Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 6.417,32 poin atau ngegas 2,06% dari perdagangan sebelumnya. Masih moncernya harga batu bara dan juga harga minyak kelapa sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) menjadi katalis utama dalam pergerakan indeks saham sepanjang hari ini.
Harga minyak sawit mentah (CPO) mencapai level tertingginya pada siang tadi. Harga CPO di bursa Malaysia berhasil nongkrong di level US$4.896 per ton alias naik 2,76% dibanding hari sebelumnya.
Ini sekaligus menandai harga terbaik CPO sepanjang sejarah perdagangan. Bahkan, jika dilihat selama sepekan, kenaikannya sudah mencapai 9,29% dan menyentuh 11% dalam sebulan belakangan.
Naiknya harga CPO bukan tanpa alasan. Di saat yang sama, harga minyak bumi juga naik secara signifikan. Harga minyak jenis Brent, misalnya, melejit 5,62% disusul minyak berjenis light sweet yang melompat 5,32%.
Hal tersebut tentu saja membuat harga minyak sawit mentah semakin berkilau. Pasalnya, di tengah krisis energi yang terjadi, beberapa negara mulai memberikan insentif yang menarik terkait penggunaan biofuel, di mana bahan bakunya berasal dari kelapa sawit.
Bahkan, Indonesia juga membuktikan dirinya selangkah lebih maju ihwal pemanfaatan bioenergi. Pada hari ini, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pemerintah telah mengujicoba penerbangan bertenaga bioavtur dengan campuran 2,4% bahan bakar refined bleached deodorized palm kernel oil. Bioavtur ini rencananya akan diproduksi oleh perusahaan pelat merah PT Pertamina (Persero) di kilang Dumai dan Cilacap.
Kenaikan harga CPO sukses mengerek saham emiten produsen kelapa sawit. Mulai dari saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang naik 2,53% ke level Rp10.150. Langkah saham PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) juga mengekor AALI dengan terapresiasi 3,32% ke level Rp498 per lembar.
Seakan tidak mau kalah, emiten kelapa sawit lainnya PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) ikut melesat hingga 8.03% ke level Rp1.480 per saham.
Baca juga: Rangkuman Pasar: IHSG Amblas di Tengah Kenaikan Harga Batu Bara
Sementara itu, harga batu bara yang masih manggung juga ikut mengerek saham-saham sektor batu bara. Saham PT TBS Energi Utama TBk (TOBA), contohnya, sukses naik 0,87% ke level Rp580 per saham sementara saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO) berhasil terapresiasi 1,91% ke level Rp1.865 per saham.
Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang ditetapkan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk periode Oktober naik ke level US$161,63 per metrik ton. Padahal, HBA pada September masih berada di angka US$150,03 per metrik ton. Nah, tokcernya HBA tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan batu bara di China dan juga Eropa.
Kenaikan harga dua komoditas idola tersebut meningkatkan optimisme tentang kinclongnya Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia ke depan. Sehingga, saham-saham sektor perbankan pun ikut kecipratan berkah.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia TBK (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), contohnya, masing-masing diborong asing sebesar Rp1 trililun dan Rp750 mliar. Alhasil, saham BBRI berhasil menguat 4,83% ke level Rp4.120 per saham sementara BBCA terapresiasi 3,38% ke level Rp35.900 per saham.
Investor asing pun seolah-olah rakus dalam melihat peluang tersebut. Hal itu tercermin dari total beli bersih (net foreign buy) yang mencapai angka Rp3,42 triliun di sepanjang perdagangan.
Di tengah moncernya IHSG, saham PT Semen Indonesia (SMGR) malah dilego sebanyak Rp120,6 miliar hingga akhirnya ditutup stagnan di level Rp7.975 per saham. Nasib serupa juga dialami saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang juga dilepas asing sebanyak Rp54,9 miliar.
Secara sektoral, kenaikan indeks saham ditopang oleh saham-saham sektor perbankan, CPO dan juga batu bara. Tak heran, IHSG menjadi indeks saham dengan kinerja paling cemerlang di wilayah Asia.
Baca juga: Rangkuman Pasar: Minim Sentimen Positif, IHSG Loyo Lagi!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini