Selamat sore, Sobat Cuan! Kondisi pasar sore hari ini terbilang berlawanan arah. Nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil rebound setelah kemarin masuk zona merah, sementara aset kripto masih terlihat frustrasi. Ada apa? Simak selengkapnya di Rangkuman Pasar berikut!
IHSG pamit undur diri dari sesi perdagangan Kamis (7/4) di level 7.127,36 poin alias menguat 0,33% dibanding kemarin.
Performa IHSG memang terbilang menjanjikan lantaran sukses bertahan di zona hijau sejak awal sesi perdagangan.
Di samping itu, hal unik lainnya, IHSG menjadi bursa yang sukses melaju ke teritori positif di saat teman-temannya di kawasan Asia malah tersungkur. Lihat saja, nilai indeks Nikkei225 hari ini malah melorot 1,69%. Sementara itu, nilai indeks Hang Seng dan Shanghai Composite masing-masing amblas 1,23% dan 1,42% di waktu yang sama.
Sepertinya, pelaku pasar di kawasan Asia, termasuk Indonesia, memang tengah malas membenamkan dana di pasar aset berisiko. Penyebabnya, apalagi kalau bukan risalah rapat FOMC The Fed yang dirilis (minutes of meeting) kemarin.
Risalah tersebut mengatakan, pejabat The Fed ternyata siap membuka peluang untuk mengerek suku bunga acuannya dengan agresif, yakni 50 basis poin, pada rapat FOMC bulan depan atau bulan-bulan berikutnya.
Selain itu, The Fed juga berancang-ancang untuk mengurangi neracanya sesegera mungkin setelah otoritas moneter tersebut melangsungkan rapat FOMC-nya bulan depan Rencananya, The Fed akan "menguras" neracanya sebesar US$60 miliar dalam bentuk surat berharga negara dan efek beragun hipotek sekitar US$35 miliar per bulan.
Peristiwa tersebut sontak bikin pelaku pasar agak malas bermain-main di pasar aset berisiko. Sebab, mereka tentu lebih memilih kelas aset yang lebih aman dan lebih cuan ketika rezim suku bunga tinggi.
Sementara itu, dari dalam negeri, bursa domestik juga mendapat embusan sentimen negatif dari posisi cadangan devisa Indonesia. Bank Indonesia mencatat, cadangan devisa Indonesia hingga akhir Maret lalu terbilang US$139,1 miliar, amblas US$2,3 miliar dibanding bulan sebelumnya.
Susutnya cadangan devisa sebenarnya menjadi indikasi bahwa kondisi makroekonomi agak goyang, sehingga bikin investor jadi ogah berinvestasi.
Namun, aksi beli investor asing ternyata malah terbilang cukup deras pada hari ini, seolah-olah mengabaikan sentimen yang menerpa bursa domestik. Alhasil, IHSG pun sukses merangsek ke zona hijau.
Pada hari ini, investor asing mencatatkan nilai beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp414,75 miliar di pasar reguler.
Mereka terlihat getol memborong saham-saham berkapitalisasi pasar jumbo pada hari ini. Tengok saja, mereka paling banyak mengoleksi saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk sebanyak Rp135,1 miliar pada hari ini. Tak ketinggalan, mereka juga memborong saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) masing-masing Rp116,1 miliar dan Rp67,3 miliar.
Di sisi lain, mereka melepas paling banyak saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan nilai Rp59,7 miliar. Tak ketinggalan, mereka juga melego saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk masing-masing Rp41,7 miliar dan Rp29,4 miliar.
Baca juga: Rangkuman Pasar: Fed Kekeh 'Hawkish', IHSG & Kripto Kompak Nangis
Awan mendung nampaknya sulit sirna dari atas langit pasar kripto pada Kamis sore ini. Melansir Coinmarketcap pukul 15.57 WIB, 10 aset kripto berkapitalisasi pasar terbesar sejagat masih mendekam di zona merah dalam 24 jam terakhir.
Nah, lesunya kinerja aset kripto hari ini pun membawa total kapitalisasi pasar kripto melorot mendekati titik US$2 triliun.
Secara umum, memblenya kinerja pasar kripto masih disebabkan sikap investor yang menjadi ragu-ragu masuk ke pasar kelas aset berisiko setelah The Fed melontarkan komentar hawkish di risalah rapat terbarunya. Hal ini dapat dimaklumi mengingat pelaku pasar tentu akan minggat ke pasar aset yang lebih aman ketika situasi makroekonomi mengalami guncangan.
Nah, kepanikan tersebut ternyata tidak hanya melanda pasar spot semata, namun juga di pasar berjangka. Data Coinglass menyebut, pelaku pasar hari ini melakukan likuidasi aset kripto di pasar derivatif sebesar US$400 juta, di mana aset yang mengalami likuidasi terbesar adalah SOL dan DOGE dengan total US$40 juta.
Sekadar informasi, likuidasi terjadi ketika platform exchange menutup posisi trader secara paksa karena trader terindikasi mengalami kerugian.
Baca juga: Pluang Pagi: Fed Serius Ketatkan Moneter, Kripto & Saham AS Kebakaran
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 dan Nasdaq index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini