Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di level 6.113,11 poin, atau terkoreksi 0,15% sepanjang sesi perdagangan. Mengapa IHSG bisa kembali bersimpuh di zona merah hari ini? Simak penjelasan singkatnya di rangkuman pasar berikut!
Beberapa analis mengatakan bahwa lesunya kinerja IHSG hari ini disebabkan karena minimnya embusan angin segar di pasar saham. Ya, pada perdagangan hari ini, investor belum menemukan sentimen positif yang bikin mereka kembali pede membenamkan dana di pasar saham.
Pelaku pasar tampaknya masih menunggu sentimen dalam negeri dan juga keputusan The Fed terkait tapering. Kuat dugaan, melemahnya indeks saham tanah air hari ini ikut terseret sentimen loyonya bursa saham di Wall street.
Saat perdagangan kemarin, indeks S&P 500 melemah 0,28% dan Nasdaq Composite susut 0,52%. Hanya Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang mash sanggup menguat 0,21%. Loyonya kinerja tiga indeks saham utama AS itu disebabkan karena melonjaknya kembali imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun, bahkan menyentuh 1,5%.
Pilihan saham investor pada hari ini pun terbilang “itu-itu lagi”, utamanya investor asing. Meski perdagangan hari ini mencatat aksi beli bersih investor asing sebesar Rp738,16 miliar, investor asing nampaknya tengah doyan mengoleksi saham-saham berkapitalisasi pasar jumbo. Sebut saja, PT United Tractor Tbk (UNTR) sebanyak Rp41,3 miliar, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebanyak Rp50,5 miliar dan saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) sebanyak Rp44 miliar.
Di sisi lain, selepas tuntas melaksanakan hajatannya berupa right issue, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) hari ini menjadi salah satu saham yang paling banyak dilepas asing, yakni sebanyak Rp267,5 miliar.
Tidak ketinggalan, saham PT Bank Jago Tbk (ARTO), saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) juga dilepas asing, dengan nilai jual bersih masing-masing sebesar Rp21,8 miliar, Rp20,7 miliar dan Rp15,6 miliar.
Baca juga: Begini Lho Cara Hitung Rumus Untung-Rugi Investasi, Sudah Coba?
Meski cuaca buruk melanda IHSG, namun setidaknya emiten batu bara masih tersenyum lebar pada hari ini.
Harga saham-saham produsen batu bara seperti PT Adaro Energy Tbk (ADRO) berhasil naik 15,23% ke level Rp1.740 per saham. Sementara itu, nilai saham PT Indika Energy Tbk (INDY) dan juga PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga ikutan melesat, masing-masing sebesar 19,34% ke level Rp1.820 per saham dan 6,91% ke level Rp.2.630 per saham.
Tidak ketinggalan, perusahaan besutan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) juga ikut manggung, dengan kenaikan harga saham mencapai 8,33% ke level Rp520 per saham.
Saham batu bara nampaknya ketiban berkah dari kenaikan harga batu bara yang berhasil menembus US$200 per ton. Tingginya permintaan dari Eropa mendorong harga barang tambang itu melesat kencang.
Tingginya permintaan batu bara ke wilayah Eropa dipicu oleh mulai beralihnya beberapa negara dari bahan bakar gas ke batu bara.
Menyoal nilai tukar rupiah, pada perdagangan hari ini Rupiah di tutup di level Rp14.269. Berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, pergerakan rupiah lebih lemah 0,08% dibanding posisi kemarin.
Baca juga: Dari Investasi Batu hingga Lebah, Ini 5 Jenis Investasi Nyentrik Milik Umat Manusia!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini