Perusahaan investment bank asal Amerika Serikat JPMorgan meramal bahwa harga satu keping Bitcoin bisa menyentuh lebih dari US$146,000 per keping, atau sekitar Rp2 miliar, di masa depan. Prediksi tersebut dituangkan JPMorgan ke dalam laporannya pekan lalu.
JPMorgan menganggap kenaikan drastis tersebut disebabkan karena Bitcoin kini sedang bersaing dengan emas sebagai investasi “alternatif” bagi investor.
Meski demikian, tidak mudah bagi Bitcoin untuk mencapai level harga tersebut.
Saat ini, nilai kapitalisasi pasar Bitcoin mencapai US$575 milliar. Sehingga, menurut JPMorgan, nilai tersebut harus berkembang 4,6 kali lipat lagi untuk menyamai kapitalisasi pasar investasi emas senilai US$2,7 triliun.
Oleh karenanya, Bitcoin harus mampu meredam volatilitas harganya di pasar agar investor institusi merasa percaya diri untuk berinvestasi di Bitcoin.
Selama ini, Bitcoin dikenal sebagai instrumen investasi dengan fluktuasi harga tak terkendali. Kenaikan Bitcoin pernah mengejutkan Wall Street lantaran dibanderol lebih dari US$30.000 per kepingnya. Sayangnya, harganya terjun kembali beberapa saat kemudian.
“Sebagian besar investor institusi memandang volatilitas harga sebagai faktor penting dalam mengukur manajemen risiko portofolio. Semakin tinggi volatilitas aset, maka semakin tinggi risiko yang dihadapi investor,” tulis laporan tersebut.
Baca juga: JPMorgan Prediksi S&P 500 Akan Melonjak 25% di 2021
Para investor mata uang kripto meyakini reli harga Bitcoin di awal tahun ini berbeda dibanding kondisi serupa pada akhir 2017 lalu. Saat itu, harga satu keping Bitcoin pernah menyentuh US$20.000, namun anjlok ke US$3.122 setahun kemudian.
Mereka mengatakan kenaikan harga Bitcoin kali ini lebih didorong oleh tingginya minat investor institusi. Sehingga, saat ini adalah waktu yang tepat bagi investor lainnya untuk mempercayakan penempatan dananya di aset digital tersebut.
Hanya saja, masih ada beberapa pihak yang meyakini bahwa reli harga Bitcoin tahun ini serupa dengan tiga tahun lalu. Mereka beralasan bahwa Bitcoin hanyalah aset yang tak memiliki nilai intrinsik dan harganya terbentuk dari spekulasi-spekulasi investor. Ujung-ujungnya, mereka percaya kenaikan harga ini hanyalah imbas dari bubble semata.
Kendati demikian, laporan JPMorgan sedikit meragukan bahwa maraknya minat investor terhadap Bitcoin adalah kondisi utama yang membedakan reli tahun ini dibanding tahun 2017.
“Tingkat volatilitas harga Bitcoin memerlukan waktu yang lama untuk mendekati kestabilan fluktuasi harga emas. Ini menyiratkan bahwa target harga Bitcoin di atas US$146.000 ini sebagai target jangka panjang,” imbuh laporan tersebut.
Baca juga: 27 Kata-kata Motivasi dari Tokoh Sukses Dunia Ini Jamin Bikin Kamu Semangat Lagi!
Nikmati Keuntungan dengan Investasi Aman di Pluang!
Download aplikasi Pluang di sini untuk investasi emas, S&P 500 index futures, serta aset kripto Bitcoin dan Ethereum! Harga kompetitif di pasaran, selisih harga jual-beli terendah, dan tanpa biaya tersembunyi!
Untuk investasi emas, kamu bisa melakukan tarik fisik dalam bentuk emas Antam mulai dari 1 gram hingga 100 gram. Sementara dengan Pluang S&P 500, kamu bisa berinvestasi di kontrak berjangka saham perusahaan besar di AS! Mulai dari Apple, Facebook, Google, Netflix, Nike, dan lainnya! Segera download aplikasi Pluang!
Sumber: CNBC
Bagikan artikel ini