Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) nampaknya masih doyan memamerkan performa terbaiknya hingga awal pekan ini. Sang indeks domestik menutup sesi perdagangan Senin (18/10) dengan bertengger di 6.658,77 poin, terdongkrak 0,38% dibanding sesi perdagangan sebelumnya.
Nilai IHSG pada hari ini sempat nyaris mendekati rekor tertinggi 6.689,29 yang dicetak 19 Februari 2018 silam. Lantas, apa yang bikin indeks domestik terlihat gaspol hari ini?
Investor asing kelihatannya masih doyan menabur uang di pasar saham dalam negeri. Pada hari ini, mereka tercatat melakukan aksi beli bersih (net foreign buy) sebesar Rp1,02 triliun.
Adapun saham-saham yang menjadi incaran investor kali ini masih berkutat di emiten perbankan berkapitalisasi pasar jumbo, seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai Rp545,4 miliar dan disusul oleh PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai Rp164,6 miliar. Aksi borong tersebut bikin harga saham BBRI dan BMRI masing-masing menguat 2,08% dan 0,35%.
Pelaku pasar sepertinya tergugah merangsek saham sektor perbankan setelah emiten bank pelat merah, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dikabarkan akan mengakuisisi bank berkategori BUKU I atau BUKU II demi memantapkan diri sebagai bank digital.
Investor agak kaget dengan kabar tersebut mengingat BBNI terlihat paling adem ayem dibanding dua bank BUMN besar lainnya dalam hal ekspansi digital. Sekadar informasi, saat ini BMRI berencana mengembangkan super app sementara BBRI juga berniat merambah digital melalui anak usahanya, PT Bank Raya Tbk.
Isu tersebut sukses bikin harga saham BBNI melonjak 4,81% menjadi Rp7.075 per saham pada sesi perdagangan hari ini dan bikin IHSG betah di zona hijau.
Nasib IHSG hari ini terbilang cukup mujur dibanding kawan-kawannya di regional Asia lainnya. Ya, indeks-indeks saham Asia seperti Indeks Nikkei, Shanghai Composite Index dan KOSPI Korea Selatan masing-masing loyo 0,15%, 0,12%, dan 0,28% pada perdagangan hari ini.
Indeks saham Asia lesu berjemaah setelah investor merespons pertumbuhan ekonomi China yang melambat. Biro Statistik Nasional China merilis pertumbuhan ekonomi China sebesar 4,9% pada kuartal III, atau lunglai dibanding triwulan sebelumnya 7,9%. Angka tersebut juga lebih rendah dibanding prediksi analis yang dihimpun Reuters sebesar 5,2%.
Baca juga: Rangkuman Pasar: Bye Teknologi, Big Caps Jadi Jagoan IHSG Hari Ini
Selentingan kabar yang beredar di pasar domestik hari ini tak hanya menjadi berkah bagi emiten perbankan raksasa.
Nilai saham PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), misalnya, sukses melambung 10% ke level Rp660 per saham setelah beredar rumor bahwa perusahaan e-commerce milik Grup Djarum, Blibli, berencana mengakuisisi perusahaan distributor ponsel tersebut.
Saham PT Bank MNC International Tbk (BABP) juga tak mau kalah pamer performa mumpuninya. Nilai sahamnya melejit 9,02% pada hari ini ke Rp266 per saham setelah amblas 1,53% dalam sepekan terakhir. Performa BABP menjadi berkilau setelah perusahaan menggandeng perusahaan platform paylater PT Artha Dana Teknologi (Indodana) untuk memperluas akses keuangan ke masyarakat.
Baca juga: Rangkuman Pasar: IHSG Menuju All Time High, Big Caps Pesta Pora
Dari segi harga komoditas, harga minyak bumi masih solid bertahan di atas US$85 per barrel. Bahkan, harga minyak Brent sempat mencapai US$86,04 per barel pada siang tadi, menandai rekor tertingginya sejak 2018 silam.
Harga minyak dunia melejit setelah mobilitas masyarakat kian menanjak gara-gara kasus COVID-19 yang kian melandai. Di samping itu, defisit suplai minyak bumi serta musim dingin bikin suplai minyak bumi di belahan bumi utara anjlok.
Naiknya harga minyak bumi plus peningkatan permintaan listrik di berbagai belahan dunia ikut mengerek harga gas dan batu bara. Peristiwa ini, tentu saja, akan menjadi berkah bagi negara-negara pengekspor komoditas energi seperti Indonesia dan negara Timur Tengah.
Namun, di lain sisi, kenaikan harga energi yang tidak terkontrol bisa mendorong inflasi dari sisi kenaikan harga bahan baku.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Bagikan artikel ini