Sobat Cuan bisa memanfaatkan produk reksadana Pluang untuk memperkuat portofolio investasimu. Berikut adalah tiga strateginya!
Dollar Cost Averaging (DCA) adalah strategi investasi terbaik bagi investor awam ketika baru memulai investasi di reksadana. Taktik DCA bukan saja memupuk kebiasaan baik dalam berinvestasi namun juga memberikan kesempatan bagi investor untuk mengumpulkan aset saat harganya sedang turun. Kebiasaan menyisihkan dana secara rutin adalah batu pijakan yang baik untuk semua strategi investasi jangka panjang.
Jika kamu adalah investor pemula, maka kamu bisa melakukan strategi DCA dengan berinvestasi ke beberapa produk reksadana. Salah satu strategi yang bisa memaksimalkan imbal adalah dengan mengalokasian sebagian dari gaji bulananmu, misalnya sekitar 20%, ke berbagai produk reksadana.
Bahkan, kamu pun bisa memilih untuk lebih agresif berinvestasi reksadana dengan menempatkan sebagian besar gaji bulanan misalnya 70% namun ke produk reksadana yang berisiko lebih rendah, seperti reksadana pasar uang dan pendapatan tetap. Kamu bisa menaruh 30% sisanya di rekening bank untuk keperluanmu sehari-hari.
Kamu pasti menyimpan uangmu di bank karena menganggap bahwa ini memudahkanmu untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari. Namun dengan perencanaan anggaran yang matang, kamu akan semakin mengatur belanja dan pengeluaran dengan cermat yang akhirnya menghasilkan lebih banyak dana menganggur di rekening bank.
Uang yang diparkir di tabungan perbankan hanya memberikan imbal hasil yang sangat kecil. Daripada memarkirkan dana nganggur di rekening bank, mengapa kamu tidak menyimpannya saja di reksadana pendapatan tetap UOBAM Dana Membangun Negeri (UDARI) di Pluang? Kamu bisa membandingkan tingkat efektif pengembalian satu tahun yang sudah dipengaruhi bunga majemuk atau Annual Percentage Yield (APY) dari reksadana UDARI dibandingkan dengan deposito serta tabungan melalui tabel di bawah ini:
Tingkat Pengembalian Bulanan | |
---|---|
UOBAM DANA Membangun Negeri | ~6% - 12% |
Deposito (setelah pajak) | 2,68%-2,75% |
Tabungan (setelah pajak) | 0.50%-0.68% |
Source: Bank Indonesia (per July 2021); UOBAM (per September 2021).
Dari tabel di atas, Sobat Cuan bisa melihat bahwa kemungkinan tingkat imbal hasil reksadana pendapatan tetap UDARI sebesar 6% hingga 12% per tahun. Sedangkan, jika kamu menabung di deposito, maka kamu menerima pendapatan bunga yang pasti, namun kisarannya hanya 2,68% hingga 2,75% per tahun. Kamu bahkan hanya akan menerima pendapatan bunga sebesar 0,5% hingga 0,68% per tahun jika menempatkan dana di tabungan.
Anggaplah kamu berinvestasi Rp10 juta di reksadana UDARI dan tiap bulannya menambah Rp 1 juta ke dalam aset tersebut selama 5 tahun. Lantas, berapa nilai uangmu di tahun ke-lima? Dan bagaimana perbandingannya jika kamu malah menaruhnya di tabungan atau deposito?
Kamu bisa menemukan jawabannya di grafik berikut untuk melihat bagaimana efek majemuk untuk ketiga pilihan di atas.
Setelah tahun kelima, nilai reksadana pendapatan tetap akan mencapai Rp 98 juta berkat efek majemuk. Ini lebih tinggi dibandingkan di tabungan atau deposito di mana simpananmu hanya akan “berkembang” menjadi Rp71 juta dan Rp77 juta.
Bahkan, jika kamu rutin berinvestasi di UDARI selama 25 tahun mendatang, dengan asumsi tingkat imbal yang sama selama 25 tahun, maka uangmu bisa berkembang mendekati Rp2 miliar! Di sisi lain, menaruh uang di tabungan dan deposito selama periode waktu yang sama hanya akan menghasilkan dana di kisaran Rp200 juta hingga Rp400 juta saja.
Dana yang kamu tempatkan di UOBAM Dana Membangun Negeri akan dialokasikan di obligasi pemerintah dan obligasi yang diterbitkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang umumnya cenderung berisiko lebih rendah dibanding obligasi korporat. Namun perlu kamu perhatikan bahwa jika kamu ingin mencairkan reksadana UOBAM Dana Membangun Negeri, maka diperlukan dua-tiga hari kerja bursa (jadi di luar Sabtu-Minggu dan hari libur bersama) sebelum dana tersebut masuk ke rekeningmu.
Strategi berikutnya adalah menggunakan reksadana sebagai produk diversifikasi portofoliomu.
Hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah menentukan porsi alokasi aset di dalam portofoliomu. Berikut contoh target alokasi aset yang bisa diambil seorang investor pemula yang memiliki profil risiko moderat:
Anggaplah kamu memiliki uang Rp10 juta untuk investasi. Kamu bisa menempatkan Rp2,5 juta di reksadana pendapatan tetap UDARI di Pluang dan membenamkan Rp1,5 juta sisanya di reksadana saham Batavia Dana Saham. Dengan demikian kamu telah dengan cepat dan efisien sudah menyusun 40% dari portofoliomu yang terdiri dari pendapatan tetap (fixed income) dan saham Indonesia (IDX equity).
Bahkan kamu bisa lebih lagi mengembangkannya dan juga melakukan diversifikasi secara murah ke kelas aset lain misalnya berinvestasi yang mengikuti kinerja aset saham di Amerika Serikat dengan produk S&P 500 Index di Pluang.
Berinvestasi reksadana adalah cara mudah dan kilat untuk mendapatkan eksposur terhadap satu kelas aset tertentu. Di samping itu, menempatkan uang di reksadana akan bikin kamu leluasa untuk fokus mengamati kinerja beberapa aset yang tengah kamu gandrungi. Misalnya jika kamu sangat tertarik akan kripto namun juga ingin memiliki eksposur terhadap saham Indonesia. Dengan memilih reksa dana seperti Batavia Dana Saham, kamu sekarang lebih bebas untuk meluangkan waktu untuk aktif mengamati nama-nama jagoanmu di dunia kripto yang mungkin kamu rasa bisa naik harganya 10 kali namun tetap menikmati kinerja di dunia saham.
Bagikan artikel ini
Produk Reksadana Apa Saja yang Ada di Pluang?
Perbedaan Menabung di Bank vs Reksadana Berbasis Surat Utang
Investasi Langsung dalam Kelas Aset Vs Investasi di Reksadana
Cara Berinvestasi Reksadana Efektif di Aplikasi Pluang
7 Alasan Berinvestasi Reksadana
3 Strategi Mudah Investasi Reksadana
Apa Itu Reksadana?
Bagaimana Cara Membaca Fund Fact Sheet?
Risiko Reksadana Pendapatan Tetap dan Pasar Uang
Biaya-Biaya Investasi Reksadana