Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Blog

Investasi dengan Membeli Waktu
shareIcon

Investasi dengan Membeli Waktu

13 Aug 2019, 10:29 AM·READING_TIME
shareIcon
Kategori
Investasi dengan Membeli Waktu

Membeli Waktu, dapatkah kita membeli waktu? Waktu yang sudah berlalu tak akan bisa terulang kembali. Itulah yang membuat istilah YOLO atau you only live once sangat populer dan diamini banyak orang.

Kalau sadar hidup hanya sekali, tentu kamu tidak mau menyia-nyiakannya. Lalu, bagaimana agar hidupmu yang singkat bisa digunakan maksimal untuk menghasilkan uang yang banyak?

Waktu versus uang

Penulis buku “I Will Teach You How to be Rich” dan lulusan Stanford, Ramit Sethi, menemukan paradoks tersembunyi antara waktu dengan uang. Menurut pengamatan financial guru ini, kebanyakan orang yang mapan secara finansial justru kehilangan waktu secara sia-sia.

Orang-orang yang punya penghasilan tinggi dan tajir kerap memilih menghabiskan waktu ketimbang uang. Padahal, mereka sangat mudah mendapatkan uang. Tapi, sama seperti semua orang di dunia, mereka tidak bisa memutar ulang waktu.

Ramit bercerita tentang rekannya yang punya penghasilan lebih dari US$750.000 (Rp10.743.187.500) per tahun. Rekannya terus-menerus mengeluh betapa sibuknya dia dan betapa waktu 24 jam tidak cukup untuknya.

Di sisi lain, rekannya ini masih melakukan aktivitas yang seharusnya bukan prioritas lagi, seperti belanja kebutuhan sehari-hari di supermarket. Ketika Ramit menyarankan agar rekannya menggunakan jasa orang lain berbelanja untuk dia, rekannya terkejut bukan main.

Sepertinya rekan Ramit tidak pernah memikirkan opsi untuk membayar orang lain melakukan hal untuknya, seperti belanja. Padahal, penghasilan US$750.000 per tahun tentu sangat cukup untuk meng-cover biaya seperti itu.

Inilah paradoks yang ditemukan Ramit pada golongan orang-orang tajir. Banyak orang mengklaim bahwa mereka menghargai waktu daripada uang.

Namun, jika kamu melihat kalender mereka, kamu akan menemukan bahwa yang terjadi adalah sebaliknya. Mereka lebih memilih menghemat uang ketimbang menghemat waktu.

Baca Juga: Kaum Milenial, Berapa Banyak Investasi yang mesti Kamu Punya?

Membeli waktu

Uang bisa dicari, tapi bagaimana dengan waktu? Menurut Ramit, waktu bisa dibeli. Caranya dengan mendelegasikan hal-hal yang mendistraksi kamu dari produktivitas kepada orang lain. Tentu saja kamu harus mengeluarkan sebagian dana untuk kepentingan ini.

Ketika kamu memulai karir atau bisnis, wajar bila kamu menganggap uang lebih berharga daripada waktu. Tapi seiring perkembangan karir atau bisnis, hal itu tidak berlaku lagi.

Banyak orang mengatakan mereka lebih menghargai waktu ketimbang uang. Tapi realitanya tidak demikian. Ramit bilang ini bisa terjadi tanpa disengaja karena beberapa orang memang terbiasa untuk menghemat uang dibandingkan menghemat waktu.

Memang masih banyak orang yang menganggap orang kaya itu sombong karena bepergian dengan pesawat kelas bisnis. Masyarakat berpikir itu buang-buang uang.

Kalau penghasilanmu Rp10 juta per bulan, membeli tiket pesawat kelas bisnis senilai Rp5 juta tentu tidak masuk akal. Tapi ketika penghasilanmu Rp100 juta per bulan, menghabiskan Rp5 juta untuk tiket pesawat kelas bisnis justru dapat membuat kamu semakin produktif. Kamu bisa menikmati penerbangan tanpa gangguan atau ketidaknyamanan yang bisa menurunkan produktivitasmu.

Apakah ini terlihat seperti pamer? Ramit membantah. Pada dasarnya, sehari-hari hampir semua orang suka “membeli waktu” namun tidak menyadarinya.

Contohnya dengan makan di luar, kamu membayar orang untuk memasak untukmu. Dengan menaruh baju kotor di binatu, kamu membayar jasa orang untuk mencuci bajumu.

Namun jangan buru-buru membeli waktu sebanyak mungkin yang kamu bisa. Cobalah dengan membeli waktu sejam per minggu.

Baca Juga: Catat! Kapan Waktu yang Paling Tepat Untuk Membeli Saham?

Delegasikan aktivitas yang tidak kamu suka, seperti mencuci baju, membersihkan rumah atau belanja di supermarket. Cari solusi agar alih-alih mengerjakan aktivitas tersebut, kamu menggunakan waktumu untuk bekerja atau berbisnis.

Ketika kamu sudah mampu secara finansial untuk membeli kembali waktumu, bukan berarti kemudian semuanya didelegasikan. Kamu juga harus memikirkan bagaimana cara kamu memanfaatkan waktu itu untuk menjadi lebih produktif.

Menurut Ramit, kuncinya adalah bertanya pada diri sendiri: Apa yang saya dapatkan dari itu?

Jadi, ketika kamu sudah mengeluarkan uang untuk menghemat waktu, kamu harus dapat menghasilkan sesuatu yang lebih lagi.

Kamu bisa memanfaatkan waktu untuk belajar berinvestasi agar pendapatan kamu semakin bertumbuh. Jadi apa yang kamu terima nantinya setimpal dan bahkan lebih dari yang kamu keluarkan.

Setelah membaca penjelasan di atas, kamu lebih pilih hemat uang atau waktu nih?

Diversifikasikan Portofoliomu dengan Investasi Emas Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk membeli emas digital dengan harga paling kompetitif di pasaran! Selisih harga jual-beli terendah dan tanpa biaya tersembunyi apapun. Emas yang kamu beli aman karena disimpan di Kliring Berjangka Indonesia (BUMN), produk emas Pluang dikelola oleh PT PG Berjangka yang sudah terlisensi dan diawasi oleh BAPPEBTI. Kamu juga bisa menarik fisik emasnya dalam bentuk logam mulia Antam dengan kadar 999.9 mulai dari kepingan 1 gram hingga 100 gram!

Simak Selengkapnya:

Apa itu Margin?

Newbie di Bursa Saham? Ini 4 Cara Aman Berinvestasi Bagi Pemula

Ditulis oleh
channel logo

Satya Nagara

Right baner

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait

Artikel Terkait

no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1