Ketika tertarik membeli saham perdana alias Initial Public Offering (IPO), tentu Sobat Cuan bertanya-tanya ihwal harganyal. Apakah harga saham IPO tersebut mahal? Atau justru terlalu murah? Nah, untuk mengetahui kadar kemahalan saham IPO, yuk simak artikel ini!
Salah satu cara untuk melihat mahal-murahnya harga saham IPO adalah dengan melihat valuasinya.
Valuasi adalah analisis untuk mengukur seberapa berharganya suatu aset atau perusahaan pada saat ini maupun masa depan. Sehingga, dalam kalkulasinya, pelaku pasar tak hanya memasukkan unsur harga saham saja namun juga aspek keuangan lainnya.
Ketika melakukan valuasi calon perusahaan IPO, seorang analis akan memasukkan unsur manajemen bisnisnya, komposisi permodalannya, prospek pendapatan ke depan, harga pasar dari aset yang dimiliki, dan masih banyak metrik lainnya ke dalam kalkulasinya.
Nah, jika langkah itu rampung, maka analis akan membandingkan valuasinya dengan rata-rata valuasi perusahaan lain yang bergerak di sektor serupa. Hal ini, tentu saja, dilakukan demi mengetahui apakah harga saham calon perusahaan IPO tersebut terbilang lebih mahal atau murah di sektornya.
Sobat Cuan bisa melakukan berbagai macam metode valuasi saham. Kamu bisa menggunakan metode rasio harga saham terhadap pendapatan (Price-to-Earning/P/E) atau rasio harga saham terhadap penjualan (Price-to-Sales/P/S) jika sang calon perusahaan IPO belum membukukan laba bersih.
Namun, Pluang tidak akan membeberkan kedua rasio tersebut lebih lanjut karena kupas tuntas ihwal valuasi saham terdapat di artikel berikut. Hanya saja, konsep valuasi menggunakan rasio P/E atau P/S sejatinya mudah untuk kamu pahami.
Jika nilai P/E atau P/S calon perusahaan IPO lebih tinggi dari rata-rata sektornya, maka harga saham IPO tersebut terbilang mahal. Begitu pun sebaliknya. Harga saham IPO akan dianggap murah jika rasio P/E atau P/S calon perusahaan IPO lebih rendah dari rata-rata sektornya.
Secara teori, perusahaan yang ingin melantai di bursa seharusnya punya valuasi yang bisa dibilang murah. Hal ini bertujuan agar investor tertarik untuk menginvestasikan uangnya ke perusahaan-perusahaan tersebut.
Tetapi, perusahaan calon IPO juga tidak menutup kemungkinan untuk "mendongkrak" valuasinya karena menganggap perusahaannya lebih oke dibanding kompetitor lain.
Sekarang, anggap saja kamu sudah melakukan valuasi saham IPO. Namun, ternyata kamu masih sangsi untuk mengoleksinya.
Nah, langkah terakhir yang bisa kamu lakukan adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut bagi diri sendiri sebelum benar-benar mengikuti proses IPO satu perusahaan.
Jika kamu sudah yakin akan atas jawaban-jawaban dari pertanyaan di atas, maka sudah saatnya kamu menentukan apakah akan beli saham IPO atau tidak.
Bagikan artikel ini