta keping saja, bisa meningkatkan harga raja aset kripto tersebut ke depan. "Tapi ini hanya keyakinan pribadi saya saja berdasarkan aspek kelangkaan BTC," ujarnya.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS, serta lebih dari 140 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini