EBITDA adalah ukuran kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan dan sering digunakan sama seperti profitabilitas – dan itu merupakan akronim kunci dalam bisnis.
Profit (laba). Tentunya kamu sering mendengar istilah tersebut. Terdapat berbagai definisi tentang apa yang termasuk laba – Salah satunya adalah EBITDA, atau Pendapatan Sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi. EBITDA menilai kinerja operasional tanpa mempertimbangkan keputusan pembiayaan, lingkungan pajak, ataupun keputusan akuntansi.
Rumusnya tidak termasuk biaya yang terkait dengan utang dengan menambahkan pajak kembali dan beban bunga ke pendapatan. Investor juga dapat membantu menggunakan EBITDA sebagai ukuran yang tepat untuk membantu membandingkan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.
Inilah cara mudah menghitung EBITDA untuk GoPro jika kita melihat laporan laba rugi pada akhir Desember 2018.
Pendapatan perusahaan adalah sekitar $ 1,15 miliar. Pendapatan – harga pokok penjualan =
$ 1,15B – $ 785M = $ 363M
Biaya operasional perusahaan adalah $ 434 juta. $ 363M – $ 434M = $ 71M
Rumus EBITDA menyatakan bahwa kamu mengambil pendapatan operasional perusahaan serta menambahkan amortisasi dan depresiasi.
Karena GoPro tidak memiliki amortisasi atau depresiasi, EBITDA perusahaan adalah kerugian sebesar $ 71 M. EBITDA berfungsi sebagai ukuran yang tepat untuk membantu menentukan pendapatan perusahaan sebelum beban hutang dan menghitung profitabilitas.
EBITDA adalah ukuran untuk membantu menghitung laba perusahaan yang sebenarnya … dengan menghapus semua perhitungan akuntansi yang berlebihan.
Setelah kamu menambahkan kembali pajak, bunga, depresiasi, dan biaya amortisasi, kamu akan mendapatkan gambaran yang lebih lengkap mengenai profitabilitas perusahaan dalam periode yang dilaporkan. Perhitungan ini membantu kamu membandingkan “apel dengan apel” (istilah untuk perusahaan dari satu sektor yang sama) saat mengevaluasi atau membandingkan perusahaan, publik ataupun swasta.
Mengapa menggunakan EBITDA dan Rasio Cakupan Bunga? Apa itu margin EBITDA?
Perbedaan antara margin EBITDA dan margin laba?
Apa yang dimaksud dengan Multiple EBITDA?
Perbedaan antara Pendapatan Operasional dan EBITDA?
Bisakah kamu menyesuaikan nilai EBITDA?
Seberapa pentingkah menentukan EBITDA?
Kami memiliki lebih banyak akronim lain yang perlu kamu ketahui. Cara singkat untuk menghitung EBITDA, mulailah dengan laba operasional. Laba operasional juga dikenal sebagai laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Tambahkan kembali penyusutan dan amortisasi ke EBIT (Penghasilan Sebelum Bunga dan Pajak) untuk mendapatkan EBITDA.
Metode yang lebih sederhana adalah sebagai berikut :
EBITDA = Laba Bersih + Bunga + Pajak + Depresiasi + Amortisasi
Rumus lainnya adalah : EBITDA = Pendapatan Operasional + Depresiasi + Amortisasi Mari kita lihat masing-masing komponen untuk memecahnya lebih jauh.
Salah satu alasan utama di balik kelebihan EBITDA adalah bahwa EBITDA menunjukkan angka laba yang lebih tinggi daripada laba operasional. Perusahaan dalam industri padat modal cenderung mengambil banyak hutang untuk membiayai diri mereka sendiri, sehingga mereka sering memilih EBITDA sebagai metrik pilihan mereka untuk dibagikan.
EBITDA membantu investor dan analis mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang nilai perusahaan dan bagaimana cara menilai potensinya – Hal ini dapat membantu memangkas dampak keputusan pemerintah, keuangan, dan akuntansi, sama halnya seperti memberikan kamu pandangan yang lebih jelas tentang bisnis.
Banyak bisnis dan investor menggunakan EBITDA untuk membantu menentukan arus kas mereka, dan pada akhirnya, kisaran estimasi untuk perusahaan. Biasanya, penilaian ditempatkan dan dilaporkan sebagai kelipatan EBITDA tahunan.
Rasio cakupan bunga, yang merupakan rasio profitabilitas dan utang yang digunakan untuk menentukan seberapa baik suatu perusahaan dapat membayar bunga atas hutang- hutangnya, merupakan perhitungan penting.
Investor menghitung rasio cakupan bunga untuk menentukan kemampuan perusahaan melakukan pembayaran bunga tepat waktu. Sebagian besar investor menggunakan rasio ini untuk memahami profitabilitas perusahaan dan risikonya. Investor ingin melihat bahwa perusahaan dapat membayar tagihan tanpa menggali keuntungannya dan tidak mengorbankan operasionalnya.
Seorang kreditor menggunakan rasio cakupan bunga untuk menentukan apakah suatu perusahaan dapat mendukung hutang tambahan. Perusahaan yang tidak dapat membayar bunga atas hutang pasti tidak dapat melakukan pembayaran pokok.
Rasio Cakupan Bunga = (Penghasilan Sebelum Bunga & Pajak) / Biaya Bunga
Analis terkadang menggunakan variasi EBITDA, yaitu margin EBITDA, untuk mengukur profitabilitas perusahaan dengan lebih baik, dibandingkan dengan pendapatannya. Inilah rumusnya:
Margin EBITDA = EBITDA / Total Pendapatan
Perhitungan di atas menentukan persentase EBITDA terhadap pendapatan perusahaan. Margin itu menunjukkan berapa banyak laba yang dihasilkan perusahaan dalam setahun. Perusahaan dengan margin lebih besar biasanya lebih menarik bagi investor karena mungkin memiliki potensi pertumbuhan yang lebih besar.
Mari kita masukkan beberapa angka ke dalam rumus:
Perusahaan A memiliki EBITDA $ 700 ribu dan pendapatan $ 7 juta. Itu membuat margin EBITDA mereka 10%. Perusahaan B memiliki pendapatan EBITDA $ 650 ribu dan pendapatan
$ 8 juta. Terapkan dalam rumus, dan kamu akan mendapatkan margin 8% untuk Perusahaan B ($ 650 ribu / $ 8 juta). Jika seorang calon pembeli harus mempertimbangkan pilihan mereka, mereka mungkin akan memilih Perusahaan A karena memiliki margin yang lebih tinggi daripada Perusahaan B.
Sebagian besar pakar keuangan setuju bahwa margin laba bersih merupakan indikator penting dari kekuatan keuangan perusahaan – Hal ini membantu menentukan berapa banyak laba yang dihasilkan dari setiap dolar penjualannya. EBITDA berbeda dalam hal memperhitungkan biaya produksi dan operasional, tetapi menambahkan kembali depresiasi dan amortisasi.
Begini cara menghitungnya:
Margin Laba Bersih = (Penjualan – Biaya Penjualan – Biaya Operasional – Biaya Lain-lain – Bunga – Pajak) / Pendapatan x 100.
Maksud dari EBITDA yang disesuaikan adalah membuatnya lebih jelas bagi analis atau pembeli jika satu perusahaan merupakan investasi yang lebih baik daripada lainnya. Perbedaan antara EBITDA dan EBITDA yang disesuaikan seringkali kecil. Meskipun demikian, penting untuk memahami perbedaannya.
Menstandarisasi pendapatan dan arus kas, serta menghilangkan pengeluaran tidak teratur seperti bonus pemilik membuatnya lebih mudah untuk membandingkan perusahaan. Menghitung EBITDA yang disesuaikan semudah mengambil rumus di atas, namun selangkah lebih jauh. Di dalamnya termasuk menghilangkan biaya pengeluaran tidak teratur dan tidak berulang.
Inilah yang tidak termasuk dalam EBITDA yang disesuaikan (adjuated EBITDA).
Nilai pertama yang perlu kamu ketahui dalam mengerjakan Multiple EBITDA adalah Nilai Perusahaan (EV). Kamu dapat menghitung EV dengan menemukan jumlah berikut ini:
Setelah kamu menghitung jumlah totalnya, kurangi dari kas dan setara kas, yang merupakan rekening bank kamu, tagihan treasury, surat berharga, dll.
Inilah rumusnya:
Multiple EBITDA = Nilai Perusahaan / EBITDA
Kamu dapat mengunakan rumus ini selangkah lebih maju dengan menggunakan perhitungan Nilai Perusahaan (enterprise value) / Multiple EBITDA. Rasio tersebut membantu menunjukkan kepada investor jika perusahaan dinilai terlalu tinggi atau diremehkan (undervalued). Rasio tinggi berarti bahwa perusahaan kamu dinilai terlalu tinggi (FYI, rasio rendah berarti kemungkinan akan diremehkan). Perbedaan utama antara Multiple EBITDA dan rasio Harga-terhadap-Pendapatan (Price To Earning Ratio) adalah bahwa Multiple EBITDA mempertimbangkan utang sedangkan rasio Harga-terhadap-Pendapatan tidak.
Jadi, bagaimana kamu tahu jika EV / EBITDA sehat? Secara umum, apa pun di bawah angka 10 dianggap sehat. Cara umum untuk menentukan EV / EBITDA tersehat dalam suatu sektor adalah dengan membandingkan nilai relatif perusahaan dalam industri yang sama.
Penilaian perusahaan menjadi lebih murah dengan EV / EBITDA yang lebih rendah. Hal yang sama berlaku untuk rasio Harga-terhadap-Penghasilan (P / E). Karena itu, investor biasanya mencari nilai yang rendah. Untuk memberi mereka kenyamanan ekstra, investor konservatif mencari rasio P / E yang rendah dan EV / EBITDA, serta pertumbuhan dividen yang stabil, bagi perusahaan-perusahaan yang membayar dividen.
Ada istilah lain yang dapat membantu ketika memahami EBITDA yaitu Pendapatan Operasional. Merupakan pendapatan yang tersisa setelah kamu mengurangi laba dari pengeluaran operasional, seperti depresiasi dan amortisasi. Pendapatan operasional membantu dalam menganalisis operasional inti dan manajemen biaya perusahaan. EBITDA mengambil langkah lebih jauh dengan membantu menunjukkan profitabilitas perusahaan. Investor harus menggunakan kedua metode ini ketika menilai suatu bisnis.
Beberapa perusahaan ingin mengetahui total pendapatan perusahaan setelah memperhitungkan semua pengeluaran mereka. Pemilik lainnya ingin mengetahui laba sebelum pengeluaran seperti pajak dan depresiasi. Perbedaan utama adalah antara menggunakan depresiasi dan amortisasi. EBITDA menghitung laba perusahaan sebelum membayar bunga dan pajak, juga memperhitungkan depresiasi dan amortisasi. Sementara itu, laba bersih menghitung pendapatan setelah memperhitungkan semua biaya.
Bisa. Hal ini dikenal sebagai pembuatan kembali EBITDA. Kamu dapat mengubah pernyataan pendapatan yang dirilis sebelumnya untuk alasan tertentu. Hal ini dapat terjadi jika seorang investor ingin memperhitungkan biaya yang lebih tepat dengan memasukkan satu kali pendapatan atau pengeluaran yang tidak dihilangkan. Ini memungkinkan calon pembeli untuk mendapatkan angka paling akurat untuk nilai dan potensi perusahaan. Kamu tidak seharusnya keliru mengartikan konsep ini dengan memanipulasi EBITDA.
Beberapa faktor yang dapat diubah termasuk:
Alasan utama perusahaan menghitung EBITDA adalah karena EBITDA menarik bagi investor atau pemberi pinjaman yang mungkin ingin membeli atau meminjamkan uang ke perusahaan. Untuk mendapatkan manfaat dari salah satu dari usaha tersebut, investor, pemberi pinjaman, atau pengakuisisi harus memiliki pemahaman yang baik tentang EBITDA perusahaan. Hal ini akan membantu investor menentukan berapa banyak yang telah dihasilkan perusahaan dalam periode tertentu dan memungkinkan lembaga keuangan untuk menganalisis profitabilitas bisnisnya.
Menentukan EBITDA sangat membantu para pemimpin perusahaan serta pembeli atau investor potensial untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan guna membuat keputusan investasi yang tepat.
Download aplikasi Pluang di sini untuk membeli emas digital dengan harga paling kompetitif di pasaran! Selisih harga jual-beli terendah dan tanpa biaya tersembunyi apapun. Emas yang kamu beli aman karena disimpan di Kliring Berjangka Indonesia (BUMN), produk emas Pluang dikelola oleh PT PG Berjangka yang sudah terlisensi dan diawasi oleh BAPPEBTI. Kamu juga bisa menarik fisik emasnya dalam bentuk logam mulia Antam dengan kadar 999.9 mulai dari kepingan 1 gram hingga 100 gram!
Sumber: Robinhood
3 Jenis Modal Usaha, Dasar-dasar Financing Bisnis untuk Pemula
Pahami Kinerja Sekuritas, Ini 3 Alasan Volatilitas Pasar Pengaruhi Peluang Profit
Bagikan artikel ini