Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpaksa gigit jari di Rabu (2/3) sore ini sementara kondisi pasar kripto terbilang suam-suam kuku. Apa yang terjadi di pasar hari ini? Yuk, simak selengkapnya di Rangkuman Pasar berikut!
Nilai IHSG bercokol di level 6.868 poin pada penutupan sesi perdagangan Rabu (2/3), melemah 0,77% dibanding sehari sebelumnya.
Hal ini patut disayangkan mengingat laju IHSG pada awalnya cukup menjanjikan untuk menembus level 7.000 pada hari ini. Pasalnya, nilai IHSG sempat terbang ke level 6.973 sebelum akhirnya melorot ke kisaran 6.800.
Lesunya indeks saham hari ini disebabkan oleh aksi pelaku pasar yang kembali gugup untuk nyemplung ke pasar modal. Pasalnya, kini tensi geopolitik Ukraina dan Rusia kembali memasuki babak baru dan bikin pelaku pasar khawatir atas prospek ekonomi global ke depan.
Saat ini, Rusia masih terlihat enggan angkat kaki dari Ukraina meski Amerika Serikat (AS) telah menghujam Rusia dengan sanksi bejibun. Merespons hal tersebut, Presiden AS Joe Biden berujar bahwa negaranya beserta anggota pakta pertahanan Atlantik Utara (NATO) "siap merespons serangan Ukraina" tersebut.
Dari komentar tersebut, pelaku pasar kemudian menangkap sinyal bahwa AS dan sekutunya bisa jadi bakal intervensi di konflik antara Ukraina dan Rusia. Jika pihak-pihak berseteru di dalam peristiwa ini semakin banyak, maka dampak ekonomi yang ditimbulkan dari aksi tersebut bakal meluas. Nah, kemungkinan itulah yang kini sedang dicemaskan pelaku pasar.
Sentimen serupa ternyata tak hanya melanda IHSG. Sebab, performa indeks saham lain di kawasan Asia pun terpantau melempem. Tengok saja indeks Hang Seng dan Nikkei225 Jepang yang masing-masing terpuruk 1,84% dan 1,68% pada hari ini.
Meski gerak IHSG hari ini terbilang kurang lincah, pelaku pasar asing tampaknya tetap getol melakukan aksi beli. Hal ini tercermin dari nilai beli bersih asing (net foreign buy) hari ini yang menyentuh Rp504,9 miliar di pasar reguler.
Mereka terlihat memburu saham-saham big cap seperti PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk sebanyak Rp245,6 miliar dan PT Astra International Tbk sebesar Rp82,2 miliar. Tak ketinggalan, mereka juga mengoleksi saham PT Merdeka Cooper Gold Tbk sebesar Rp89,2 miliar.
Hanya saja, panggung utama IHSG hari ini direbut oleh saham-saham komoditas energi. Pasalnya, harga batu bara dan minyak dunia kompak membara pada hari ini, sehingga emiten-emiten yang berkaitan dengan komoditas tersebut pun ikut ketiban cuan!
Asal tahu saja, harga batu bara di pasar ICE Newcastle Australia hari ini menyentuh US$305,45 per ton, alias rekor tertingginya dalam 14 tahun terakhir. Oleh karenanya, tak heran jika nilai saham emiten batu bara seperti PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Indika Energy Tbk (INDY), dan PT United Tractors Tbk masing-masing lompat 24,12%, 5,88%, dan 2,72% pada hari ini.
Di sisi lain, harga minyak dunia bahkan telah menyentuh US$110 per barel menyusul ketegangan Rusia dan Ukraina yang tak henti-henti. Imbasnya, nilai saham emiten migas seperti PT Medco Energi International Tbk (MEDC) dan PT Elnusa Tbk (ELSA) masing-masing mencuat 7,38% dan 3,8%.
Baca juga: Pluang Insight: Menilik Berkah dan Musibah dari Tensi Rusia-Ukraina
Setelah menguat hingga dua digit kemarin, aset kripto mulai terlihat "kehabisan tenaga" pada Rabu sore ini. Melansir Coinmarketcap pukul 17.23 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi jumbo sejagat masih betah menghuni zona hijau dalam sehari terakhir.
Nilai Bitcoin (BTC) terlihat di posisi US$44.107,08 per keping alias loncat 2,31% dalam sehari terakhir. Ether (ETH) pun mengikuti jejak BTC dengan bercokol di US$2.998,74 atau naik 4,03% di waktu yang sama.
Altcoin lainnya pun mengekor gerak BTC dan ETH. Nilai XRP, Terra (LUNA), dan Solana (SOL) masing-masing naik 1,14%, 3,18%, dan 9,13% dalam 24 jam terakhir. Kemudian, nilai Cardano (ADA), Avalanche (AVAX), dan Polkadot (DOT) masing-masing lompat 1,13%, 1,3%, dan 1,64%.
Secara umum, pergerakan aset kripto sore ini masih disebabkan oleh antisipasi pelaku pasar atas dampak sanksi AS terhadap Rusia. Sekadar informasi, AS kemarin telah melancarkan jurus baru untuk melemahkan ekonomi Rusia, salah satunya adalah memblokir bank sentral dan industri jasa keuangan negara tersebut dari akses pendanaan negara barat.
Sanksi tersebut dipercaya bisa membuka peluang bagi Rusia untuk mengadopsi aset kripto. Apalagi, kini warga Rusia pun mantap menyimpan kekayaannya di aset kripto setelah nilai tukar Rubel Rusia terhadap Dolar AS hancur lebur.
Di sisi lain, permintaan aset kripto juga melonjak gara-gara maraknya donasi ke Ukraina dalam bentuk aset digital tersebut. Kabar terbarunya, kini Ukraina telah menerima donasi sekitar US$33 miliar dalam bentuk aset kripto, baik dari pentolan kancah kripto maupun masyarakat awam.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang.
Bagikan artikel ini