Kinerja saham perusahaan chip semikonduktor dan teknologi saat ini sedang terombang-ambing di tengah ketidakpastian makroekonomi. Kendati begitu, ternyata saham perusahaan teknologi NVIDIA ternyata masih menarik untuk dikoleksi! Apa alasannya? Simak di Pluang Insight berikut!
NVIDIA adalah perusahaan teknologi yang fokus pada produksi unit pemrosesan grafis (GPU) dan piranti lunak yang didirikan pada 1993.
Perusahaan yang bermarkas di Santa Clara, negara bagian California, Amerika Serikat ini disebut sebagai pionir teknologi grafis digital dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Bahkan, pada 1999 silam, NVIDIA sempat menghebohkan pasar komputer gaming dengan merilis GPU GeForce 256 yang memungkinkan penggunanya untuk bermain game tiga dimensi tanpa ngadat.
Pada Senin (19/9), NVIDIA baru saja meluncurkan seri GPU terbarunya bernama Next-Gen GeForce RTX 40xx yang berlandaskan arsitektur Ada Lovelace. Teknologi anyar ini berfungsi meningkatkan kualitas sistem kendaraan swakemudi, pusat data, kecerdasan buatan dan Omniverse.
Namun, pelaku pasar justru memusatkan perhatiannya pada rencana perilisan perangkat GPU berbasis dua konfigurasi terbaru NVIDIA, RTX4090/4080, yang akan dilempar ke pasar pada 12 Oktober dan November mendatang. Sebab, apabila melihat spesifikasinya, GPU RTX 4090 ternyata menawarkan performa dua hingga tiga kali lipat lebih kencang dibanding generasi sebelumnya, RTX 3090.
Rentetan perilisan produk anyar tersebut, ditambah dengan implementasi arsitektur Ada Lovelace di dalam teknologinya, membuktikan bahwa kemampuan riset dan pengembangan NVIDIA selangkah lebih maju dari pesaingnya.
Baca Juga: Pluang Insight: Duel Kinerja JP Morgan vs Bank of America. Siapa Paling Unggul?
Meski permintaan masyarakat atas komputer gaming tetap stabil sejauh ini, namun iklim bisnis AS secara umum sangat terpengaruh oleh dinamika makroekonomi AS saat ini.
Ya, saat ini, AS dihadapi berbagai ancaman makroekonomi mulai dari gertakan resesi ekonomi AS hingga rencana bank sentral AS, The Fed, untuk mengerek suku bunga acuannya dengan agresif. Kondisi tersebut tentu membuat optimisme pelaku pasar atas permintaan komputer gaming melorot.
Di samping itu, pelaku pasar juga khawatir bahwa adopsi GPU NVIDIA terbaru di segmen data center lebih rendah dari yang diharapkan. Pasalnya, konsumen non-ritelnya bisa beralih mengadopsi deep learning sebagai metode yang lebih efektif dalam memproses rangkaian big data yang tidak terstruktur.
Kendati terancam oleh risiko tersebut, bukan berarti saham NVIDIA patut dipandang sebelah mata oleh investor. Pasalnya, prospek saham NVIDIA terbilang masih menggiurkan!
Pluang beranggapan bahwa peluncuran lini produk terbaru NVIDIA dapat mengerek pendapatan perseroan di tahun depan, bercermin terhadap siklus inventori NVIDIA pada kuartal II dan III.
Di samping itu, NVIDIA berencana membanderol GPU RTX 4080 di kisaran US$899-US$1.099 per unit atau sekitar Rp12,9 juta-Rp17 juta dan RTX4090 senilai US$1.599 atau setara Rp23 juta.
Ternyata, rentang harga tersebut tidak beda jauh dengan harga seri GPU sebelumnya, misalnya contoh seri GPU RTX 3090 yang kini bernilai Rp20 juta-Rp26 juta di pasar Asia. Nah, oleh karenanya, Pluang menaksir bahwa gamers tentu akan tergugah untuk meng-upgrade peralatan game-nya dengan seri GPU teranyar milik NVIDIA.
Apalagi, jadwal perilisan produk terbaru NVIDIA kali ini terbilang jitu.
Secara siklus, NVIDIA selalu membukukan performa keuangan yang lebih buruk pada semester I ketimbang semester II. Sementara itu, permintaan peralatan gaming umumnya selalu tokcer di semester II. Sehingga, tanggal perilisan produk NVIDIA menjadi katalis kuat bagi performa keuangan perseroan ke depan.
Di sisi lain, NVIDIA juga terus berkomitmen untuk terus berinovasi dan menambah produksinya. Buktinya, dalam sebuah perhelatan baru-baru ini, manajemen NVIDIA pun mengungkapkan bahwa mereka sudah berada di level produksi penuh dan akan memperbesar tingkat produksinya di tahun depan.
Perusahaan juga berjanji akan terus berinovasi dan meluncurkan piranti lunak terbaru jasa penyimpanan awan. Tak ketinggalan, mereka juga getol membangun kemitraan dengan perusahaan lainnya, misalnya dengan Deloitte/Booz Allen Hamilton dalam pengembangan teknologi rekayasa buatan dan Omniverse.
Dengan posisi mereka sebagai pemimpin bisnis GPU dengan ekosistem kuat, NVIDIA tentu akan memiliki keunggulan sebagai perusahaan yang diuntungkan pertama kali setiap ada tren terbaru di kancah rekayasa buatan, komputasi berskala besar, gaming, dan kendaraan swakemudi.
Nah, prospek NVIDIA yang terbilang masih kinclong membuat JPMorgan menargetkan nilai sahamnya berada di US$220 per lembar pada akhir 2023 atau tumbuh 77% dari posisinya saat ini.
Terlebih, valuasi saham NVIDIA saat ini terbilang murah. Apabila menilik dari rasio harga saham terhadap pendapatannya (rasio P/E), valuasi NVIDIA saat ini berada di 40,7x P/E alias lebih rendah dari reratanya dalam tiga tahun dan lima tahun terakhir masing-masing sebesar 71x P/E dan 54,5x. P/E.
Baca Juga: Pluang Insight: Mengupas 'The Great Reset', Dulu Konspirasi Viral Kini Fenomena Global
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS, serta lebih dari 140 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini