Paper gold adalah aset yang mencerminkan harga emas, namun bentuk aset tersebut tidaklah berbentuk logam emas fisik. Nilai aset ini pun tidak didukung oleh emas asli, sehingga nilai aset ini benar-benar secara harfiah hanya “senilai emas di atas kertas”.
Lantas, kenapa jenis ini investasi ini bisa hadir di muka bumi?
Ketika kita membayangkan emas, mungkin yang ada di benakmu adalah tumpukan batang-batang emas yang kerap kamu lihat di berbagai film ataupun cerita kartun. Sebut saja gudang emas Gringotts di serial Harry Potter, atau Timbuktu yang populer sebagai kota tujuan Paman Gober berburu harta karun emas.
Hanya saja, pemandangan seperti ini menjadi langka di era modern. Sebab, umat manusia cenderung ingin kehidupan yang simpel dan minimalis.
Jika kamu sangat kaya dan punya banyak emas fisik, kamu akan membutuhkan brankas yang bahkan lebih besar dari kamar tidurmu untuk menyimpan harta karun! Karenanya, salah satu produk investasi membuat simplifikasi bagi pecinta emas dengan merepresentasikannya dalam paper gold.
Baca juga: Yuk, Kenalan dengan Konsep Total Value Locked di Kancah DeFi!
Jika Paman Gober punya penasehat finansial yang mau didengar, seseorang mungkin akan menyarankannya untuk membeli paper gold saja. Manfaatnya agar dia tidak repot menghitung emas-emasnya setiap hari dan khawatir kepingannya diambil oleh bebek bebek lain.
Perbedaan utama emas fisik dan paper gold adalah penampakannya. Emas batangan relatif bulky, berat, dan makan tempat. Sementara paper gold adalah terminologi yang digunakan untuk menyebut produk investasi emas seperti exchange traded funds (ETFs), sertifikat emas, dan trading emas.
Lantaran hanya berupa secarik kertas, kamu tidak perlu repot membeli brankas di rumah atau menyewa brankas di bank. Kamu pun tidak perlu khawatir emasmu digondol maling.
Bahkan, kamu bisa tetap memiliki emas meski bermodal cekak.
Baca juga: Yuk, Kenalan Dengan 2 Jenis Indikator Ekonomi yang Pengaruhi Investasi
Tidak ada investasi yang tidak punya risiko. Meski kecil, risiko dalam berinvestasi selalu ada, begitu pun dengan produk investasi jenis paper gold.
Salah satu risiko yang harus kamu pertimbangkan dengan matang saat akan membeli produk paper gold adalah underlying asset-nya. Ingat baik-baik bahwa memiliki secarik kertas yang merepresentasikan kepemilikanmu terhadap tumpukan emas tidak sama dengan memiliki tumpukan itu secara langsung.
Transaksi kamu mungkin akan gagal, sebab kamu harus membeli paper gold pada pihak ketiga. Kamu pun harus memperhatikan kredibilitas pihak ketiga yang menjadi intermediasi kamu bertransaksi paper gold.
Beberapa produk ETF bisa ditukar dengan emas asli di gerai penjual emas yang telah bekerjasama. Tapi, banyak juga yang tidak memiliki fitur ini yang artinya kepemilikan emas kamu sangat bergantung pada jaminan lembaga intermediasi tersebut.
Kamu bisa merasa aman jika ETF yang kamu miliki punya nilai tukar yang nyata yang divalidasi kalangan investor. Kamu pun bisa bertransaksi dengan secarik kertas tersebut laiknya kamu bertransaksi emas.
Produk paper gold yang paling populer adalah ETF atau saham berbasis emas. Produk ini berupa kontrak investasi kolektif yang unit penyertaanya diperdagangkan di bursa efek.
Namun, ETF punya mekanisme yang agak berbeda.
Jika pada produk lain tingginya permintaan akan mengungkit kenaikan harga, pada ETFs yang meningkat adalah jumlah share kepemilikan. Pengelola ETFs akan membeli emas tambahan dan menjual share kepemilikannya kepada pasar agar harganya tidak melonjak.
Sebaliknya, jika harganya rendah, pemilik ETF akan menjual aset underlying-nya dan menggunakan uangnya untuk membeli kembali saham agar harganya kembali mahal. Pengelola ETFs sangat berperan menjaga suplai produknya agar harganya tetap sesuai dengan harga emas terkini.
Idealnya, tiap share ETFs didukung dengan kepemilikan emas fisik atau produk derivatif emas seperti kontrak berjangka. Hal ini sangat penting untuk kamu pastikan sebelum berinvestasi paper gold agar secarik kertas yang kamu pegang betul-betul berharga.
Baca juga: Pinjaman Kripto Vs Pinjaman Bank, Mana yang Lebih Menguntungkan?
Mengalihkan kepemilikan emas fisik kamu kepada paper gold memiliki beberapa keuntungan, diantaranya likuitas dan fleksibilitas.
Aset ini sangat likuid, alias mudah diperjualbelikan selama kamu punya akses kepada bank atau pasar derivatif. Selain itu kamu dapat membeli share sesuai dengan budget yang kamu miliki, juga tidak perlu putar otak mencari tempat yang aman untuk menyimpannya.
Tetapi kamu pun harus menimbang relevansinya dengan gaya hidupmu.
Lantaran kamu tidak betul-betul memiliki emas fisik, kamu tidak bisa memilih emas seperti apa yang kamu beli atau jadi aset underlying-mu.
Selain itu, jika emas fisik tergolong safe haven lantaran volatilitasnya yang relatif stabil, paper gold adalah produk pasar yang harganya sejalan dengan dinamika pasar.
Hal lain yang juga harus kamu pahami sebelum berinvestasi pada paper gold, dalam hal ini ETFs, produk ini sejatinya mirip dengan reksa dana. Kamu tentu akan dikenakan biaya-biaya seperti fee dan biaya pengelolaan lainnya yang mungkin akan mengikis nilai investasi kamu.
Jadi mending mana Sobat Cuan? Emas fisik? Atau aset seperti emas yang berbentuk secarik kertas?
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum dan reksa dana! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Learn About Gold
Bagikan artikel ini