Selamat sore, Sobat Cuan! IHSG akhirnya kembali comeback setelah terbenam di zona merah sepekan lamanya. Pasar kripto pun ikut bersemi meski harganya bergerak terbatas. Apa penyebabnya? Simak di Rangkuman Pasar berikut!
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bernapas lega setelah sebelumnya berada di zona merah selama sepekan penuh. Pada penutupan Senin (17/10), IHSG sukses bertengger di 6.831,11 poin alias menguat 0,24% dibanding penutupan Jumat (14/10).
Tadinya, IHSG terlihat berenang di teritori negatif dari awal hingga pertengahan perdagangan. Untungnya, ia sukses menyembul ke zona hijau di menit-menit akhir jelang penutupan bursa.
Kali ini, penopang kuat IHSG datang dari hasil neraca perdagangan Indonesia. Siang tadi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus US$4.99 miliar pada September 2022. Dengan demikian, maka Indonesia resmi membukukan surplus perdagangan selama 29 bulan berturut-turut.
Sekadar informasi, kuatnya posisi neraca perdagangan Indonesia akan berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi. Maklum, kinerja perdagangan merupakan satu dari empat komponen penting Produk Domestik Bruto (PDB) selain investasi, konsumsi, dan belanja pemerintah.
Nah, oleh karenanya, tak heran jika kemudian investor kembali menyerbu saham-saham yang umumnya berkinerja mentereng kala pertumbuhan ekonomi terlihat kinclong, misalnya perbankan dan teknologi.
Sebagai contoh, nilai saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menguat 2,97% pada hari ini. Selain itu, terdapat pula nilai saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga ikut loncat 1,78% di waktu yang sama.
Baca Juga: Pluang Pagi: Bunga The Fed Kembali Bikin Resah, Market Jadi Gelisah
Sementara itu, pergerakan nilai pasar kripto terlihat menghijau selama sehari terakhir. Melansir Coinmarketcap pukul 15.17 WIB, sembilan dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar berada di zona hijau jika diukur dalam 24 jam terakhir.
Meski pasar kripto terlihat menghijau, namun Sobat Cuan jangan kepalang senang dulu. Pasalnya, pergerakan harga aset kripto masih terlihat di rentang sempit, mengindikasikan bahwa pelaku pasar sebenarnya belum bernafsu untuk berpandangan bullish namun juga tak rela melihat nilai aset kripto melemah.
Sejatinya, pangkal kegamangan pelaku pasar hari ini adalah potensi bank sentral AS, The Fed, untuk mengerek suku bunga acuannya sebesar 75 basis poin di bulan depan.
Namun, jika ditinjau secara analisis teknikal, pelaku pasar juga menganggap bahwa kondisi pasar kripto saat ini, utamanya posisi harga BTC di kisaran US$19.000, adalah gerbang awal untuk melancarkan aksi akumulasi.
Di samping itu, pelaku pasar juga masih berharap bahwa musim pelaporan keuangan emiten AS (earnings season) akan berdampak baik ke performa indeks saham AS dan ujungnya akan "menular" ke performa aset kripto. Terlebih, sebagian besar emiten jasa keuangan yang merilis laporan keuangannya akhir pekan lalu menorehkan prestasi di atas ekspektasi analis.
Sekadar informasi, pergerakan indeks saham AS selama ini memang berkorelasi positif terhadap kinerja pasar kripto. Maklum, pelaku pasar kripto selalu menggunakan performa saham AS sebagai acuan untuk melihat selera risiko pelaku pasar secara umum.
Baca Juga: Kabar Sepekan: AS Geram ke China-Rusia, Ekonomi Global Diramal Sengsara
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS, serta lebih dari 140 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini