Price to Book Value (PBV) adalah salah satu indikator penting untuk mengukur valuasi saham. Lantas, bagaimana cara menghitungnya?
Price to Book Value (PBV) adalah salah satu rasio valuasi saham dengan cara membandingkan valuasi pasar satu perusahaan dengan nilai bukunya (book value) secara relatif.
Secara lebih rinci, dalam bukunya berjudul "Commercial Bank Management: Manajemen Perbankan dari Teori ke Praktik" (2013), ekonom Veitzhal Rivai menjelaskan bahwa PBV adalah rasio yang digunakan untuk menilai apakah suatu saham dianggap "diremehkan pelaku pasar" (undervalued) atau "kemahalan" (overvalued).
Ketika saham di bawah nilai buku perusahaan, maka saham itu termasuk dalam kategori undervalued. Sebaliknya, kondisi overvalued terjadi ketika saham ada di atas nilai buku.
Ekonom Eduardus Tandelilin dalam bukunya, "Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi" (2010), PBV merujuk ke hubungan antara harga pasar saham dan nilai buku per lembar saham, yang digunakan sebagai pendekatan alternatif untuk menentukan nilai saham. Menurutnya, nilai pasar suatu saham harus mencerminkan nilai bukunya.
Dari beberapa pengertian PBV di atas bisa disederhanakan, bahwa PBV adalah sebuah rasio yang digunakan untuk mengukur nilai riil sebuah saham berdasarkan nilai bukunya. Hasil rasio itu kemudian bisa digunakan analis dan investor untuk mengidentifikasi investasi-investasi yang terbilang potensial.
Baca Juga: Analisis Rasio Keuangan
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, rasio PBV adalah perbandingan antara valuasi pasar suatu saham dengan nilai bukunya. Berdasarkan hal tersebut, maka rasio PBV bisa diterjemahkan melalui rumus seperti berikut!
PBV = Price of Stock/Book Value per Share
Keterangan:
Melalui rumus tersebut, Sobat Cuan kemudian dapat menentukan apakah valuasi saham tersebut dianggap undervalued atau overvalued.
Jika PBV lebih rendah dari 1, maka itu menunjukkan bahwa harga saham saat ini lebih "murah" dari nilai bukunya. Kondisi undervalued tersebut menunjukkan bahwa investasi di saham tersebut punya peluang yang menarik.
Sebaliknya, jika PBV lebih tinggi dari 1, maka saham tersebut mungkin diperdagangkan dengan premi, yang bisa mengindikasikan valuasi yang tinggi atau harapan pertumbuhan yang besar.
Nilai saham PT Suka Kaya dijual di platform jual beli saham sebesar Rp2.500 per saham. Dalam laporan keuangannya, nilai buku per saham perusahaan PT Suka Kaya adalah Rp500.
Dengan informasi ini, Sobat Cuan dapat menghitung PBV perusahaan PT Suka Kaya menggunakan rumus yang tertera di atas:
PBV = Harga Pasar Saham / Nilai Buku per Saham
PBV = Rp2.500/Rp500
PBV = 5
Dalam contoh ini, PBV perusahaan PT Suka Kaya adalah 5. Ini berarti saham perusahaan PT Suka Kaya diperdagangkan dengan premi lima kali lipat dari nilai bukunya.
Namun, apakah nilai PBV itu terbilang cukup tinggi? Nah, untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan tersebut, Sobat Cuan tentu perlu membandingkan nilai PBV Suka Kaya dengan perusahaan lain yang bergerak di sektor serupa.
Jika PBV industri sejenis atau perusahaan sebanding terbilang lebih rendah, misalnya 3, maka nilai PBV 5 mengindikasikan bahwa saham yang diperdagangkan memiliki premi yang relatif tinggi.
Hal ini bisa menjadi pertimbangan bagi investor yang mencari saham dengan valuasi lebih rendah.
Baca Juga: Rasio Utang Terhadap PDB
PBV adalah salah satu jenis valuasi penting yang perlu dipelajari investor sebelum menentukan investasi pilihannya. Namun, apa saja manfaat lain dari penghitungan rasio PBV?
PBV membantu investor menentukan apakah suatu saham diperdagangkan dengan harga yang murah atau mahal dibandingkan dengan nilai aset perusahaan.
Dengan membandingkan PBV dengan rasio PBV industri sejenis atau perusahaan sebanding, investor dapat mengidentifikasi saham yang potensial untuk investasi jangka panjang.
PBV membantu mengungkap nilai tersembunyi suatu perusahaan. Jika nilai PBV rendah, maka ada kemungkinan si perusahaan memiliki aset yang tidak terhitung dalam laporan keuangan dan tidak tercermin dalam harga saham.
Dalam situasi seperti ini, investor dapat melihat peluang untuk mendapatkan keuntungan dari kesenjangan valuasi tersebut.
PBV juga dapat digunakan untuk memantau kinerja suatu saham dari waktu ke waktu.
Jika PBV meningkat seiring waktu, maka hal ini bisa jadi menunjukkan adanya pertumbuhan nilai perusahaan yang positif, yang berpotensi menarik minat investor.
PBV dapat membantu investor membatasi risiko investasi mereka. Dalam kondisi pasar yang melambat atau penuh gejolak (volatile), saham dengan nilai PBV rendah cenderung lebih tahan terhadap penurunan harga dibandingkan dengan saham dengan PBV yang tinggi.
Meskipun Price-to-Book Value (PBV) adalah indikator yang berguna dalam analisis investasi, ada beberapa kelemahan atau keterbatasan yang perlu dipertimbangkan.
PBV hanya mempertimbangkan nilai aset perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan, seperti aset fisik dan modal kerja.
Aset tidak berwujud, seperti merek dagang, paten, atau keunggulan kompetitif perusahaan, tidak termasuk dalam kalkulasi PBV. Ini bisa menjadi keterbatasan dalam kasus di mana perusahaan memiliki aset intangible yang bernilai tinggi.
PBV dapat berfluktuasi secara signifikan jika ada perubahan nilai aset perusahaan, terutama dalam industri yang sangat bergantung pada aset fisik.
Misalnya, jika harga aset perusahaan mengalami penurunan tajam, PBV akan meningkat secara proporsional tanpa adanya perubahan pada harga saham. Hal ini dapat menghasilkan pembacaan yang salah tentang valuasi perusahaan.
PBV hanya memperhatikan valuasi berdasarkan nilai buku saat ini. Namun, PBV tidak memberikan gambaran tentang kinerja atau potensi pertumbuhan perusahaan di masa depan.
Investor juga harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti pendapatan, laba, proyeksi pertumbuhan, dan faktor-faktor industri yang relevan untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif.
PBV tidak memasukkan kewajiban utang perusahaan dalam perhitungannya. Utang yang signifikan dapat mempengaruhi valuasi perusahaan secara keseluruhan dan meningkatkan risiko investasi.
Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan rasio keuangan lainnya seperti rasio utang terhadap ekuitas atau rasio utang terhadap aset dalam analisis investasi.
PBV bergantung pada nilai buku yang dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan. Namun, laporan keuangan dapat dimanipulasi atau disesuaikan untuk mempengaruhi nilai buku.
Oleh karena itu, investor perlu melihat lebih dalam ke dalam laporan keuangan dan menggunakan indikator lain untuk mengonfirmasi informasi yang disajikan oleh si perusahaan.
Baca Juga: Current Ratio atau Rasio Lancar
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi Saham AS, indeks saham AS, emas, ratusan aset kripto dan puluhan produk reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!
Dengan Pluang, kamu bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Ayo, download dan investasi di aplikasi Pluang sekarang!
Sumber: Investopedia
Bagikan artikel ini