Selamat sore, Sobat Cuan! Kondisi market terbilang amburadul di Rabu sore (6/4) ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal bertahan di zona hijau, sementara pasar kripto masih terlihat berguguran. Apa yang terjadi? Simak selengkapnya di Rangkuman Pasar berikut!
IHSG mengakhiri sesi perdagangan Rabu (6/4) dengan bertengger di 7.104,21 poin alias pasrah tersungkur 0,62% dibanding kemarin.
Sang indeks domestik memang sudah terlihat tak bertenaga sejak awal sesi. Pasalnya, nilai IHSG sudah kepalang tengkurap di zona merah sejak awal sesi perdagangan hari ini dan tak kuasa bangkit di sesi kedua perdagangan.
Lesunya kinerja IHSG hari ini memang sudah diantisipasi, Sobat Cuan. Hal ini tak mengherankan lantaran sang indeks domestik mencetak rekor tertingginya selama dua hari berturut-turut.
Di samping itu, pelaku pasar di kawasan Asia nampaknya juga lagi ogah-ogahan berinvestasi di pasar modal mengingat tak hanya IHSG saja yang tersungkur di teritori negatif pada hari ini. Tengok saja, nilai indeks Nikkei225 Jepang hari ini melemah 1,58%. Seolah tak mau ketinggalan, nilai indeks Hang Seng dan STI Singapura juga ikut luntur masing-masing 1,87% dan 0,68% di waktu yang sama.
Pelaku pasar seantero Asia sepertinya kompak menghindari pasar modal setelah bank sentral AS, The Fed, kembali menelurkan komentar hawkish-nya.
Kemarin, gubernur The Fed, Lael Bernard, mengatakan bahwa otoritas moneter AS itu sudah mempersiapkan diri untuk mengambil aksi moneter "yang lebih kuat" demi meredam inflasi dan ekspektasi inflasi ke depan.
Tak ketinggalan, Brainard, yang juga merupakan calon wakil ketua The Fed, juga menambahkan bahwa bank sentral AS tersebut bisa mengurangi jumlah neracanya dengan sangat kencang pada pertemuan FOMC Mei mendatang.
Meski nilai IHSG berakhir di zona merah, investor asing setidaknya masih terpantau getol mengoleksi saham domestik. Kondisi itu tercermin dari nilai beli bersih asing (net foreign buy) sebesar Rp418,68 miliar di pasar reguler pada hari ini.
Kali ini, pelaku pasar paling banyak memborong saham PT Astra International Tbk (ASII) sebesar Rp112,8 miliar. Di samping itu, mereka juga doyan mengoleksi saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) masing-masing Rp109,2 miliar dan Rp102 miliar.
Di sisi lain, asing malah sedang selera melego saham-saham berkapitalisasi pasar jumbo. Mereka terpantau paling banyak melepas saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp299,2 miliar. Kemudian, mereka juga terlihat "jaga jarak" dengan saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) setelah melepas sahamnya masing-masing sebesar Rp113 miliar dan Rp38 miliar.
Baca juga: Pluang Pagi: Kondisi Makro Belum Stabil, Kripto Mulai Tampil Centil
Sementara itu, aset kripto pun terlihat bernasib "sebelas-dua belas" dengan pasar domestik hari ini. Melansir Coinmarketcap pukul 15.48 WIB, delapan dari 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat masih betah ngariung di zona merah dalam 24 jam terakhir.
Seperti yang terlihat pada tabel di atas, hanya Dogecoin (DOGE) yang terlihat paling bersinar di antara jajaran aset kripto utama lainnya setelah membukukan pertumbuhan nilai 7,05% dalam sehari terakhir.
Nilai DOGE meroket setelah punggawa Tesla, Elon Musk, dikabarkan telah menjadi satu dari 11 anggota jajaran direksi media sosial Twitter. Peristiwa ini terjadi sehari setelah Musk membeli 9,2% saham Twitter senilai US$2,88 miliar.
Baca juga: Pluang Pagi: DOGE Kian Perkasa Kala Pasar Kripto Terlihat Putus Asa
Secara umum, pelaku pasar hari ini memang sedikit menjauhi pasar berisiko, termasuk pasar kripto, setelah The Fed kembali menegaskan sikap agresifnya dalam mengetatkan kebijakan moneter. Maklum, sinyal pengetatan kebijakan moneter tentu membuat pelaku pasar menjauhi pasar aset spekulatif dan memilih kelas aset yang pasti-pasti saja.
Sentimen negatif tersebut sejatinya cukup disayangkan. Pasalnya, beberapa waktu terakhir, investor institusi tengah doyan mengoleksi aset kripto, utamanya BTC, yang seharusnya bisa menopang laju harga aset kripto.
Data Glassnode terbaru menunjukkan, investor institusi melakukan outflow sebanyak 96.000 BTC setiap bulan dari platform exchange, menunjukkan bahwa mereka melakukan aksi "akumulasi yang kuat".
Selain itu, pemberitaan di beberapa media pun diwarnai oleh aksi timbun BTC yang dilakukan oleh investor institusi. Setelah Luna Foundation Guard (LFG) sepekan lalu berkomitmen untuk memborong BTC senilai US$135 juta, kali ini giliran Microstrategy yang mengumumkan telah memborong 4.100 BTC atau senilai US$190 juta.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini