Investasi

down-icon
item
Investasi di pasar terbesar dunia dengan Saham AS

Fitur

down-icon
support-icon
Fitur Pro untuk Trader Pro
Temukan fitur untuk menjadi trader terampil

Fitur Proarrow-icon

support-icon
Dirancang untuk Investor
Berbagai fitur untuk investasi dengan mudah

Biaya

Keamanan

Akademi

down-icon

Lainnya

down-icon
item
Temukan peluang eksklusif untuk meningkatkan investasi kamu
support-icon
Bantuan

Hubungi Kami

arrow-icon

Pluang+

Blog

Lagi Tokcer, Apakah Harga Emas Diprediksi Akan Naik Terus di 2021?
shareIcon

Lagi Tokcer, Apakah Harga Emas Diprediksi Akan Naik Terus di 2021?

18 May 2021, 8:37 AM·READING_TIME
shareIcon
Kategori
Lagi Tokcer, Apakah Harga Emas Diprediksi Akan Naik Terus di 2021?

Emas sedang menjadi primadona bagi banyak orang belakangan ini. Betapa tidak, setelah “tertidur” selama tiga bulan, harga emas tiba-tiba menyeruduk mendekati level US$1.900 per ons.

Namun, pertanyaan besarnya adalah, sampai kapan tren harga ini akan bertahan? Bagaimana prediksi harga emas di 2021 ini? Sampai di angka berapa emas akan mentok? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini tentu kerap muncul di benak mereka yang menaruh harapan tinggi terhadap emas.

Maka dari itu, ada baiknya Sobat Cuan baca artikel ini hingga selesai. Siapa tahu, memang tahun ini akan menjadi tahun yang berkah bagi logam mulia.

Baca juga: Benarkah Harga Emas Naik Saat Ekonomi AS Lesu? 6 Peristiwa Ini Buktinya!

Menyelami Prediksi Harga Emas 2021

Sebelum menelaah prediksi harga emas tahun ini, Sobat Cuan perlu memahami bahwa artikel ini ditulis pada pertengahan Mei 2021. Alias, hampir mencapai setengah dari keseluruhan tahun 2021.

Sehingga, dengan mengingat harga emas saat ini di kisaran US$1.850 per ons, masih ada waktu bagi harga emas untuk mencapai prediksi harga di bawah. Adapun, prediksi harga emas 2021 di bawah ini dihimpun dari berbagai lembaga keuangan, yang dikompilasi oleh analis senior Goldsilver.com Jeff Clark.

Dari tabel di atas, bisa diketahui bahwa beberapa lembaga keuangan top dunia masih berharap bahwa harga emas bisa kembali menyentuh US$2.000 per ons. Bahkan, ada juga yang optimistis dengan memegang angka US$2.300 per ons.

Tetapi harus dilihat juga, bahwa ada pandangan konservatif yang memarkirkan proyeksi harga emasnya di kisaran US$1.900 per ons. Di mana, prediksi tersebut tidak dicantumkan dalam tabel di atas.

Prediksi harga emas dari CPM Group dan Capital Economic, misalnya, memang terlihat lebih rendah dari kebanyakan lembaga. Yakni, di kisaran US$1.900 saja. Meski demikian, tetap ada hal menarik yang bisa dipetik dari dua ramalan yang “pesimistis” ini.

Jika harga emas melonjak jadi US$1.900 per ons, artinya harga logam mulia akan mengalami pertumbuhan 8% dibanding tahun lalu. Memang, angka itu lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 24%. Namun, setidaknya harga emas masih bisa bertumbuh setelah melalui awal tahun yang bergejolak.

Seperti diketahui, harga emas di awal tahun ini memang terombang-ambing disebabkan oleh kenaikan tingkat imbal hasil obligasi AS. Hubungan antara harga emas dan yield obligasi AS bisa disimak di artikel berikut.

Namun, jika memang harga emas tetap melanjutkan reli, kira-kira apa faktor pendukung utamanya?

Baca juga: Apa Itu Kebijakan Moneter?

3 Hal Ini Akan Pengaruhi Prediksi Harga Emas 2021

Sobat Cuan mungkin paham bahwa terdapat dua faktor yang bikin harga emas terbang di pertengahan Mei. Yakni, tingkat inflasi yang melonjak dan juga antisipasi investor atas kebijakan suku bunga acuan bank sentral The Fed.

Departemen Ketenagakerjaan AS merilis data bahwa tingkat inflasi tahunan April tercatat 2,4%, atau lonjakan tertinggi sejak 2009. Namun, The Fed sendiri mengatakan tidak akan segera mengubah suku bunga acuan, sehingga harga emas masih tetap aman.

Dua hal ini nampaknya tetap akan menjadi sentimen utama bagi prediksi harga emas 2021. Untuk lebih lengkapnya, Sobat Cuan bisa membaca penjelasan di bawah ini:

1. Ancaman Inflasi

Ancaman inflasi di AS semakin di depan mata. Banyak analis memperkirakan, inflasi mendekati akhir tahun akan semakin kencang seiring meningkatnya daya beli. Ini merupakan dampak langsung dari pembukaan kembali aktivitas ekonomi (reopening) pasca pandemi COVID-19.

Buktinya sudah bisa dirasakan pada April, di mana tingkat inflasi tahunan sudah mencapai 2,4%. Jika memang tren inflasi berlanjut, bukan tidak mungkin investor memburu emas sebagai aset pelindung kekayaan. Hal tersebut kemudian akan berujung ke kenaikan harga emas sepanjang tahun ini.

2. Suku Bunga Rendah

Seperti yang dijelaskan di atas, sikap The Fed yang memberi sinyal untuk tidak menaikkan suku bunga acuan akan berdampak baik bagi harga emas. Mengapa demikian?

Ketika The Fed menaikkan suku bunga acuan, maka hal itu juga akan mendongkrak tingkat imbal hasil produk jasa keuangan, seperti deposito, maupun obligasi. Jika itu terjadi, artinya investor akan lebih memilih menggenggam dua instrumen tersebut dan mulai melepas emas. Akibatnya, harga logam mulia pun bisa longsor.

Untungnya, sampai sejauh ini, The Fed belum memberikan sinyal akan mengerek suku bunga acuannya. Otoritas moneter AS itu sebelumnya mengatakan bahwa perubahan suku bunga acuan “mungkin” terjadi jika inflasi sudah menyentuh 2%.

Sehingga, yang perlu Sobat Cuan lakukan hanyalah berharap bahwa The Fed tidak akan melakukan prank dengan menaikkan suku bunga acuannya di tahun ini.

Baca juga: Indeks Saham AS dan Bitcoin Kompak Mencari Jalan untuk Menguat Pekan Ini

3. Pelemahan Nilai Dolar AS

Karena pembelian emas dilakukan dengan dolar AS, maka penurunan nilai mata uang tersebut akan membuat harga logam mulia menjadi relatif lebih murah. Sehingga, investor yang jarang bertransaksi menggunakan dolar AS akan memborong emas, dan mengerek harganya lebih tinggi.

Tetapi, apakah nilai dolar AS di tahun ini akan melandai? Jawabannya, adalah sangat mungkin.

Sejak awal tahun ini, The Fed dan pemerintah AS sama-sama memberikan kebijakan moneter dan fiskal yang cukup longgar. Tujuannya, adalah untuk memulihkan daya beli masyarakat selepas dihantam pandemi COVID-19.

Hasilnya, jumlah uang beredar akan semakin banyak jika dua kebijakan tersebut dilonggarkan. Nah, jika suplai dolar AS semakin banyak, artinya nilainya akan semakin di bawah tekanan. Hal ini tentu akan mendorong harga emas ke tingkat yang lebih tinggi.

Kesimpulan

Dengan menimbang prediksi di atas, maka saat ini tentu adalah saat yang tepat bagi Sobat Cuan untuk menimbun emas. Apalagi, menurut artikel berikut, kuartal II memang dikenal sebagai masa yang tepat untuk mengumpulkan emas.

Kalau begitu, tidak ada salahnya Sobat Cuan membeli emas digital di Pluang! Sebab, Pluang memiliki spread transaksi rendah, hanya 1,75%, plus tidak ada pembebanan biaya admin! Yuk, investasi emas digital di Pluang sekarang!

Baca juga: Cetak Rekor Melulu, Ini Alasan Harga Ethereum Bakal Terbang Terus!

Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!

Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!

Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!

Sumber: Goldsilver.com

Ditulis oleh
channel logo

Adi Putro

Right baner

Bagikan artikel ini

Artikel Terkait

Artikel Terkait

no_content

Trading dan Investasi dengan Super App Investasi  #1