Perkiraan ekonomi atau economic forecasting adalah proses memprediksi kondisi ekonomi masa depan, utamanya pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) antar tahun yang kerap disebut pertumbuhan ekonomi.
Proyeksi tersebut didasarkan atas hasil permodelan ekonomi menggunakan beberapa indikator, diantaranya tingkat inflasi, tingkat suku bunga acuan, dan tingkat pengangguran.
Baca juga: Apa Itu Economic Moat?
Perkiraan ekonomi biasanya dilakukan oleh pemerintah dan pelaku bisnis untuk memprediksi tingkat pertumbuhan PDB secara triwulanan atau tahunan.
Bagi pemerintah, angka proyeksi ekonomi digunakan sebagai dasar penentuan kebijakan fiskal dan moneter pada periode berikutnya. Ini agar kebijakan-kebijakan yang dihasilkan bisa berdampak baik bagi masyarakat.
Hanya saja, beberapa pihak meragukan proyeksi ekonomi milik pemerintah lantaran angka-angkanya dianggap sarat motif politik, seperti terjadi di Amerika Serikat pada 2017.
Kala itu, pemerintah negeri Paman Sam tersebut meramal defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) AS akan menyempit di masa depan. Perhitungan itu didasarkan atas angka-angka proyeksi ekonomi internal pemerintah. Namun, ramalan itu cukup kontras dibandingkan proyeksi serupa milik para ekonom independen di negara itu.
Sementara bagi pelaku bisnis, permodelan proyeksi pertumbuhan ekonomi dilakukan untuk menentukan aksi korporasi ke depan, seperti investasi dan perekrutan karyawan.
Masing-masing pelaku bisnis biasanya hanya ingin mengetahui dampak kondisi ekonomi di masa depan terhadap sektor usahanya masing-masing. Sebagai contoh, perusahaan pelayaran tentu ingin mengetahui apakah aktivitas perdagangan akan berperan besar dalam membentuk pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Baca juga: Apa Itu Ekuitas Merek?
Terlepas dari kegunaannya, banyak kritik yang dialamatkan kepada beberapa hasil proyeksi pertumbuhan ekonomi.
Di AS, contohnya, banyak pihak kerap menilai bahwa proyeksi ekonomi yang diterbitkan pemerintah tidak realistis. Mereka menduga bahwa para ekonom yang bekerja bagi Gedung Putih dipaksa untuk memberikan proyeksi yang tidak objektif, yang kemudian digunakan pemerintah AS sebagai justifikasi untuk memberlakuan satu kebijakan ekonomi tertentu.
Banyak pihak kadang juga mengkritisi hasil-hasil proyeksi ekonomi yang diterbitkan oleh para ekonom di luar pemerintahan karena ramalannya tidak terbukti. Hal inilah yang menjadi titik kelemahan dari perkiraan ekonomi.
Asisten direktur dan pejabat senior International Monetary Fund (IMF) Prakash Loungani mengatakan para ekonom kerap gagal dalam melihat resesi di depan mata. Ia mendata setidaknya para ekonom tidak mampu memprediksi 148 dari 150 resesi yang terjadi di dunia ini.
Loungani beralasan, sebagian besar ekonom kerap “bermain aman” dalam menghitung proyeksi ekonomi karena takut reputasinya hancur jika memberikan hasil estimasi pertumbuhan yang berbeda dari lainnya.
Baca juga: Di Tengah Ketidakpastian Ekonomi, Ini Prediksi Investasi Saham 2021
Investor tidak disarankan untuk percaya sepenuhnya terhadap seluruh hasil perkiraan ekonomi.
Investor harus ingat bahwa angka-angka proyeksi ekonomi juga didasarkan pada subjektifitas masing-masing ekonom. Prediksi antar satu ekonom dan ekonom lain bisa berbeda karena masing-masing menganut teori ekonomi yang berbeda.
Sebagai contoh, terdapat ekonom yang percaya bahwa aktivitas bisnis ditentukan oleh banyaknya suplai uang beredar (yang biasanya didorong oleh belanja pemerintah). Namun, ada pula ekonom yang percaya bahwa belanja pemerintah yang berlebihan akan berdampak buruk bagi kondisi ekonomi.
Intinya, investor perlu paham bahwa kadang hasil proyeksi ekonomi tidak objektif. Hasil-hasil itu dibentuk oleh nilai-nilai ekonomi yang dianut oleh para penyusunnya.
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: Investopedia
Simak juga:
Bagikan artikel ini