Selamat sore, Sobat Cuan! IHSG dan kripto kompak terbaring lemas seiring niatan investor yang memilih wait and see sepanjang hari ini. Namun, hal apa yang membuat mereka gamang? Simak ulasannya di Rangkuman Pasar berikut!
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menitikkan air mata menutup sesi perdagangan Rabu (12/10). Betapa tidak, ia menutup hari ini dengan bercokol di 6.909,20 poin alias merosot 0,43% dibanding kemarin.
Tadinya, IHSG sempat bersemi beberapa saat setelah pembukaan, bahkan nilainya sempat menyentuh 6.990 poin. Namun, apa daya. Sang indeks domestik harus kembali terpental ke zona merah setelahnya.
Untungnya, IHSG tak sendirian dalam meratapi nasib mirisnya. Sebab, kawan-kawan bursanya di Asia juga melemah pada hari ini. Tengok saja, nilai indeks Nikkei225 Jepang, Hang Seng, dan STI Singapura kompak tumbang di bawah 1% pada hari ini.
Dengan demikian, bisa dibilang bahwa sentimen eksternal menjadi momok bagi laju indeks Asia pada hari ini.
Usut punya usut, pelaku pasar seantero Asia mendadak tak bergairah berkubang di pasar modal setelah International Monetary Fund (IMF) memangkas target ekonomi global 2023 dari 2,9% ke 2,7%. Lembaga tersebut menunjuk tingginya inflasi, kenaikan harga energi dan pangan, serta suku bunga tinggi sebagai biang keladinya.
Pelaku pasar tentu tak jadi tak bernafsu mengoleksi saham setelah kabar itu mencuat. Maklum, kinerja aset berisiko akan terlihat ngegas jika prospek ekonomi terlihat cerah.
Selain itu, pelaku pasar juga memilih wait and see dalam mengantisipasi risalah rapat The Fed September yang akan dirilis hari ini. Dokumen tersebut dipercaya mengandung petunjuk mengenai target kenaikan suku bunga acuannya ke depan.
Kendati demikian, pelemahan IHSG untungnya tertahan berkat kinerja apik saham-saham batu bara. Nilai saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), misalnya, menguat 1,78%. Sementara itu, nilai saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) kompak menguat 0,9% di waktu yang sama.
Performa saham batu bara menjulang setelah permintaan atas komoditas itu diperkirakan akan membuncah mendekati akhir tahun seiring potensi menipisnya pasokan dari China. Selain itu, kenaikan harga gas alam di Eropa juga diperkirakan akan membuat negara-negara benua tersebut beralih ke sumber energi lain, salah satunya batu bara.
Baca Juga: Pluang Pagi: Investor Dirundung Rasa Galau, Laju Saham AS & Kripto Jadi Kacau
Sama seperti pagi tadi, kondisi pasar kripto masih terlihat fluktuatif, terlihat dari nilai aset kripto utama yang cenderung stagnan. Namun, jika dilihat dengan detail, maka hanya empat dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejatinya masih melaju ke zona hijau dalam 24 jam terakhir.
Sejak awal pekan, emosi pelaku pasar terpantau berkecamuk lantaran menanti perilisan risalah rapat The Fed (minutes of meeting) hari ini dan data inflasi AS yang terbit sehari setelahnya.
Sejauh ini, analis menaksir inflasi tahunan AS akan melandai ke 8,1% di September. Hanya saja, tetap ada kemungkinan bahwa inflasi AS akan berada di atas ekspektasi. Jika itu terjadi, maka The Fed kemungkinan akan kembali meresponsnya dengan mengerek suku bunga acuan 75 basis poin bulan depan.
Nah, oleh karenanya, pelaku pasar memilih bersikap wait and see terlebih dulu ketimbang gegabah melakukan aksi di pasar kripto saat ini.
Di samping itu, jagat kripto juga dijejali beberapa kabar kurang sedap dalam sehari terakhir.
Platform keuangan terdesentralisasi (DeFi) di jaringan Solana, Mango, dikabarkan mengalami peretasan dan mengakibatkan aset kripto senilai US$100 juta raib dari platform tersebut. Mango pun dikabarkan langsung melancarkan investigasi atas peristiwa tersebut.
Di saat yang sama, otoritas pasar modal AS (The Securities and Exchange Commission) juga menolak pendaftaran produk Exchange-Traded Fund (ETF) berbasis Bitcoin yang diajukan WisdomTree. Kabar tersebut bikin pelaku pasar meragukan tingkat adopsi BTC sebagai instrumen investasi di masa depan.
Terakhir, terdapat pula kabar mengenai SEC yang saat ini disebut melakukan penyelidikan terhadap Yuga Labs, perusahaan di balik token Non-Fungible Token (NFT) hits Bored Ape Yacht Club. Pasalnya, seperti dikutip Bloomberg, otoritas itu menuduh Yuga Labs melanggar hukum federal ketika menjajakkan digital asetnya beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Rangkuman Pasar: Investor Mulai Kalang Kabut, IHSG & Kripto Cemberut
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, Saham AS, serta lebih dari 140 aset kripto dan belasan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Bagikan artikel ini