Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Berita & Analisis

Crypto Market Outlook 2024
shareIcon

Crypto Market Outlook 2024

29 Dec 2023, 6:06 AM·Waktu baca: 12 menit
shareIcon
Kategori
Crypto Market Outlook 2024

Di balik prestasi gemilang aset kripto di paruh kedua tahun 2023, apakah kinerjanya akan sama sepanjang tahun 2024? Simak lengkapnya di panduan aset kripto 2024 dari Pluang!

Tahun 2024 menjadi tahun yang sangat potensial bagi pasar kripto. Hal ini tidak terlepas dari beberapa peristiwa penting yang akan terjadi pada tahun ini. Mulai dari tenggat waktu izin persetujuan ETF kripto, BTC halving, tahun politik, hingga proyeksi The Fed yang akan memotong suku bunga sampai 3x di tahun 2024. 

Sejumlah perusahaan investasi mengajukan izin produk Exchange-Traded Fund (ETF) berbasis BTC Spot ke regulator AS (SEC). Jika disetujui, ini akan menjadi ETF kripto pertama di AS, memberikan kepercayaan pada aset kripto. Prediksi arus modal masuk ke pasar BTC mencapai US$1,2 miliar per bulan, potensial mengangkat harga BTC secara signifikan menurut berbagai sumber. Bahkan, beberapa analis memprediksi harga Bitcoin bakal ke atas USD 100.000 di penghujung tahun. Asal tahu saja, harga Bitcoin saat ini diperdagangkan pada level sekitar USD 42.000 - 44.000.

Data historis juga membuktikan dalam periode setahun sebelum dan sesudah halving maupun pemilu memberikan sentimen positif bagi pasar kripto yang berimbas pada kenaikan harga berbagai aset kripto. Tahun 2024 menjadi tahun pertama ketiga peristiwa penting tersebut tergabung di tahun yang sama. 

Lebih lanjut, ekspektasi awal analis bahwa tingkat suku bunga The Fed yang akan berlangsung lama juga terpatahkan pada rapat terakhir Federal Open Market Committee (FOMC) yang secara terang benderang menyatakan tahun depan akan dilakukan pemotongan suku bunga. Seperti yang kita ketahui bersama, tingkat suku bunga The Fed memiliki korelasi yang negatif terhadap performa aset berisiko seperti saham dan aset kripto. Artinya, suku bunga yang lebih rendah cenderung membuat harga aset kripto dan saham untuk naik.

Berikut merupakan gambaran singkat perjalanan performa aset kripto sepanjang tahun 2023. Di awal tahun, pergerakan harga aset kripto terlihat lesu sebagai imbas dari rentetan peristiwa yang terjadi di tahun lalu, misalnya drama mengenai keruntuhan platform exchange FTX dan kebijakan moneter super agresif The Fed yang menekan selera risiko investor. Bahkan, masyarakat berekspektasi bahwa suku bunga tinggi akan diterapkan dalam waktu yang lama oleh The Fed.

Seluruh peristiwa itu pun membuat pelaku pasar aset kripto berpikir bahwa musim dingin aset kripto (crypto winter) akan berlangsung lama. Namun, bak bumi dan langit, aset kripto secara perlahan mulai menunjukkan taringnya di paruh kedua tahun ini disusul oleh berbagai sentimen positif baik kemajuan Amerika untuk mencapai soft landing (GDP naik, inflasi konsisten turun), persetujuan ETF, dan halving. 

Hal ini pun membakar kembali optimisme pelaku pasar terhadap aset kripto. Terlebih dalam beberapa bulan belakangan, aset kripto rupanya reli dengan konsisten sampai-sampai sejumlah harga aset kripto pun mencapai level tertingginya dalam dua tahun terakhir di penghujung tahun. Banyak investor mendulang cuan secara mendadak lantaran ketiban durian runtuh dari performa kinclong aset kripto. Hal ini ditunjukan dengan return sejak awal tahun (YTD) Bitcoin sekitar 165%. Bahkan, beberapa aset kripto lainnya juga memberikan return di atas 100% per 21 Desember 2023 seperti Solana (+760%), Avalanche (+325%) dan Cardano (+140%).

Kinerja Beberapa Aset Kripto Sepanjang 2023
Kinerja Beberapa Aset Kripto Sepanjang 2023

 

Namun, di balik prestasi gemilang aset kripto di paruh kedua tahun ini, apakah kinerja aset kripto akan tetap sama sepanjang tahun depan? Selain itu, peristiwa apa saja yang akan mempengaruhi performa aset kripto di 2024?

Dalam hal ini, Pluang akan merangkum outlook dan peristiwa penting di jagat kripto yang bisa Sobat Cuan jadikan panduan dalam berinvestasi aset kripto tahun depan.

Rangkaian Outlook dan Peristiwa Penting Aset Kripto di 2024

1. Persetujuan Produk ETF Bitcoin dan Ethereum

Sejak pertengahan tahun ini, jagat kripto dihebohkan dengan kabar mengenai sejumlah perusahaan manajemen investasi yang berbondong-bondong mengajukan izin peredaran produk Exchange-Traded Fund (ETF) berbasis BTC Spot ke otoritas pengawas pasar modal AS (The Securities and Exchange Commission/SEC).

Antusiasme tersebut sepatutnya sangat wajar. Pasalnya, SEC hingga saat ini belum pernah sama sekali merestui peredaran produk tersebut di AS. Asal tahu saja, SEC sejauh ini baru memberikan lampu hijau bagi produk kripto berjangka dan belum pernah sama sekali menyetujui peredaran produk ETF BTC Spot.

Sampai sejauh ini, sudah ada 12 manajemen investasi yang sudah melayangkan dokumen perizinan ETF BTC Spot ke SEC. Rencananya, SEC akan memberikan keputusan terhadap sembilan dari 12 perizinan tersebut paling lambat pada 10 Januari 2024 mendatang. 

Timeline Persetujuan  Bitcoin ETF

Timeline Persetujuan  Bitcoin ETF, Sumber: Bloomberg (2023)

Jika akhirnya SEC memberi izin terhadap produk tersebut, maka AS akan memiliki produk ETF BTC Spot untuk pertama kalinya sepanjang sejarah. Hal itu tentunya akan berdampak sangat positif bagi performa harga aset kripto, utamanya harga BTC. Apa sebabnya?

Persetujuan SEC atas ETF BTC Spot menunjukkan bahwa otoritas pasar modal AS sudah mulai menaruh kepercayaan terhadap aset kripto sebagai aset investasi yang “sahih”. Implikasinya, investor pun akan menganggap bahwa produk ETF BTC Spot sebagai produk investasi yang dapat dipercaya. Ini nantinya akan berdampak positif terhadap arus modal masuk ke pasar BTC.

Sejumlah analis menaksir bahwa kehadiran produk ETF BTC Spot akan membuat dana masuk ke pasar BTC mencapai US$1,2 miliar per bulannya dengan potensi kenaikan volume dana sebesar 74,1% dalam kurun setahun setelahnya. Jika hal itu benar-benar terjadi, maka bukan tidak mungkin derasnya volume arus dana masuk ke pasar BTC akan mengungkit harga BTC ke level US$100.000 per keping di tahun depan. 

Dengan banyaknya proposal yang diterima SEC diperkirakan persetujuan ETF BTC akan disetujui pada awal tahun 2024 dan berikut adalah prediksi peningkatan AUM spot BTC menurut berbagai pandangan dari analis: 

Proyeksi Capital Inflow Bitcoin ETF

Proyeksi Capital Inflow Bitcoin ETF, Sumber: ETC Group (2023)

Prediksi tersebut sebenarnya bukanlah sekadar mimpi di siang bolong. Menurut sejarahnya, harga emas pun sempat menjulang usai produk ETF berbasis emas diperkenalkan ke masyarakat.


 

Proyeksi Capital Inflow Bitcoin ETF, Sumber: World Gold Council, Galaxy Research (2023)

 

Perbandingan selanjutnya adalah ketika BTC Futures pertama kali diperkenalkan kepada publik di tahun 2017, dimana harga BTC pada awal tahun 2017 berada di bawah US$1,000, lalu di akhir tahun 2017 bertumbuh ~1.335%. Proses approval BTC Futures bukanlah hal yang mudah, mengingat pada 10 Maret 2017, SEC sempat melakukan penolakan dengan alasan BTC belum teregulasi, sehingga ditakutkan disalahgunakan untuk fraud, market manipulation ataupun money laundering. 

Namun akhirnya SEC pun memperbolehkan adanya BTC Futures dari CME Group dengan tanggal perdagangan perdana pada 18 Desember 2017. Hal ini membuat harga BTC meroket bahkan sebelum BTC futures benar-benar disetujui. Pada 31 Oktober ketika BTC Futures baru terkonfirmasi, harga BTC terapresiasi sekitar 548% sejak awal tahun (YTD). Hingga puncaknya pada tanggal rilis perdana fitur ini di market pada 18 Desember, harga BTC terapresiasi hingga sekitar US$20.000 atau 1815% YTD.

BTC Price 2017 dan 2018

BTC Price 2017 dan 2018, Sumber: TradingView (2023)

 

Selain berminat merilis ETF BTC Spot, beberapa manajemen investasi juga berniat merilis produk serupa namun berdasarkan aset kripto Ether (ETH) Spot. 

Adapun salah satu manajemen investasi yang sudah menunjukkan minatnya adalah BlackRock, yang mengumumkan bahwa ia telah mengajukan izin terhadap produk ETF ETH Spot ke SEC pada 9 November 2023. Selain BlackRock, terdapat pula VanEck, ARK 21Shares, Invesco, Fidelity, Grayscale, dan Hashdex yang juga menyampaikan proposal sejenis.

2. Bitcoin Halving Akan Kikis Suplai BTC, Harga BTC Diramal Terapresiasi

Bitcoin Halving adalah peristiwa yang terjadi setiap empat tahun sekali, di mana imbal hasil (block reward) yang diperoleh oleh para penambang Bitcoin akan dipangkas setengah (50%) dari nilai imbal hasil yang diterima sebelumnya. Tujuan dari halving ini antara lain adalah untuk membatasi suplai Bitcoin dan meredam tingkat inflasi BTC. 

Sampai saat ini, Bitcoin telah melaksanakan halving sebanyak tiga kali.

Halving pertama terjadi pada 28 November 2012, di mana imbalan untuk para penambang turun dari 50 BTC menjadi 25 BTC. Peristiwa halving berikutnya terjadi pada 9 Juli 2016, di mana imbalan dari setiap blok turun dari 25 BTC menjadi 12,5 BTC. Halving terkini terjadi pada 11 Mei 2020 di mana imbalan penambang turun setengah dari 12,5 BTC menjadi 6,25 BTC.

Adapun halving berikutnya dijadwalkan akan berlangsung pada 1 Mei 2024, di mana pasokan BTC yang dirilis diperkirakan akan mencapai 1,31 juta BTC sementara imbalan (reward) untuk para penambang akan dikurangi menjadi 3.125 BTC.

Implementasi halving tentunya akan sangat berdampak positif bagi harga BTC. Pasalnya, sesuai hukum ekonomi, menipisnya suplai baru yang disertai permintaan konstan tentu akan membuat harga BTC terapresiasi. 

Sebagai buktinya, Sobat Cuan bisa melihat grafik di bawah yang menjelaskan kondisi harga BTC seusai peristiwa halving. Grafik tersebut juga menunjukkan bahwa investor bisa menikmati tren positif harga BTC baik setahun sebelum maupun sesudah halving terjadi.

Kinerja  Bitcoin Sebelum & Sesudah Halving

Kinerja  Bitcoin Sebelum & Sesudah Halving, Sumber: CoinDesk (2023)

 

3. Efek Pemilu Terhadap Harga BTC

Pada tahun 2024, lebih dari setengah populasi dunia akan melangsungkan pemilihan umum, termasuk negara adidaya Amerika Serikat, deretan negara maju seperti Inggris, Rusia, hingga Turki dan yang tidak kalah penting juga ada Indonesia dan India. Jumlah manusia yang ikut pemilu ditaksir sekitar 4,2 miliar jiwa. Ini merupakan yang terbesar dalam sejarah pemilihan umum di dunia. Secara historis, terbukti pemilu memiliki dampak yang positif bagi beberapa aset investasi, tak terkecuali saham dan  aset kripto.

Kemenangan Obama di  tahun 2012, mendorong harga BTC dari US$8 menjadi US$820 (+10.324% dalam 2 tahun). Selanjutnya, kemenangan Donald Trump pada pemilihan presiden  tahun 2016 membuat harga BTC meningkat dari US$670 menjadi US$17.350 dalam 2 tahun (+2.586%). Lalu, pada waktu kemenangan Joe Biden di tahun 2020, harga BTC berada di posisi US$13.000-US$15.000. 

BTC Price Saat Election Period

BTC Price Saat Election Period, Sumber: Greyscale (2023)

 

Kemenangan presiden AS dapat menentukan pergerakan harga BTC, seiring dengan kebijakan mengenai BTC ataupun perekonomian yang dikeluarkan. Berikut adalah pernyataan yang dikeluarkan oleh calon presiden AS tahun 2024 mengenai BTC: 

US President Candidate 2024 VS Views Towards BTC

US President Candidate 2024 VS Views Towards BTC, Sumber: Greyscale (2023)



4. Rating Analis Menunjukkan Optimisme Terhadap BTC

SepertI yang sudah dijelaskan di atas, aset kripto telah menjadi buah bibir dalam beberapa bulan belakangan dan akan menghadapi banyak peristiwa besar di tahun depan. Hal itu pun membuat sejumlah analis mulai menggantungkan kembali optimismenya terhadap aset kripto dan membuat prediksi yang cerah terhadap harga aset kripto di tahun depan.

Berikut adalah rangkuman prediksi harga BTC di akhir tahun 2024 dari beberapa perusahaan aset manajemen terkemuka dan tokoh dalam industri keuangan:

  1. Standard Chartered menyatakan bahwa harga BTC dapat mencapai US$100,000. (Sumber: Forbes)

  2. JP Morgan Chase menyatakan bahwa harga BTC dapat mencapai US$45,000. (Sumber: Blockchain Media)

  3. Adam Back, CEO perusahaan blockchain Blockstream, menyebut bahwa harga BTC dapat mencapai US$100,000. (Sumber: CoInvestasi)

  4. Cathie Wood, CEO ARK Investment Management, memperkirakan harga BTC mencapai US$650,000. Ia turut menuturkan skenario bull case, di mana harga BTC dapat mencapai US$1 juta dan US$1,5 juta di masa depan. (Sumber: Fool)

  5. Arthur Hayes, mantan CEO Bitmex, memprediksi harga BTC akan mencapai US$70.000 pada 2024. Sedangkan untuk skenario bull case, ia optimistis harga BTC akan menyentuh US$1 juta di 2026. (Sumber: Investing.com)

5. Ikut Bitcoin, Altcoin juga Berpotensi Terapresiasi

Secara ilmu statistika, tingkat koefisien korelasi antara BTC dan USDT sejatinya berada di 0,01, yang membuktikan bahwa kenaikan harga salah satu aset bisa dibilang tidak mempengaruhi kenaikan aset lainnya. Sementara itu, Ethereum & Litecoin menjadi altcoin yang paling berkorelasi dengan Bitcoin. Oleh karena itu, bukan rahasia umum bahwa ketika Bitcoin mengalami kenaikan beberapa altcoin yang memiliki korelasi tinggi terhadap Bitcoin juga ikut terapresiasi.

Korelasi Beberapa Aset Kripto Terhadap Bitcoin

Korelasi Beberapa Aset Kripto Terhadap Bitcoin, Sumber: MSCI (2023)


Selain itu, outlook ETH turut diproyeksikan bertumbuh positif yang disebabkan oleh dominasi kapitalisasi pasar koin yang besar dan Ethereum masih memegang platform kontrak pintar (smart contract) terbesar dengan menguasai 58,3% kapitalisasi pasar, diikuti oleh token BNB Binance dan Solana yang hanya akun untuk 8,4% dan 6,6% dari total kapitalisasi pasar. 

 

Dominasi ETH vs AltCoin

Dominasi ETH vs AltCoin Sumber: ETC Group (2023)

 

Selain BTC dan ETH, berbagai altcoin juga memiliki prospek yang cerah seiring dengan kenaikan harga BTC, apabila dilihat dari cumulative index performance Morgan Stanley Capital International (MSCI) Global Digital Assets Top 20 yang berisikan 20 Altcoin memiliki pergerakan yang sejalan dengan pergerakan harga BTC. Sedangkan apabila dikaji dari sisi Beta yang menggambarkan tingkat sensitivitas pergerakan harga altcoin dibandingkan dengan BTC, Solana Coin memiliki beta terbesar yakni di level 2.05. Semakin tinggi Beta artinya semakin mengisyaratkan ekspektasi return yang tinggi. 

Sensitivitas Harga Altcoin Terhadap Bitcoin

Sensitivitas Harga Altcoin Terhadap Bitcoin, Sumber: MSCI, ETC Group  (2023)

6. The Fed Buka Peluang Pangkas Bunga Acuan Tahun Depan

Sejak 2022, The Fed melancarkan kebijakan moneter ekstra ketat dengan menaikkan suku bunga acuannya secara agresif. Bayangkan saja, The Fed menaikkan suku bunga acuannya dari 0% di Februari 2022 menjadi 5,25-5,5% per November 2023. Hal itu pun dilakukannya demi meredam inflasi AS yang meradang. Bahkan, saking kronisnya, inflasi AS sempat mencapai 9,1% secara tahunan pada Juni 2022.

Untungnya, inflasi AS perlahan mulai jinak memasuki tahun ini. Pada November 2023, inflasi AS berada di level 3,1% alias jatuh terjerembab dari level puncaknya di Juni 2022. 

Meski inflasi AS belum menyentuh target The Fed yaitu 2%, data tersebut tentu membuat The Fed mempertimbangkan kembali kebijakan moneter agresifnya. Akhirnya, pada rapat FOMC Desember 2023, The Fed pun mengaku membuka peluang untuk menurunkan suku bunga acuan “beberapa kali” di tahun depan.

Pada rapat tersebut, The Fed merencanakan akan menurunkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali di tahun depan. Namun, konsensus analis melalui survei terhadap 49 ahli ekonomi yang dilakukan Bloomberg pada awal Desember memproyeksikan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan empat kali di tahun depan dengan total pengurangan suku bunga acuan sebesar 100 basis poin dan dimulai pada Juni 2024. Hal itu pun sesuai dengan prediksi penurunan tingkat inflasi ke level 2,7% sampai dengan akhir 2024.

US Federal Funds Target Rate

US Federal Funds Target Rate, Sumber: Bloomberg (2023)

 

Di samping itu, analis juga memperkirakan bahwa pemangkasan itu akan berlanjut di 2024 dan 2025 yang menyebabkan tingkat suku bunga acuan menjadi 4,5% dan 3,25% di masing-masing akhir tahun-tahun tersebut.

Kendati demikian, efek dari pemangkasan suku bunga acuan baru bisa dirasakan 12-18 bulan kemudian karena kehadiran lagging effect. Namun, tetap saja pemangkasan suku bunga acuan akan memikat investor untuk membenamkan kembali dananya di aset berisiko, termasuk aset kripto.

Ketika The Fed mengerek suku bunga acuan dalam setahun belakangan, kinerja aset-aset berisiko memang terlihat sempoyongan. Pasalnya, imbal hasil dari instrumen-instrumen tersebut jadi kalah menarik dibandingkan tingkat imbal hasil (yield) instrumen berisiko minim. Apalagi, kenaikan suku bunga acuan membuat investor pun enggan meminjam uang untuk berinvestasi karena tingginya bunga pinjaman.

Hal itu tentunya akan berbalik jika The Fed mengerek suku bunga acuannya. Selera risiko investor tentu akan membaik dan tentunya bakal menopang kenaikan harga aset-aset kripto di tahun depan.

 

US CPI Inflation Rate

US CPI Inflation Rate, Sumber: Bloomberg (2023)

7. Potensi Pelemahan Dolar AS Jadi Angin Segar bagi Bitcoin

Bagi investor, pengumuman The Fed terkait penurunan suku bunga acuan bukan hanya sekadar angin segar bagi performa aset-aset berisiko. Ketika otoritas moneter tersebut memangkas suku bunga acuannya, maka nilai Dolar AS pun secara teori akan ikut melemah.

Nah, hal itu sepatutnya akan berdampak baik bagi permintaan aset kripto Bitcoin. Apa alasannya?

Sejauh ini, pergerakan BTC dan Dolar AS sejatinya memiliki korelasi negatif. Dalam artian, ketika nilai indeks Dolar AS (DXY) meningkat, maka harga BTC pun akan melandai. Begitu pun sebaliknya.

Data historisnya pun membuktikan hal tersebut. Melalui grafik di bawah, Sobat Cuan dapat melihat bahwa harga BTC berada di level terendah ketika DXY menjulang, dan sebaliknya.

Korelasi Nilai Tukar USD vs BItcoin

Korelasi Nilai Tukar USD vs BItcoin, Sumber: TradingView (2023)

 

Hubungan kurang akur ini kerap diterjemahkan sebagai kondisi yang menjadi tolok ukur selera risiko di kalangan investor aset kripto.

Sejauh ini, BTC sering dianggap sebagai aset kripto paling tradisional yang pergerakan harganya tidak begitu volatil dibanding aset kripto lainnya. Sehingga, jika permintaan BTC bertambah, maka artinya pelaku pasar mulai kembali menunjukkan minatnya di aset kripto. Kemudian, ketika nilai Dolar AS menanjak, maka investor akan lebih memilih menggenggam mata uang tersebut karena lebih minim resiko dibanding BTC.

Nah, pada umumnya, nilai DXY akan melemah jika tingkat suku bunga acuan melandai. Pasalnya, investor yang tadinya menahan Dolar AS sebagai sikap berjaga-jaga, mulai menggelontorkannya kembali untuk kegiatan investasi. Sesuai data historis di atas, maka harga BTC pun diharapkan akan berada di atas angin.

Setali tiga uang, kebijakan moneter AS akan berdampak terhadap kebijakan moneter dalam negeri. Bank Indonesia sejatinya juga akan menaikkan suku bunga jika The Fed mengetatkan kebijakan moneter. Hal itu dilakukan untuk menstabilkan nilai tukar Rupiah dan membendung modal asing keluar. Dampaknya, aset berisiko seperti saham maupun aset kripto yang diperbandingkan dengan nilai tukar IDR juga cenderung melemah apabila suku bunga terapresiasi.

Mulai Perjalanan Investasimu dengan Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang dan gabung bersama lebih dari 10 juta investor dan trader yang sudah mempercayai Pluang untuk investasi 800+ aset seperti aset kripto, saham AS dan Indeks, emas digital, dan reksa dana mulai dari Rp5.000 dan hanya tiga kali klik saja!

Di Pluang, Sobat Cuan bisa melakukan diversifikasi aset dengan mudah dan aman karena seluruh aset di Pluang sudah terlisensi dan teregulasi. Selain itu, Sobat Cuan juga bisa memanfaatkan berbagai fitur unggulan dari Pluang, seperti Pockets, Recurring Buy, hingga Pluang Cuan. 

Dengan memanfaatkan Pockets & Recurring Buy, Sobat Cuan bisa berinvestasi secara rutin dan berulang di beberapa aset sekaligus secara otomatis sesuai dengan trading plan masing-masing. Selain itu, Sobat Cuan juga bisa memanfaatkan fitur Pluang Cuan untuk mendapatkan imbal hasil tambahan ketika berinvestasi di aset kripto Bitcoin dan Ethereum di aplikasi Pluang. 

Ditulis oleh
channel logo

Kevin Reviro

Right baner

Kevin Reviro

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait
crypto
Mengenal Istilah 'Ethereum Killer' dalam Kripto. Apakah Itu?
news card image
no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1