Sobat Cuan yang punya portofolio aset kripto pasti pernah mendengar istilah “buy the dip” alias beli di saat harga melemah. Strategi investasi yang penjelasan lengkapnya bisa kamu baca di sini tersebut memang dikenal sebagai strategi yang marak digunakan ketika harga sebuah aset lagi amburadul.
Buy the dip adalah sebuah istilah dalam investasi yang mengacu pada sikap investor yang memborong suatu aset ketika harganya turun.
Selama ini, istilah buy the dip marak dipergunakan di investasi pasar modal. Namun belakangan, istilah ini sudah mulai merambah ke kancah investasi aset kripto. Apalagi ketika melihat harga Bitcoin, ETH, dan segala macam aset kripto lagi kacau balau seperti beberapa saat terakhir.
Pada periode buy the dip, investor dan trader menganggap bahwa penurunan harga sebuah aset adalah saat yang tepat untuk mengakumulasi portofolio asetnya. Hal ini sesuai dengan konsep gelombang harga (price waves), di mana penurunan harga diramal bersifat sementara, sehingga mereka bisa mendulang cuan ketika harganya sudah merangkak naik.
Nah, ternyata buy the dip ini ada taktiknya lho, jadi tidak cuma asal beli saat harga turun saja! Yuk, simak strategi buy the dip di aset kripto!
Baca juga: Seberapa Besar Sih Pengaruh Influencer ke Harga Aset Kripto? Yuk, Simak di Sini!
Mungkin buy the dip adalah strategi investasi dasar yang secara gamblang dapat diartikan sebagai “beli di saat harga turun”. Namun sebenarnya hal ini tidak berarti kamu harus all-in atau membeli sebanyak-banyaknya saat harga aset turun. Lebih tepatnya itu berarti membeli harga rata-rata saat turun dan/atau beli setelah harga “tenang”.
Selanjutnya, strategi ini jauh lebih aman untuk digunakan di pasar bullish atau pasar yang stagnan. Dimana tren umum cenderung naik atau datar, berlawanan dengan pasar bearish dengan tren umum turun.
Dengan itu, untuk membeli saat penurunan, Sobat Cuan dapat melakukan satu atau lebih hal berikut:
Lihat bagan di bawah ini untuk contoh level support. Dalam hal ini, ini adalah level horizontal dimana harga sebelumnya telah terkonsolidasi dan garis tren menurun reaktif terhadap harga naik.
Panah hijau menunjukkan level support yang efektif untuk dibeli saat harga “turun” dari level saat itu. Ini adalah posisi yang logis untuk membeli di saat harga turun. Membeli di level support dengan stop di bawah level harga saat itu seringkali lebih efektif, daripada hanya membeli secara membabi buta dalam setiap penurunan.
Baca juga: Harganya Turun, Sepenting Apa Sih Investasi Ethereum di Portofolio Kamu?
Dengan catatan itu semua, dan seperti yang Sobat Cuan lihat pada grafik di atas, kamu dapat buy the dip besar-besaran (membeli ketika harga telah jauh di bawah rata-rata), atau buy the dip kecil-kecilan (membeli terus saat harga turun seberapa pun besarnya).
Kamu juga dapat buy the dip untuk kemudian menjualnya dengan cepat agar mendapatkan keuntungan. Hal itu berguna untuk membangun posisi jangka panjang, atau untuk mengambil keuntungan secara bertahap.
Konsepnya pun sama dalam semua kasus, di mana sang trader atau investor bertujuan untuk membeli pada harga yang lebih rendah ketika harga berkonsolidasi atau terkoreksi.
Kamu mungkin tahu soal logika dalam membeli saat harga naik. Namun, bahkan di situasi pasar bullish seringkali lebih baik untuk membeli saat harga melemah daripada menunggu sampai harga tinggi (ketika banyak orang lain akan bergegas untuk membeli).
Ini lantaran dengan membeli saat harga naik tinggi, maka kamu mendapatkan kemungkinan untuk menjual lebih rendah.
Buy the dip > FOMO membeli di harga atas atau panik menjual di harga bawah
Paling sederhana, strategi ini hanya melibatkan pembelian saat harga lebih rendah dari harga tertinggi terakhir. Sementara yang paling kompleks, ini melibatkan soal mempelajari grafik serta memperhatikan rata-rata pergerakan jangka pendek dan jangka panjang pada skala waktu yang berbeda.
Kamu juga bisa mengidentifikasi tingkat dukungan historis, membeli bertahap, dan menempatkan level stop. Tapi apapun tingkat keahlian kamu, bagaimanapun konsepnya umumnya sama.
Baca juga: Mengenal Metode Analisis Fundamental Aset Kripto
Dalam aset kripto, kita melihat banyak penurunan kecil, dan kemudian setiap beberapa minggu atau bulan kita cenderung melihat beberapa penurunan yang sangat besar (kita mungkin menyebutnya “koreksi” atau “crash”, di mana penjelasannya bisa kamu temukan di sini).
Baik penurunan kecil, atau penurunan besar, dapat masuk akal untuk melakukan pembelian. Namun, semuanya tergantung pada strategi investasimu.
Jika Sobat Cuan melakukan perdagangan dengan berbasiskan data rentang harga, maka penurunan kecil sangat bagus untuk dibeli. Sementara jika kamu adalah investor jangka panjang, maka penurunan yang lebih besar dapat bermanfaat untuk membangun posisi panjang (tapi tentu saja harus berhati-hati tentang bagaimana mengatur waktu pembelian).
Tapi pertanyaannya, bagaimana kita bisa memprediksi titik harga terendah agar kita bisa melakukan strategi buy the dip?
Baca juga: Alasan Pentingnya Diversifikasi Investasi Aset Kripto di Saat Pasar Loyo
Tentu saja, menentukan bottom atau harga paling bawah adalah hal yang hampir tidak mungkin. Hal itulah mengapa membeli secara bertahap saat harga turun dapat membantumu ‘meraba’ bottom.
Intinya di sini adalah, ada lebih dari satu cara untuk buy the dip dengan aset kripto atau aset lainnya. Namun, semua versi strategi ini bertujuan untuk membeli dengan harga rendah daripada harga tinggi, dengan melakukan pembelian ketika orang lain sedang menjual.
Ini berarti seseorang harus menggunakan sedikit logika kontra-intuitif dan melawan beberapa pemikiran emosional. Nah, sehingga, kalau Sobat Cuan mau melakukan buy the dip maka kamu harus:
Strategi ini tidak dijamin akan berhasil, tetapi ini adalah strategi investasi yang cerdas dan sederhana. Hal itu karena strategi ini tidak membutuhkan banyak keterampilan atau pengetahuan teknis untuk diterapkan.
Sementara itu, seperti yang telah dijelaskan di atas, jika kamu ingin menambahkan aspek teknis, Sobat Cuan dapat melihat hal-hal teknis lain. Hal itu seperti rata-rata pergerakan harga, level support, RSI, dan volume untuk mengetahui seberapa rendah harga yang mungkin terjadi dan mengetahui kapan pemulihan terjadi.
Dengan tambahan teknis, buy the dip dapat menjadi strategi yang cukup solid dengan tingkat keberhasilan yang tinggi. Namun, tanpa hal teknis pun, secara umum strategi ini masih lebih baik daripada kamu FOMO membeli di harga puncak, atau menjual secara panik di pasar yang stagnan.
Selain itu, kamu bisa menggunakan strategi ini baik saat pasar bearish maupun bullish dengan melakukan tiga opsi: beli secara bertahap, tunggu sampai fluktuasi harga tenang, dan menetapkan order di posisi yang rendah.
Kalau kalian sudah mengerti tentang konsep buy the dip, tidak ada salahnya kok mempraktikannya di aplikasi Pluang! Di Pluang, kamu bisa membeli Bitcoin dan Ethereum hanya dengan tiga kali ketuk saja!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: CryptoCurrency Facts
Bagikan artikel ini