Selamat pagi, Sobat Cuan! Mengawali pekanmu hari ini, yuk simak rangkuman kinerja pasar pagi ini dalam Pluang Pagi berikut!
Trio indeks saham Amerika Serikat kompak melesu pada sesi perdagangan Jumat (26/11) yang berlangsung setengah hari. Nilai indeks Dow Jones susut 2,53%, sementara indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing melorot 2,27% dan 2,23%.
Ketiga indeks saham AS kurang darah setelah World Health Organization (WHO) mewanti-wanti soal varian baru COVID-19 bernama Omicron. Varian yang terdeteksi pertama kali di Afrika selatan ini dagadang-gadang bisa menular lebih cepat ketimbang varian Delta.
Nah, kehadiran varian COVID-19 baru ini bikin pelaku pasar takut bahwa pembatasan sosial akan berlaku kembali. Selain itu, pelaku pasar juga belum mendapatkan informasi jelas mengenai tingkat keparahan virus yang satu ini.
Alhasil, saham-saham sektor transportasi berguguran. Saham American Airlines, Delta Air Lines, dan United Airlines masing-masing melemah 8,79%, 8,34%, dan 9,57%. Di sisi lain, saham produsen vaksin seperti Moderna dan Pfizer masing-masing ngebut 20,57% dan 6,11%.
Baca juga: Bagaimana Pengaruh COVID-19 Delta Terhadap Pasar Saham AS?
Pasar kripto kembali rebound berjemaah pada Senin pagi setelah sepekan terpuruk di zona merah. Melansir Coinmarketcap, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar jumbo berhasil mencetak pertumbuhan dalam sehari terakhir.
Nilai Bitcoin (BTC), contohnya, berhasil naik 5,98% dalam sehari dan berhasil nangkring di US$58.158 per keping pada pukul 08.13 WIB. Langkah BTC diikuti pesaing terdekatnya, Ether (ETH), yang melonjak 7,24% ke US$4.355 per keping di periode yang sama. Keduanya berhasil pulih setelah tenggelam di akhir pekan lantaran aksi jual besar-besaran investor.
Moncernya kinerja pasar aset kripto terjadi munculnya rentetan sentimen positif, utamanya terkait adopsi Bitcoin.
Presiden El Salvador Nayib Bukele terus getol mengoleksi Bitcoin dengan kembali membeli 100 BTC ketika harganya sedang anjlok pekan lalu. Di samping itu, Bukele juga berencana untuk membangun kota Bitcoin di El Salvador, yang pendanaannya akan berasal dari obligasi yang menggunakan Bitcoin sebagai underlying asset-nya.
Kabar lainnya datang dari Singapura. Perusahaan manajemen investasi asal negara singa tersebut, Fintonia Group, telah meluncurkan dua produk reksa dana berbasis Bitcoin yang ditujukan bagi investor institusi. Dengan produk yang bernama Fintonia Bitcoin Physical Fund dan Fintonia Secured Yield Fund ini, investor profesional bisa mendapatkan eksposur ke Bitcoin secara mudah dan aman.
Harga emas berjangka untuk kontrak Februari merosot 0,38% ke US$1.785,5 per ons pada Jumat. Pelemahan harga emas terjadi setelah nilai Dolar AS menguat sepanjang pekan lalu.
Selain itu, kini investor nampaknya lebih selera menempatkan dana di obligasi pemerintah AS setelah mereka mengantisipasi pengetatan kebijakan moneter The Fed. Alhasil, permintaan emas amblas, harganya pun ikut bablas.
Baca juga: COVID-19 Delta Lagi Meradang, Apakah Jadi Sentimen Baik Bagi Emas?
Nilai indeks Dolar AS kembali mennguat ke level 113,74 setelah terjungkal 0,72% sepanjang pekan lalu.
Analis meyakini bahwa nilai Dolar AS akan semakin kuat akibat perilisan data ekonomi AS yang mumpuni sepanjang pekan lalu. Namun, nilai Dolar AS juga bisa saja lunglai setelah pelaku pasar bereaksi terhadap varian baru COVID-19.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini