Perilaku konsumtif adalah hal yang sangat dihindari demi kesehatan keuangan. Namun, apa saja ciri-ciri perilaku konsumtif?
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), konsumtif adalah kata sifat dari konsumsi atau hanya memakai dan tidak bisa menghasilkan kebutuhan dan keinginannya secara sendiri. Jika ditempatkan ke dalam konteks gaya hidup, maka perilaku konsumtif adalah gaya hidup berlebihan dalam membeli sesuatu atau membelanjakan uang tanpa skala prioritas dan pertimbangan yang matang.
Umumnya, individu yang memiliki perilaku konsumtif sering disebut boros karena sulit menahan diri untuk membeli barang yang tidak penting atau tidak ia butuhkan. Sehingga, barang-barang yang dibeli pun tidak terpakai dan jadi mubazir.
Perilaku tidak baik ini dapat ditemukan pada semua kelompok usia, tetapi paling sering terjadi di kalangan remaja hingga dewasa. Nah, untuk mengetahui apakah Sobat Cuan termasuk individu yang konsumtif atau tidak, kamu dapat mengukurnya dari indikator perilaku konsumtif. Apa saja indikatornya?
Baca juga: Jadi “Cewek Keren” dengan Menghapus Gaya Hidup Boros
Dalam buku Terperangkap dalam Iklan, dijelaskan bahwa indikator perilaku konsumtif terdiri atas sembilan hal berikut:
Meskipun barang tidak diperlukan, penawaran khusus seperti diskon atau promo buy 1 get 1 dapat membuat konsumen tergiur untuk membeli barang tersebut.
Hal ini sering terjadi pada industri fesyen dan kecantikan, di mana konsumen akan membeli produk-produk tersebut hanya karena punya kemasan yang menarik.
Maraknya penggunaan media sosial sebagai tempat pamer dapat membuat konsumen berbelanja atas dasar gengsi dan menjaga penampilan dirinya untuk menarik perhatian orang lain.
Konsumen dapat membeli barang atas pertimbangan harga dan bukan atas dasar manfaat atau kegunaannya seperti adanya diskon yang menawarkan harga murah ataupun kecenderungan membeli barang mewah untuk menjaga penampilan dan memenuhi gaya hidup mewah.
Konsumen yang memiliki daya beli tinggi dalam berpakaian, berdandan, dan gaya hidup dapat memberi kesan eksklusif dan berasal dari kelas sosial yang tinggi.
Hal ini umum terjadi di kalangan penggemar yang cenderung meniru gaya idola atau membeli barang yang diiklan-kan idola sebagai bentuk dukungan, walaupun nyatanya barang tersebut tidak akan dipakai dan hanya mengincar "bonus" yang diberikan seperti photocard dan semacamnya.
Konsumen membeli barang mahal karena percaya apa yang dikatakan iklan tersebut dapat mempercantik penampilan dan menumbuhkan rasa percaya diri.
Konsumen cenderung memiliki kebiasaan menggunakan produk dengan jenis yang sama dari merek yang berbeda untuk memenuhi rasa penasarannya.
Fear of Missing Out (FOMO) alias perasaan takut ketinggalan sesuatu membuat individu menjadi konsumtif. Mereka rela mengeluarkan banyak uang untuk mengikuti apa saja yang sedang tren seperti membeli tiket konser, barang terbaru, atau pergi ke tempat viral meskipun tidak menyukai atau membutuhkan hal tersebut.
Baca juga: S.O.S Tanggal Tua? Ini 7 Trik Hemat yang Menyelamatkanmu dari Sikap Boros
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif adalah:
Secara garis besar, perilaku konsumtif memberikan dampak negatif pada individu seperti:
Meskipun banyak dampak negatif, perilaku konsumtif juga memberikan keuntungan bagi produsen dan kegiatan ekonomi lain serta meningkatkan perputaran roda perekonomian.
Baca juga: Tips Belanja Hemat untuk Kamu yang Suka Boros!
Download aplikasi Pluang untuk investasi Saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Katadata
Bagikan artikel ini