Selamat akhir pekan, Sobat Cuan! Jagat bisnis dan ekonomi lagi-lagi dipenuhi kabar menarik, di antaranya China yang sepertinya malu mengumumkan pertumbuhan ekonominya dan Indonesia yang sukses mencetak surplus dagang selama 29 bulan! Yuk, simak selengkapnya di artikel berikut!
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Rabu (19/10) mengatakan akan berupaya menurunkan harga minyak dengan melepas minyak mentah sebesar 15 juta barel dari cadangan minyak strategis AS.
Rencananya, cadangan minyak tersebut akan dilepas Desember mendatang. Langkah ini merupakan bagian dari rencana pemerintah AS yang pada musim semi lalu berniat menurunkan harga minyak dengan melepas cadangan minyak strategisnya sebesar 180 juta barel.
“Melalui pengumuman hari ini, kami akan mencoba menstabilkan pasar dan mengurangi harga minyak untuk meredam dampak dari aksi-aksi yang dilakukan negara lain,” jelas Biden.
Biro Statistik Nasional China secara mengejutkan menunda perilisan Produk Domestik Bruto (PDB) China sepanjang kuartal III 2022 dari Selasa (18/10) ke tanggal lain yang belum ditentukan.
Peristiwa misterius ini membuat analis curiga bahwa otoritas China sepertinya belum siap mengungkap data ekonomi China yang melemah di triwulan lalu. Padahal, pada Senin (17/10), salah satu pejabat komisi pembangunan nasional dan reformasi (NDRC) China mengklaim bahwa ekonomi China “memantul signifikan” sepanjang triwulan III 2022.
Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt pada Senin (17/10) mengumumkan akan mengurangi belanja pemerintah secara jumbo demi mengurangi defisit anggaran negara tersebut. Kebijakan ini diumumkan Hunt tepat tiga hari setelah menggantikan Menteri Keuangan Inggris sebelumnya, Kwasi Kwarteng.
Rencana tersebut ternyata bertolak belakang dengan kebijakan awal ekonomi Inggris yang menginginkan pemangkasan pajak demi menggerakkan ekonomi Inggris. Hunt beralasan, Inggris lebih membutuhkan kepercayaan diri dan stabilitas ketimbang memburu pertumbuhan ekonomi tinggi.
Baca Juga: Kabar Sepekan: AS Geram ke China-Rusia, Ekonomi Global Diramal Sengsara
Jaringan Aptos akhirnya meluncurkan jaringan utamanya pekan ini setelah dikembangkan selama empat tahun dan memiliki valuasi US$1 miliar.
Jaringan yang digadang sebagai "pembunuh Solana" ini didirikan oleh alumni Meta dan disokong oleh firma modal ventura terkenal termasuk Andreesen Horowitz.
Perusahaan pembayaran raksasa Mastercard menjalin kerja sama dengan Paxos untuk meluncurkan sebuah program bernama Crypto Source, yakni layanan trading aset kripto bagi perbankan.
Dalam kolaborasi tersebut, Mastercard akan menjamin kepatuhan legalitas dan keamanan transaksi sementara Paxos akan mengelola jasa kustodian dan aspek operasional trading.
Nilai token Axie Infinity (AXS) sempat mendadak ambles 8% pada Kamis (21/10). Ternyata, musababnya adalah kecemasan investor bahwa sebanyak 21,5 juta token AXS yang saat ini memasuki vesting period akan segera dibuang pemiliknya setelah periode tersebut berakhir Senin (24/10) mendatang setelah jumlah pengguna AXS turun selama sebulan terakhir.
Sekadar informasi, vesting period adalah sebuah jangka waktu tertentu di mana pemilik token wajib menyimpan tokennya sebelum bisa menjual atau mentransaksikannya.
Baca Juga: Pluang Insight: Ibarat Laju Mobil, Laba Tesla 'Ngebut' Kencang di Kuartal III
Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin (17/10) mengumumkan bahwa neraca dagang Indonesia mencetak surplus sebesar US$4,99 miliar di September. Dengan demikian, maka Indonesia telah membukukan surplus perdagangan selama 29 bulan berturut-turut.
Hal ini terjadi setelah nilai ekspor Indonesia sukses mengungguli nilai impornya. Pada bulan lalu, Indonesia sukses mencetak ekspor US$24,8 miliar dengan nilai impor US$19,81 miliar.
Bank Indonesia (BI) menyunat proyeksi inflasi tahunan Indonesia dari kisaran 6,6%-6,7% menjadi 6,3% di 2022.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, inflasi Indonesia bisa lebih kecil dari prakiraan berkat koordinasi pemerintah dan BI yang berhasil menghalau dampak inflasi global ke inflasi pangan dalam negeri. Meski, di sisi lain, harga kebutuhan pokok memang sempat terpengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) September lalu.
Bank Indonesia (BI) pada Kamis (20/10) memutuskan untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya, BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR), sebesar 50 basis poin ke 4,75%.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan ini diambil sebagai antisipasi untuk menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti Indonesia turun ke kisaran 3% plus minus 1% di paruh kedua 2023.
Di samping itu, BI juga melakukan hal ini untuk memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS, serta lebih dari 140 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: CNN Indonesia, CNBC Indonesia, Reuters, Bloomberg, CNBC
Bagikan artikel ini