Johnson & Johnson (JNJ) baru saja merilis laba dan pendapatannya di kuartal IV 2023. Lantas, seperti apa hasilnya? Simak selengkapnya di bawah ini!
Johnson & Johnson (JNJ) berhasil memiliki kinerja keuangan yang melebihi ekspektasi analis pada kuartal keempat 2023. Adapun tingkat pendapatan JNJ adalah sebesar US$21,4 miliar (+7,3% YoY) lebih tinggi dari pada ekspektasi yang berada di level US$21,01 miliar. Pendapatan terbesar disumbangkan oleh segmen Worldwide Innovative Medicine sebesar US$13,7 miliar yang memiliki proporsi sebesar 64,1% dari total pendapatan JNJ, yang diikuti oleh segmen Worldwide MedTech sebesar USS$7,7 miliar atau sebesar 35,9% dari total keseluruhan pendapatan. Selanjutnya dari bottom line, perusahaan memiliki EPS sebesar US$2,3 (+18,5% YoY) atau setara dengan ekspektasi analis.
Perusahaan menghadapi lebih dari 38.000 tuntutan hukum atas produk bedak yang dikeluarkan perusahaan, termasuk produk Baby Powder yang diklaim mengandung asbes dan berpotensi menyebabkan kanker ovarium dan mesthelioma. Atas gugatan kasus tersebut Johnson & Johnson (JNJ) akan membayar Rp10,3 triliun untuk menyelesaikan penyelidikan terkait klaim bahwa perusahaan menyesatkan konsumen tentang keamanan bedak bayi berbahan talc. JNJ telah dua kali mencoba menyelesaikan kasus talc konsumen dengan memindahkan kewajiban tersebut ke anak perusahaan, LTL Management, dan mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 untuk unit tersebut. Namun, upaya tersebut gagal dan JNJ sendiri telah menghentikan penjualan bedak bayi berbahan talc secara global tahun lalu.
Johnson & Johnson diproyeksikan akan memiliki pendapatan sebesar US$88,2 miliar di tahun 2024 atau dengan pertumbuhan 3,6% YoY dengan tingkat EPS sebesar US$8,3 atau bertumbuh 26,2% YoY. Kedepannya, perusahaan akan terus melakukan R&D untuk mendorong inovasi produk “innovative medicine”. Inovasi produk memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap top-line perusahaan, karena perusahaan farmasi tidak dapat memegang paten produk selamanya, sehingga ketika paten suatu produk hilang, JNJ berpotensi untuk mengalami perlambatan growth. Diproyeksikan, pendapatan perusahaan pun masih ditopang oleh penjualan Darzalex yang digunakan untuk pengobatan myeloma, kanker prostat dan treatment onkologi lainnya.
Bagikan artikel ini