Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro (Segera Hadir)
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Advanced Order

support-icon
Dirancang untuk Investor (Segera Hadir)
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

chatRoomImage

Scan kode QR untuk download Pluang di Android dan iOS.

Informasi Terkini UntukmuBlogBerita & AnalisisPelajariKamus
bookmark

Cari berita, blog, atau artikel

Blog

Bagaimana Pengaruh COVID-19 Delta Terhadap Pasar Saham AS?

Bagaimana Pengaruh COVID-19 Delta Terhadap Pasar Saham AS?

9 Jul 2021, 8:33 AM·Waktu baca: 4 menit
Kategori
Bagaimana Pengaruh COVID-19 Delta Terhadap Pasar Saham AS?

Pandemi COVID-19 seolah-olah tak menemui ujung meski sudah berlangsung hampir dua tahun lamanya. Peristiwa ini bikin ekonomi global porak poranda, tak terkecuali pasar saham AS beserta tiga indeks saham utamanya: Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq.

Kini, kekhawatiran pasar kembali memuncak setelah hadirnya varian virus COVID-19 yang lebih parah. Yakni, COVID-19 varian delta. Kini, varian yang dianggap cukup berbahaya ini sudah menyergap 96 negara, termasuk Indonesia dan Amerika Serikat.

Mengapa pasar cukup khawatir? Sebab, penyebaran COVID-19 varian delta ditakutkan akan bikin negara-negara melakukan pembatasan sosial untuk ke-sekian kalinya.

Alhasil, kegiatan ekonomi akan mandeg dan berdampak besar ke kinerja beberapa perusahaan. Adapun lesunya kinerja beberapa korporasi itu tentu menjadi alasan fundamental melemahnya nilai saham-sahamnya.

Tapi, seberapa takutkah investor akan peristiwa tersebut saat ini?

Baca juga: Sobat Cuan, Simak 3 Tanda Kamu Belum Siap Investasi S&P 500!

Apakah Ketakutan COVID-19 Varian Delta Sudah Merambah Pasar Saham AS?

Masih hangat dari ingatan bagaimana indeks Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq mencatat penurunan terparah sejak krisis finansial 2008. Bahkan, indeks Dow Jones sempat turun 1.191 poin, yang menjadi penurunan terparah dalam 12 tahun terakhir.

Kini, kekhawatiran serupa pun melanda Wall Street yang ditandai dengan merahnya seluruh kinerja indeks saham AS pada pekan kedua Juli tersebut.

Ya, pelaku pasar saat ini memang sangat fokus memperhatikan dampak varian COVID-19 ini. Bahkan, hal ini pun bikin kinerja saham AS memerah pada Kamis (9/7).

Di hari itu, indeks Dow Jones turun 259,86 poin. Sementara itu, nilai indeks S&P 500 turun 0,86% secara harian meski masih ditutup di atas level 4.300. Seluruh penurunan itu disebabkan oleh anjloknya nilai-nilai saham yang seharusnya mendulang untung kala ekonomi tercatat membaik.

Sebut saja saham-saham perusahaan jasa transportasi seperti United Airlines dan Delta Airlines yang melorot 1%. Atau, nilai saham-saham perusahaan penyedia chip seperti Nvidia yang turun 2,3% dan Intel yang turun 1%. Biasanya, saham perusahaan penyedia chip ini memang mencatat cuan dari kuatnya pemulihan ekonomi global.

Pertanyaannya, apakah kondisi ini bisa menjadi gerbang anjloknya kinerja pasar saham AS dalam beberapa saat mendatang.

Apakah Investor Pasar Saham AS Perlu Khawatir dengan COVID-19 Delta?

Sesuai data terakhir US Centers for Disease Control and Prevention (CDC), varian Delta telah mengambil 20% dari total kasus COVID-19 di negara adidaya tersebut.

Tentu saja, hal ini bisa berujung pada penutupan kembali kegiatan ekonomi jika memang penyebarannya tak terkendali. Ujung-ujungnya, nilai saham di indeks utama AS bisa saja terus melorot.

Hanya saja, perusahaan investment bank JP Morgan memberi jawaban yang berbeda. Di dalam memonya kepada investor awal pekan lalu, mereka justru mengatakan bahwa varian baru ini malah bisa mendorong nilai saham-saham value stocks. Memang, secara karakteristik, saham yang tergolong value stocks sangat menggantungkan harapan ke siklus ekonomi.

Di samping itu, JP Morgan meyakini bahwa tingkat vaksinasi yang kencang di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden tidak serta-merta membuat kegiatan ekonomi AS langsung ditutup, seperti yang terjadi tahun lalu. Sehingga, kinerja keuangan perusahaan-perusahaan AS, kalau pun anjlok, tidak akan separah tahun lalu.

Adapun hingga 9 Juli, sebanyak 55,4% penduduk AS sudah menerima vaksin setidaknya satu dosis.

Selain itu, mereka juga meyakini bahwa indeks pasar saham AS masih akan mendapat angin segar dari kebijakan pro-stimulus milik Biden. Hal itu diharapkan bisa meningkatkan permintaan barang dan jasa, yang tentu saja berdampak positif ke keuangan perusahaan-perusahaan AS di tahun ini.

Baca juga: Pekan ini, Earning Season dan Laporan Ekonomi Bikin Indeks Saham AS Lepas Landas

Indeks S&P 500 Akan Teruskan Momentum

Sementara itu, founder dari Sundial Capital Research Jason Goepfert mengatakan bahwa S&P 500 sedang mengalami “momentum” kuat setelah menunjukkan reli dalam lima bulan berturut-turut. Dan sesuai kajian data historis yang dilakukan perusahaannya, momentum itu tak akan bisa “diputus” oleh disrupsi apapun begitu saja.

Memang, terdapat beberapa kasus di mana indeks S&P 500 langsung terjun parah setelah mengalami reli lima bulan, seperti 2020 dan 2018. Di mana, nilai indeks yang berisikan 500 perusahaan top AS itu anjlok 6,5% dan 5,4% dua bulan setelah reli berakhir.

Namun menurut Goepfert, reli ini berbeda. Sebab, dalam lima bulan ke belakang, indeks ini terus-terusan mencetak rekor tertingginya sepanjang masa. “Sejauh yang kami tahu, momentum ini tidak akan selesai dengan cepat,” tutur dia.

Komentar setali tiga uang dilontarkan founder Bespoke Investment Group Paul Hickey. Melihat tren sejarah, menurutnya indeks S&P 500 jarang “mengempis parah” setelah melalui reli yang hebat selama berbulan-bulan. Biasanya, semakin lama reli yang dialami S&P 500, maka akan semakin kokoh pula indeks tersebut ketika diterpa badai hebat.

Ia mencontohkan kondisi yang terjadi saat ini. Nilai indeks S&P 500 ternyata menorehkan kinerja positif, yakni naik lebih dari 5%, selama lima kuartal berturut-turut.

Kondisi ini sebenarnya serupa dengan tahun 1954 silam. Pada saat itu, reli diakhiri dengan penurunan nilai singkat sebesar 6%, namun tetap menorehkan pertumbuhan kuartalan sebesar 1,7%.

Data tersebut, ditambah dengan kebijakan pro pertumbuhan pemerintah AS, seharusnya memang disikapi dingin oleh para investor. Nah, kalau kamu sendiri bagaimana Sobat Cuan? Apakah kamu juga khawatir berinvestasi di indeks pasar saham AS di masa seperti ini atau tidak?

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emasS&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: Barrons, Market Watch

Ditulis oleh
channel logo

Adi Putro

Right baner

Bagikan artikel ini

Apakah artikel ini berguna untukmu?

like
like
Artikel Terkait

Artikel Terkait

Right baner
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1

Daftar